close
Nuga Sehat

Seks Usai Olahraga Bisa Menggairahkan

Laman kesehatan terkenal “hello sehat,” menulis tentang seks dikaitkan dengan olahraga.

Menurut laman itu gairah seksual seseorang  lebih meningkat setelah olahraga.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melakukan hubungan seksual setelah olahraga akan meningkatkan gairah seksual Anda.

Efek ini terjadi pada pria maupun wanita.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Archives of Sexual Behavior melaporkan bahwa pria yang melakukan olahraga enam puluh menit per hari, selama tiga sampai lima hari seminggu, dapat mengembangkan peningkatan seksual yang jauh lebih besar.

Penelitian lain yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine melaporkan bahwa olahraga jangka pendek sekitar dua puluh  menit secara signifikan meningkatkan gairah seksual wanita.

Lalu bagaimana bisa seks setelah olahraga lebih terasa menggairahkan?

Setelah berolahraga, hormon-hormon dalam tubuh Anda meningkat sehingga membuat Anda merasa bergairah.

Hormon ini termasuk adrenalin dan dopamin. Selain itu, peningkatan hormon testosteron alami juga terjadi dalam waktu satu jam setelah berolahraga.

Testosteron adalah hormon reproduksi pria yang mendorong gairah seksual pria dan berperan dalam pembentukan kepadatan tulang dan kekuatan otot.

Oleh karena itu, latihan kekuatan adalah latihan terbaik untuk meningkatkan gairah seksual Anda.

Menurut penelitian, olahraga dengan pasangan akan lebih baik lagi. Karena wanita dengan kadar testosteron lebih tinggi cenderung memiliki hasrat seks yang lebih tinggi pula.

Olahraga meningkatkan aliran darah ke setiap bagian tubuh, termasuk ke organ seksual Anda.

Aliran darah ke bagian tubuh Anda akan meningkatkan respon seksual. Anda mungkin mengalami ereksi yang lebih keras, karena darah mengalir pada tingkat yang lebih tinggi.

Selain itu, menurut ahli urologi dan kesehatan seksual, peningkatan aliran darah dapat menyebabkan orgasme sedikit lebih cepat dari biasanya.

Waktu terbaik untuk memanfaatkan hal ini adalah tak lebih dari 15 sampai 60 menit setelah berolahraga. Ini adalah saat darah Anda akan mengalir ke semua organ vital dan otot Anda, serta hormon Anda sedang berada di puncaknya.

Olahraga atau aktivitas fisik mampu meningkatkan gairah seksual wanita dengan membuatnya lebih sensitif terhadap sentuhan, terutama di daerah klitoris.

Klitoris adalah organ seks pada vagina yang memiliki fungsi murni untuk rangsangan seksual. Klitoris memang terkenal sensitif. Itu karena bagian intim tersebut memiliki saraf yang lebih banyak daripada bagian tubuh manapun.

Ada sekitar delapan ribu saraf pada klitoris. Hal inilah juga yang membuat hubungan seksual setelah olahraga membuat wanita lebih mungkin mengalami orgasme dari biasanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan ahli biologi asal Swiss, beberapa wanita sebenarnya lebih tertarik pada pria yang sedikit berbau. Bau yang dimaksud disini adalah bau alami pada pria. Pengaruh ini meningkat ketika pria memiliki kadar testosteron lebih tinggi dalam keringatnya.

Alat-alat olahraga di gym mungkin penuh dengan kuman, dan saat berkeringat tubuh mengeluarkan bakteri yang menghancurkan molekul keringat.

Jadi saat Anda sangat bergairah dan tidak sabar untuk berhubungan intim, sebaiknya lebih dulu menyeka badan dengan handuk atau tisu.

Anda juga bisa membilas tubuh di bawah pancuran sebentar sebelum lanjut ke ronde panas dengan pasangan.

Selain itu seks juga bisa meningkatkan performa olahraga.

