close
Nuga Sehat

Kurang Zat Besi Bisa Penyebab Tuli

Awas, bila Anda kekurangan zat besi akan didatangi anemia

Kasus ini didapat dari sebuah penelitian terbaru yang  menunjukkan bahwa seseorang yang menderita anemia akibat kekurangan zat besi dua kali dapat mengalami gangguan pendengaran, dibanding mereka yang tidak mengalami kekurangan zat besi.

Seperti ditulis laman situs Live Science, penelitian yang diterbitkan di akhir Desember tahun lalu itu, dan dimuat  di jurnal JAMA Otolaryngology-Head and Neck Surger,  menggunakan data rumah sakit yang melibatkan lebih dari tiga ratus ribu orang dewasa di Hershey, Pennsylvania.

Ada tiga kelompok gangguan pendengaran yang diteliti.

Pertama, gangguan pendengaran sensorineural.

Gangguan pendengaran ini berupa kerusakan pada telinga bagian dalam, kerusakan saraf dari telinga ke otak, hingga menyebabkan kerusakan otak.

Kedua, gangguan pendengaran konduktif, yaitu terjadi ketika gelombang suara tidak dapat diterima oleh telinga dengan baik.

Ketiga adalah kelompok yang mengalami kedua gangguan pendengaran tersebut.

Penelitian yang dipimpin oleh Kathleen Schieffer dari Pennsylvania State University College of Medicine menjelaskan, gangguan pendengaran, khususnya sensorineural dapat terjadi karena kerusakan pembuluh darah kecil di telinga.

Kerusakan pembuluh darah kecil itu dikaitkan dengan kekurangan zat besi dalam darah.

Selain itu, anemia kekurangan zat besi juga diduga dapat merusak myelin yang menyelimuti sel-sel saraf, termasuk saraf yang terhubung antara telinga dan otak.

Melalui penelitian ini, diharapkan bisa dilakukan studi lanjutan apakah pemberian suplemen zat besi akan mampu membantu mencegah atau mengatasi gangguan pendengaran

Partisipan berasal dari usia muda hingga tua dengan rata-rata berada di usia lima puluhan.

Berdasarkan catatan, para peneliti menemukan orang dengan anemia karena kekurangan zat besi memiliki beberapa gejala yang berkaitan dengan gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran terbagi menjadi tiga jenis: sensorineural, konduktif, dan kombinasi.

Gangguan pendengaran sensorineural dapat berasal dari kerusakan telinga dalam, kerusakan saraf antara telinga hingga otak, atau gangguan yang ada di otak.

Gangguan pendengaran konduktif muncul ketika suara tidak dapat melewati saluran pendengaran di telinga dengan baik. Sedangkan gangguan pendengaran kombinasi merupakan gabungan dari keduanya.

Para peneliti menemukan orang anemia berpotensi mengalami gangguan pendengaran kombinasi dibandingkan yang tidak menderita penyakit ‘kurang darah’ itu.

Selain itu, orang dengan anemia zat besi  lebih mungkin terkena gangguan pendengaran sensorineural.

Namun penelitian tidak menemukan hubungan antara anemia zat besi dengan gangguan pendengaran konduktif.

Pemimpin penelitian, Kathleen Schieffer dari Pennsylvania State University College of Medicine menjabarkan kasus gangguan pendengaran sensorineural dapat muncul akibat ada kerusakan di pembuluh kecil di telinga.

Dan anemia akibat kekurangan zat besi dapat membuat seseorang berisiko mengalami kerusakan pembuluh darah tersebut. Hal ini pernah juga disinggung pada penelitian sebelumnya.

Para peneliti menulis, kondisi tersebut terjadi diduga karena anemia akibat kekurangan zat besi menyebabkan beberapa gejala penyakit darah yang mempengaruhi kondisi pembuluh darah halus.

Sebagai tambahan, kondisi gangguan tersebut berpengaruh pada myelin, selubung yang mengelilingi sel saraf termasuk saraf penghubung telinga dan otak.

Sedangkan dalam kasus gangguan pendengaran konduktif, para peneliti menerangkan gangguan tersebut lebih disebabkan masalah teknis seperti tertutupnya saluran pendengaran termasuk penumpukan kotoran telinga, atau kerusakan gendang telinga.

Oleh karena itu, para peneliti menduga gangguan konduktif tidak berhubungan secara langsung dengan kondisi kekurangan zat besi dan anemia.

Meski telah menemukan beberapa indikasi keterkaitan antara anemia akibat kekurangan zat besi dengan gangguan pendengaran, namun para peneliti masih belum dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat lebih detil antara dua hal tersebut.

Untuk Anda tahu zat besi memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, seperti untuk pembentukan hemoglobin, menjaga kesehatan sel, kulit, rambut, dan kuku.

Kekurangan zat besi lebih sering dialami pada wanita, anak-anak, vegetarian, dan mereka yang melakukan donor darah rutin.

Wanita mengalami menstruasi sehingga berisiko kekurangan zat besi. Anak-anak rentan karena mereka membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan dan tidak mendapatkan suplai zat besi yang cukup dari ASI atau susu formula.

Vegetarian berisiko karena mereka tidak memakan makanan yang kaya zat besi seperti daging.

Donor darah menyebabkan berkurangnya cadangan zat besi dalam tubuh sehingga memerlukan tambahan suplemen zat besi