close
Nuga Sehat

Sehat Itu Datang dari Kerabat Yang Baik

Sebuah  studi  terbaru yang dilakukan di University of North Carolina di Chapel Hill, Amerika Serikat,  dan dimuat di laman situs “mens’health,” Kamis, 11 Agustus 2016, mengungkapkan  bahwa orang-orang dengan hubungan kekerabatan yang baik bisa lebih sehat.

Orang-orang ini memiliki tekanan darah yang lebih rendah, lingkar pinggang dan indeks massa tubuh yang lebih kecil, serta level inflamasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki hubungan sosial positif.

“Pertemanan memberi efek positif yang sama pada kesehatan seseorang di tiap kelompok usia, terutama untuk remaja dan dewasa muda,” tulis “mens’health”.

Pengaruh hubungan kekerabatan pada kesehatan sangatlah kuat pada kelompok usia muda. Isolasi secara sosial memiliki efek negatif yang lebih tinggi dibanding kurang berolahraga.

“Kami akhirnya berhasil menunjukkan untuk pertama kalinya bagaimana hubungan ini terjadi, berevolusi, dan berubah seiring pertambahan usia,” ujar profesor sosiologi Yang Claire Yang dari UNC Chapel Hill.

“Berdasarkan temuan ini, sangat penting untuk mendorong remaja dan anak muda membangun hubungan sosial dan kemampuan berinteraksi secara luas.”

“ Ini sama pentingnya seperti mengonsumsi makanan sehat dan bergerak secara aktif,” kata penulis studi Kathleen Mullan Harris, yang juga seorang profesor sosiologi di UNC Chapel Hill.

Tak hanya Anda memiliki orang untuk berbagi suka dan duka, kehadiran sahabat dan keluarga berperan penting meningkatkan kualitas kesehatan hidup Anda.

Studi terbaru ungkap seseorang yang kurang memiliki hubungan sosial berdampak negatif pada kesehatan.

Orangtua berusia lima puluh tujuh hingga sembilan puluh satu yang jarang berinteraksi sosial, berisiko alami tekanan darah tinggi dibandingkan yang merasa tidak terisolasi.

Sementara itu, remaja dan orang dewasa muda yang merasa dirinya terisolasi sosial berisiko tingkatkan peradangan dibandingkan yang tidak merasa terisolasi tulis  laman situs  Live Science

“Hasil penelitian ini sangat penting untuk mendorong orang untuk membangun hubungan sosial yang luas baik dalam keluarga dan teman, serta meningkatkan keterampilan sosial seperti berinteraksi dengan orang lain,” terang penulis studi yang juga profesor sosiologi dari University of North Carolina, Amerika Serikat, Yang Claire Yang.

Sehingga jangan hanya pertimbangkan asupan nutrisi dan aktivitas fisik untuk jaga kesehatan Anda, pastikan juga Anda memiliki waktu untuk dihabiskan bersama sahabat dan keluarga.

Coba ingat-ingat lagi saat kuliah Anda termasu kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang atau kura-kura alias kuliah rapat kuliah rapat. Nah bagi Anda yang aktif dalam bergaul alias bersosialisasi saat kuliah manfaatnya akan dirasakan hingga tua.

Sebenarnya sudah banyak diketahui bila memiliki hubungan sosial yang baik berdampak pada kesehatan seseorang secara keseluruhan termasuk psikologisnya.

Lewat studi yang dilakukan peneliti dari University of Rochester, Amerika Serikat makin menegaskan mereka yang saat kuliah memiliki kehidupan sosial yang baik, ditandai dengan banyak teman, ternyata bisa memengaruhi kebahagiaan Anda di saat tua nanti.

Menurut pemimpin studi ini, Cheryl Carmichael, Mereka yang aktif bersosialisasi di usia 20-an akan memiliki emosi lebih baik saat berusia lima puluhan.

Carmichael menjelaskan memiliki banyak koneksi sosial saat berusia dua puluh tahun bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya karena dapat membantu kita menyadari siapa sebenarnya diri dan bantu membentuk diri untuk kehidupan saat dewasa.

Pada saat usia dua puluhan kita sering bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, berbagai pendapat, dan nilai-nilai yang berbeda. Lewat hal inilah kita belajar mengelola perbedaan.

Namun, jika seseorang sudah berusia tiga puluhan  tahun, memiliki banyak teman tidak terlalu signifikan bagi manfaat psikososial.

Yang terpenting pada usia ini adalah kualitas hubungan pertemanan yang akan memberikan kepuasan hidup.

Lalu bagaimana dampak mereka yang tidak memiliki hubungan pertemanan yang baik saat kuliah?

“Faktanya, hanya sedikit memiliki hubugan sosial itu sama buruknya dengan merokok, minum minuman alkohol, dan obesitas,” terang penulis studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Psychology and Aging ini.