close
Nuga Sehat

Mari Mengenali Gejala Depresi Sejak Awal

Depresi?

Ya, depresi sering kali tidak disadari kemunculannya.

Bahkan oleh orang yang mengalaminya. Itu karena para penderita depresi dan orang di sekitarnya tidak mengenali gejala depresi.

Depresi bisa diartikan sebagai sebuah kondisi gangguan psikologis dengan ciri adanya perasaan sedih atau kekosongan mendalam.

Orang yang depresi biasanya merasa bahwa mereka seolah masuk ke dalam lubang yang dalam, gelap, dan sulit untuk keluar dari sana.

Diagnosis depresi  hanya dapat diberikan melalui pemeriksaan oleh profesional, seperti psikolog/ psikiater,.

Jika ternyata Anda mengalami depresi, Anda harus segera mengambil tindakan.

Depresi merupakan penyakit yang bisa disembuhkan kalau penanganannya tepat.

Namun, depresi tidak bisa disembuhkan oleh Anda seorang diri. Anda membutuhkan bantuan orang lain.

Cobalah untuk menjalani sesi konseling bersama psikolog atau psikiater. Anda juga mungkin akan dirujuk untuk menjalani berbagai terapi seperti Terapi Kognitif Perilaku dan psikoterapi.

Untuk membantu Anda mengatasi kegelisahan atau tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut, pengobatan dengan antidepresan dan obat penenang bisa menjadi solusinya.

Obat tidur juga mungkin ditawarkan bagi Anda yang mengalami insomnia atau sulit tidur. Ingatlah bahwa terserang depresi bukan kesalahan Anda, tapi Anda bisa melawannya.

Ceritakan situasi Anda dengan jujur pada orang-orang terdekat Anda agar mereka bisa mendukung dan membantu Anda sembuh lebih cepat.

Jangan menyepelekan atau membiarkan depresi begitu saja karena dampaknya sangat berbahaya.

Berbagai studi telah menemukan hubungan yang sangat erat antara depresi dengan penyakit hati dan gagal jantung.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang menderita depresi memiliki kemungkinan lima puluh delapan persen lebih banyak terserang obesitas akibat perubahan pola makan yang drastis dan kurang berolahraga.

Jika tidak ditangani secara serius, depresi di usia muda bisa menurunkan kemampuan otak serta meningkatkan risiko Alzheimer dan stroke.

Dalam beberapa kasus, mereka yang sudah terserang depresi berat cenderung mencoba untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Maka, sudah saatnya Anda menanggapi stres dan depresi dengan serius. Kenali perbedaannya dan segera tangani stres dan depresi sebelum terlambat.

Sebenarnya gejala depresi dan stress itu hamper sama

Stres biasanya dimulai dari rasa kewalahan akibat banyaknya tekanan dari luar dan dalam diri seseorang yang telah berlangsung cukup lama.

Stres bisa mendorong Anda untuk semakin bersemangat menghadapi tantangan, tapi juga bisa mematahkan semangat Anda. Ini karena setiap orang memiliki mekanisme yang berbeda-beda dalam menghadapi stres.

Ketika Anda dilanda stres, tubuh Anda membaca adanya serangan atau ancaman.

Sebagai mekanisme perlindungan diri, tubuh akan memproduksi berbagai hormon dan zat-zat kimia seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin.

Akibatnya, Anda akan merasakan dorongan energi dan peningkatan konsentrasi supaya Anda bisa merespon sumber tekanan secara efektif.

Tubuh juga akan secara otomatis mematikan fungsi-fungsi tubuh yang sedang tidak diperlukan, misalnya pencernaan.

Namun, apabila stres muncul pada saat-saat yang tidak diinginkan, darah akan mengalir ke bagian-bagian tubuh yang berguna untuk merespon secara fisik seperti kaki dan tangan sehingga fungsi otak menurun.

Inilah sebabnya banyak orang yang justru sulit berpikir jernih saat diserang stres.

Berbeda dengan stres, depresi adalah sebuah penyakit mental yang berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasi penderitanya.

Depresi bukan tanda ketidakbahagiaan atau cacat karakter.

Depresi bukanlah keadaan yang wajar ditemui seperti stres atau panik.

Orang yang terserang depresi biasanya akan merasa hilang semangat atau motivasi, terus-menerus merasa sedih dan gagal, dan mudah lelah. Kondisi ini bisa berlangsung selama enam bulan atau lebih.

Maka, orang yang menderita depresi biasanya jadi sulit menjalani kegiatan sehari-sehari seperti bekerja, makan, bersosialisasi, belajar, atau berkendara secara normal.

Siapa pun bisa terserang depresi, terutama jika ada riwayat depresi dalam keluarga terdekat Anda. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita lebih berisiko terserang depresi daripada pria.