Sebuah studi kecil seperti dilansir dari Mic menemukan bahwa atlet yang sering masturbasi dikaitkan dengan peningkatan kinerja atletik, dengan lebih dari sepuluh persen peningkatan kelincahan

Atlet yang percaya seks membuat mereka tampil lebih baik menunjukkan 68% potensi yang lebih besar untuk menghasilkan hasil performa olahraga yang lebih baik setelah seks.

Satu studi terbitan Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan testosteron  membantu memperkuat otot dan kekuatan kaki — walaupun testosteron yang diberikan dalam bentuk suplemen, bukan berasal dari seks.

Aktivitas seksual benar-benar bisa membantu memulihkan nyeri otot setelah pertandingan atau cedera olahraga lainnya pada wanita, menurut Barry Komisaruk, seorang profesor psikologi di Rutgers University di Newark, New Jersey.

Hal serupa juga ditunjukkan oleh atlet pria. Alasannya: Ketika pria orgasme, tubuh mereka merilis kombinasi kekuatan dopamin dan prolaktin, yang dapat membajak otak Anda untuk membuat Anda merasakan sedikit rasa sakit.

“Setidaknya satu mekanisme di mana seks menghadang rasa nyeri adalah bahwa aktivitas tersebut memblokir pelepasan neuropeptida yang disebut substansi P, yang merupakan pemancar sakit,” katanya.

Studinya menemukan bahwa orgasme wanita menghasilkan efek penangkal nyeri yang kuat. Efeknya, ungkap Komisaruk, bisa bertahan sampai dua puluh empat jam setelahnya dalam kasus nyeri kronis, seperti nyeri otot.

Komisaruk juga menemukan bahwa stimulasi vagina memiliki efek yang kuat pada ketegangan otot di kaki, meningkatkan dalam beberapa wanita dan melemahkan pada orang lain.

Ada keyakinan bahwa seks bisa mengacaukan pikiran atlet dari fokusnya terhadap pertandingan.

Mereka meyakini bahwa seks akan mengambil alih fungsi logika, dan sebagai gantinya justru memenuhi isi kepala tentang kenangan malam sebelumnya, yang membuat atlet lebih rentan terdistraksi bahkan sebelum peluit pertandingan benar-benar dibunyikan.

Juan Carlos Medina, koordinator umum dari departemen olahraga di Tecnologico de Monterrey, university of Mexico percaya bahwa hubungan seksual bermanfaat bagi atlet.

“Seks membantu Anda merasa santai dan puas secara seksual, mental, dan fisik,” katanya. “Hal ini memberikan kontribusi untuk mengurangi tingkat kecemasan atlet sebelum pertandingan penting.”

Dalam satu studi terbitan Journal of Sports Medicine And Physical Fitness, peneliti memberikan kedua atlet daya tahan dan berat badan angkat serangkaian konsentrasi dan tes atletik setelah berhubungan dan menemukan bahwa berhubungan seks sebelumnya tidak mengacaukan konsentrasi

Ketika membicarakan efek psikologis dari seks terhadap performa olahraga dan bagaimana itu bisa membantu meningkatkan atau menghancurkan kinerja atletik, penelitian ilmiahnya masih sangat terbatas.

Di sisi lain, dilansir dari Greatist, sebuah meta-analisis dari empat penelitian terpisah terbitan Journal of Sport Medicine menunjukkan bahwa ada tidaknya aktivitas seksual tidak memiliki dampak krusial apapun pada performa atletik, setelah mengamati hasil uji kekuatan tubuh, kebugaran aerobik, dan VO2 max pada atlet partisipan studi.

Satu studi yang dilakukan oleh Dr. Tommy Boone seperti ditulis Sex Info Online, yang mengukur performa olahraga pria di atas treadmill tidak menemukan perbedaan dalam kebugaran aerobik, proses oksigen, atau produk nilai tekanan antara laki-laki yang berhubungan seks dua belas jam sebelum bertanding dan mereka yang tidak berhubungan seks sama sekali.