close
Nuga Sehat

Lari Kini Jadi Pilihan “Pop” Olahraga Sehat

Lari kini menjadi gaya hidup sekaligus pilihan olahraga sehat bagi banyak orang.

Karenanya, olahraga juga kini makin sering dijalani untuk mewujudkan misi hidup berkualitas.

Nah, salah satu olahraga yang paling diminati adalah berlari karena simpel dan mudah dilakukan tanpa keluar biaya.

Akan tetapi, biasanya orang yang belum biasa lari akan sedikit kesulitan menjaga ritme pernapasannya.

Seperti ditulis  laman  Very Well, hari ini Rabu, 31 Januari ada beberapa  cara agar lari tetap fun tanpa harus ngos-ngosan.

Pertama,  jaga badan Anda tetap tegak, dan hindari membengkokkan pinggang saat Anda berlari. Ini akan membantu Anda bernapas lebih efisien.

Posisi membungkuk bisa mengurangi kapasitas paru-paru dan membatasi pernapasan.

Selain itu atur napas dan tarik  dalam-dalam dari mulut dan hidung. Dengan mengatur napas, Anda bisa memberikan cukup ruang untuk oksigen.

Anda harus merasakan perut Anda berkembang, bukan dada bagian atas. Kemudian hembuskan melalui mulut.

Dan gerakan lengan untuk bergerak

Gerakan tangan  ini upyakan menyentuh sembilan puluh derajat saat berlari. Saat mengayunkan satu lengan ke belakang, lengan satunya harus mengayun ke depan. Pergerakan lengan ini akan membantu kaki agar tak bekerja terlalu keras

Selain itu, yang penting, sebelum memilih olahraga lari Anda perlu mengecek kesehatan secara baik.

Walau pun lari salah satu olahraga praktis dan menyehatkan Anda  juga  harus menghindari cedera  jika tidak dipersiapkan dengan baik.

Banyak yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri sebelum mulai berlari. Selain latihan yang teratur dan terukur, penting juga melakukan medical check up atau cek kesehatan secara umum.

Dan sangat dianjurkan untuk cek kesehatan terlebih dahulu jika ingin berolahraga berat, termasuk di antaranya lari.

Ini penting dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti cedera atau bahkan kematian.

 

Seseorang yang melakukan olahraga intensitas tinggi termasuk lari, hendaknya memeriksakan kondisi tubuhnya dengan cara cek fisik serta cek laboratorium.

Cek fisik dilakukan guna menggali keluhan dan tanda penyakit. Hasilnya bisa digunakan untuk menentukan jenis lari seperti apa yang paling cocok dilakukan pada kondisi tertentu.

Cek laboratorium dilakukan antara lain untuk mengetahui sirkulasi darah dan hemoglobin seseorang. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan fungsi organ-organ dalam seperti ginjal dan liver.

Semua organ dalam tubuh harus berfungsi dengan baik guna mengoptimalkan fungsi organ dalam sesuai fungsinya.

Seperti liver harus dipastikan dalam keadaan normal untuk mendetoksifikasi tubuh dengan baik saat melakukan lari.

Selain itu juga ada pemeriksaan mendalam di organ jantung yang dilakukan dengan treadmill. Dari situ terlihat jantung kuat atau tidaknya untuk melakukan olahraga yang berat seperti lari

Selain itu perlu juga diperhatikan agar kita bisa mengenali nyeri yang diakibatkan karena belum terbiasa dengan karena munculnya cedera yang lebih serius.

Ini karena menurut ahli fisioterapi Jason Bonacci dari Deakin University sekitar delapan puluh persen pelari akan mengalami cedera.

Penyebabnya bisa karena berlari terlalu jauh, terlalu cepat, atau berlari dengan postur tubuh yang buruk.

Dijelaskan oleh Jason bahwa rasa nyeri setelah olahraga yang biasa muncul karena otot-otot mengalami sobekan mikroskopik.

Tubuh akan bereaksi mengeluarkan molekul peradangan sehingga otot bisa jadi lebih cepat sembuh dan semakin kuat.

“Berita baiknya adalah rasa nyeri karena proses itu akan hilang dalam waktu beberapa hari dan setelah terbiasa lari rasa nyerinya akan berkurang,” kata Jason seperti dikutip dari ABC Australia.

“Jadi secara sederhana kalau nyeri muncul beberapa hari setelah olahraga itu normal. Tapi kalau nyeri tetap terasa setelah lebih dari seminggu, terutama di satu tempat, maka itu saatnya kamu berpikir bahwa ini bukan proses penyembuhan yang normal,” lanjutnya.

Bila memang nyeri terasa lebih dari seminggu Jason menyarankan agar segera temui dokter untuk mendapatkan terapi yang diperlukan.

Jangan ditahan karena bisa jadi malah akan memperparah cedera membuat proses penyembuhan lebih lama.

Semakin cepat cedera ditangani semakin baik karena artinya seseorang juga bisa kembali berolahraga lebih cepat.

Salah satu alasan kenapa orang sering gagal menerapkan resolusi tahun baru rutin olahraga adalah karena takut atau trauma cedera.