close
Nuga Sehat

Lemak Perut Ataua Paha, Mana Berbahaya

Apakah Anda tahu mana yang lebih berbahaya antara lemak perut dengan lemak paha.

Ya, laman kesehatan terkenal “hello sehat,” menulis tentang kasus lemak paha dan lemak perut ini.

Dalam tulisannya itu “hello sehat” dengan rinci menguraikan kedua aspek lemak yang “tumbuh” di dua bagian tub uh itu.

Menurutnya, jika Anda perhatikan, ada orang bertubuh gemuk dengan kumpulan lemak di perut, sementara sebagian lainnya memiliki kumpulan lemak di paha.

Tahukah Anda kalau perbedaan letak lemak ini bisa mengindikasikan bahaya yang berbeda pula?

Lantas, antara lemak perut dan lemak paha, mana yang lebih berbahaya?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bentuk tubuh setiap orang bermacam-macam.

Orang yang memiliki kelebihan lemak di perut atau di sekitar bagian atas tubuhnya bisa disebut dengan bentuk tubuh tipe apel.

Sedangkan orang yang punya tumpukan lemak lebih banyak di bagian bawah tubuh, seperti di paha dikenal sebagai bentuk tubuh tipe pir.

Sebenarnya masing-masing kumpulan lemak ini, entah itu di paha atau perut, tetap membahayakan kesehatan dan bisa menimbulkan risiko penyakit tertentu.

Namun ternyata lemak perut harus lebih diwaspadai ketimbang lemak paha.

Dilansir dari laman Forbes, orang yang punya tumpukan lemak perut biasanya punya lemak visceral lemak yang menempel pada beberapa bagian organ dalam tubuh yang cukup banyak.

Hal ini jauh lebih berbahaya daripada tumpukan lemak di bawah kulit seperti di pinggang, paha, atau lengan.

Setelah Anda mengetahui lemak di bagian mana yang lebih berbahaya, sekarang saatnya Anda mencari tahu risiko kesehatan yang disebabkan dari kumpulan lemak dalam perut Anda.

Menurut Samuel Dagogo-Jack, MD, dari American Diabetes Association, bahwa lemak di perut Anda bisa menyebabkan racun bagi sistem kerja tubuh. Lemak-lemak ini mampu merangsang terbentuknya bahan kimia sitokin di dalam tubuh, sehingga bisa meningkatkan peluang penyakit jantung.

Selain itu hal ini juga membuat tubuh Anda kurang sensitif terhadap insulin sehingga menyebabkan terkena penyakit diabetes.

Sitokin juga dapat menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan kanker.

Tak berhenti sampai di situ, risiko kesehatan lain yang mungkin Anda terima yakni tekanan darah meningkat, stroke, bahkan sleep apnea.

Banyak orang yang tak peduli dengan tumpukan lemaknya, terutama di bagian perut. Bahkan ada yang menganggap hal ini normal.

Padahal, Anda justru harus waspada dan tahu apakah lemak tersebut bisa membahayakan atau tidak.

Ada cara mudah untuk mengetahui apakah lemak di perut Anda bahaya atau tidak.

Tidak memerlukan tes darah ataupun pemeriksaan laboratorium, yang dibutuhkan hanyalah alat ukur seperti pita meter yang bisa dilingkarkan pada perut Anda.

Ukuran lingkar pinggang normal bagi wanita adalah kurang dari 80 cm, sedangkan pada pria harus kurang dari sembilan puluh centimeter

Maka, saat ukuran pinggang Anda lebih dari angka tersebut akan semakin besar bahaya yang dapat berakibat pada kesehatan.

Jangan khawatir, jika Anda memiliki lemak yang berlebihan di perut, maka ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

Konsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik rendah dapat membantu mencegah lemak perut bertambah banyak.

Selain itu, konsumsi makanan berserat tinggi seperti apel, wortel, dan makanan whole grain dapat membantu mengendalikan berat badan.

Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan kemasan karena makanan jenis ini mengandung lemak trans, gula, dan garam yang semuanya dapat menyebabkan lemak di sekitar perut.

Rutin melakukan latihan fisik bisa sangat membantu dalam mengurangi atau mencegah lemak perut.

Misalnya Anda dapat melakukan latihan dasar pilates dan yoga untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot perut, selain itu latihan aerobik seperti bersepeda, berenang, dan berjalan kaki dapat memperbaiki kesehatan kardiovaskular dan mengurangi kemungkinan penyakit jantung.