close
Nuga Sehat

Ngopi Itu Bisa Mencegah Gagal Jantung

Wuah…ternyata mereka yang minum kopi tiga kali sehari bisa terhndar dari sakit jantung.

Benarkah?

Ya, seperti ditulis media Inggris terkenal, “the sun,” hari ini, Selasa, 17 April, meminum tiga cangkir kopi sehari bisa melindungi  seseorang  dari masalah jantung yang mematikan.

Selama ini, banyak dokter yang menyarankan pasien dengan detak jantung tidak teratur untuk menghindari kopi dan minuman mengandung kafein lainnya.

Tapi sekarang, sebuah riset mengatakan kalau kopi dan teh justru bisa bermanfaat.

Temuan ini menunjukkan bahwa minuman berkafein justru bisa mengurangi frekuensi detak jantung tidak teratur, yang dikenal dalam istilah medis dengan aritmia.

Kondisi ini menyebabkan jantung berdetak baik terlalu cepat atau lambat secara tidak merata.

Meski beberapa kondisi aritmia tidak membahayakan dan bahkan tidak disadari, tapi beberapa kondisi lainnya bisa meningkatkan risiko seseorang terkena gagal jantung.

Atrial fibrillation atau AFib, gangguan irama jantung yang paling umum, menyebabkan jantung berdebar sangat cepat bahkan tidak berdetak.

Jika tidak tertangani, kondisi ini bisa menyebabkan stroke.

Secangkir kopi diketahui mengandung sekitarsembilan puluh lima miligram kafein dan merupakan stimulan untuk sistem saraf pusat.

Ketika masuk ke tubuh, kafein menghalangi efek adenosine, zat kimia yang bisa meningkatkan risiko AFib.

Sebuah studi yang melibatkan dua ratusan ribu orang menunjukkan bahwa frekuensi AFib berkurang hingga enam persen pada peminum kopi rutin.

Dan studi lain yang melibatkan pasien seratusan ribu menunjukkan pengurangan risiko hingga tiga belas persen pada peminum kopi rutin.

“Ada persepsi publik yang seringkali didasarkan pada pengalaman anekdot, bahwa kafein merupakan pemicu umum masalah irama jantung. Tinjauan luas kami pada literatur medis menunjukkan bukan ini yang terjadi,” ujar Dr Peter Kistler, si pemimpin riset.

Tim Kistler juga menemukan bahwa kafein tidak memiliki efek pada aritmia ventrikel, detak jantung cepat atau tidak normal yang berasal dari katup jantung paling bawah.

Hingga enam cangkir kopi, sekitar lima ratus milligram kafein sehari, tidak meningkatkan keparahan dari kondisi ini.

Kistler mengatakan, minuman berkafein seperti kopi dan teh mungkin memiliki kandungan antiaritmik jangka pajang yang dimediasi oleh efek antioksidan dan antagonisme dari adenosine.

“Pada studi yang didasarkan pada populasi besar, pasien yang rutin mengonsumsi kopi dan teh pada kadar ringan memiliki risiko yang lebih rendah mengalami masalah irama jantung dan meningkatkan kemungkinan harapan hidup,” lanjut Kistler.

Sekalipun banyak manfaatnya, Anda tetap harus sadar bahwa segala sesuatu yang berlebihan pasti punya efek buruk untuk tubuh.

Banyak orang berpendapat bahwa terlalu banyak minum kopi bisa menyebabkan sakit jantung.

Kopi memang  tidak menyebabkan penyakit jantung.

Kafein pada kopilah yang bisa memengaruhi jantung. Namun ini bukan penyebab utama penyakitnya, melainkan hanya memperparah kondisi orang yang sudah memiliki penyakit jantung.

Di dalam kopi ada kafein yang membuat denyut jantung lebih cepat. Kalau peminum kopi punya riwayat penyakit jantung koroner, itu bisa berbahaya

Namun, konsumsi kopi yang berlebihan akan menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan keras.  Hal inilah yang dapat menyebabkan kondisi berbahaya.

Itulah sebabnya mengapa orang yang menderita penyakit jantung koroner atau penyempitan pembuluh darah tidak dianjurkan minum kopi secara berlebih.

Dianjurkan, bagi penikmat kopi yang juga memiliki riwayat penyakit jantung harus mengurangi konsumsi kopi per harinya.

Kalau minum secangkir enggak terlalu berefek. Kalau sudah tiga cangkir, itu bisa berbahaya

Lantas, apakah orang yang terkena sakit jantung bisa minum kopi?

Beberapa penderita penyakit jantung masih diperbolehkan alias masih bisa mengonsumsi kopi secara rutin, namun hal ini tidak berlaku untuk kita yang memiliki penyakit jantung koroner. Kenapa begitu?

Kandungan kafein yang terdapat pada kopi akan meningkatkan denyut jantung dan hal ini menyebabkan pembuluh darah yang menuju jantung mengalami penyempitan dan mengganggu kinerja jantung dalam memompa darah.

Kinerja jantung yang tidak normal ini akan menyebabkan tubuh kita berfungsi tidak seperti semestinya, seperti tiba-tiba kita mengalami sesak nafas, nyeri dada, jatuh pingsan, atau bahkan bisa saja terjadi serangan jantung mendadak.