close
Nuga Sehat

Diabetes? Makan Karbohidrat Paling Akhir

Anda seorang penyandang diabetes?

Jika ya, sebaiknya Anda tahu  hubungan karbohidrat dan diabetes sebab ini  sangat penting diketahui

Anda tahu apa iti karbohidrat?

Karbohidrat  yaitu sebuah proses gabungan yang melibatkan air, karbon dioksida dan pigmen hijau klorofil  yang dikenal dengan nama glukosa

“Carbo”artinya karbon dan “hydrate” artinya air.

Karbohidrat secara hampir exclusif hanya terdapat pada makanan nabati.

Lantas apa hubungan karbohidrat dengan diabetes?

Karbohidrat didalam tubuh akan dipecah menjadi glucose dan darah akan membawa glucose  keseluruh tubuh kita dan diserap tubuh dan diolah menjadi sebagai energi.

Sedangkan keseimbangan atau dengan kata lain jumlah glucose  yang dibutuhkan oleh tubuh kita akan dikendalikan oleh insulin yang dihasilkan oleh pankreas.

Jika pankreas tidak bisa atau hanya menghasilkan insulin sangat sedikit, maka kadar glucose (gula) didalam darah kita akan berkelebihan dan ini disebut dengan gula darah tinggi. Gula darah yang tinggi biasanya lebih populer disebut diabetes.

Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling berlimpah dan ekonomis di dunia ini dan karbohidrat memberikan energi yang terbaik untuk berbagai fungsi tubuh manusia.

Makanan penghasil energi bisa berasal dari karbohidrat, lemak, atau protein, tetapi karbohidrat tetap merupakan sumber energi yang terbaik.

Bagi seorang penyandang diabetes, harus menghindari makanan berkarbohidrat tinggi.

Dan sulit rasanya untuk menghindari kombinasi antara karbohidrat  dengan daging dan sayur dalam waktu bersamaan.

Namun, bagi Anda yang kini sedang mengalami masalah keseimbangan gula darah, mengatur waktu untuk mengonsumsi jenis asupan tadi bisa menjadi cara mendapatkan tubuh yang lebih sehat.

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal akademis BMJ Open Diabetes Research & Care, makan karbohidrat di akhir sesi makan adalah strategi sederhana namun dapat diandalkan untuk menjaga gula darah tetap stabil.

Gula darah yang stabil penting untuk menjaga kesehatan yang baik dan berat badan yang sehat.

Penelitian yang dipimpin oleh Louis J. Aronne MD, FACP, Profesor Penelitian Metabolik di Pusat Kontrol Berat Komprehensif di Weill Cornell Medical College New York mencoba memenuhi kurangnya data ilmiah tentang ‘bagaimana Anda makan akan mempengaruhi gula darah’.

Tim peneliti yang terdiri ilmuwan dari Weill Cornell, Columbia University dan Boston Children’s Hospital itu merekrut 1enam belas orang dewasa setengah baya dengan diabetes tipe 2 untuk makan makanan yang mengandung protein, sayuran, dan karbohidrat.

Mereka selama tiga hari, peserta diminta untuk melakukan tiga strategi makan

Pertama makan karbohidrat lebih dahulu, sepuluhmenit kemudian diikuti dengan makan protein dan sayuran.

Selanjutnya, protein dan sayuran dahulu, sepuluh menit kemudian baru makan karbohidrat.

Dan kemudian, protein, sayuran, dan karbohidrat semuanya disajikan pada waktu bersamaan.

Selama penelitian, kadar gula darah peserta selalu diukur sebelum mereka makan, kemudian setiap tiga puluh  menit dan seratus delapan puluh menit setelah makan.

“Hasilnya cukup menakjubkan,” kata rekan peneliti Dr. Arrone, Alpana Shukla, MD, MRCP, asisten profesor penelitian di bidang kedokteran dan direktur penelitian klinis di Weill Cornell.

“Mengonsumsi karbohidrat di akhir sesi makan menghasilkan kadar gula darah lima puluh tiga koma delapan persen lebih rendah ketimbang mengonsumsi karbohidrat di awal sesi makan, dan empat puluh koma empat persen lebih rendah ketimbang memakan karbohidrat bersamaan dengan asupan lain,” katanya.

“Itu berarti, mengatur waktu makan karbohidrat memiliki dampak signifikan pada kadar gula darah.”

Para periset mencatat bahwa kadar insulin secara signifikan juga lebih rendah saat orang-orang mengonsumsi karbohidrat di akhir makan.

Karena insulin diperlukan untuk metabolisme gula darah, tim menilai bahwa mengonsumsi karbohidrat pada akhir makanan membuat tubuh memerlukan lebih sedikit insulin.

Shukla mengatakan bahwa struktur tepung karbohidrat yang dikonsumsi di akhir sesi makan ini dapat menjadi dasar untuk mengurangi dosis obat-obatan, termasuk insulin, untuk pengelolaan diabetes tipe-2.

Ada kemungkinan bahwa strategi makan ini juga dapat membantu Anda menghindari kenaikan berat badan, karena tingkat insulin yang lebih tinggi terkait dengan penambahan berat badan.

Meski penelitian lebih lanjut diperlukan, nampaknya tim peneliti telah yakin bahwa cara ini dapat menjadi pilihan yang baik untuk membantu menstabilkan kadar gula darah dan menjaga kesehatan.

Tags : slide