close
Nuga Sehat

Awas Pemanis Buatan bagi Kesehatan

Dewasa ini, makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan sangat digemari oleh masyarakat.

Ini karena rasa manis dari asupan tersebut tidak menambah jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh, sehingga tidak bikin berat badan meningkat.

Oleh karena alasan tersebut, banyak orang yang tak sungkan memilih makanan atau minuman yang mengandung pemanis buatan sebagai asupan sehari-hari.

Apakah Anda salah satunya?

Ada banyak jenis pemanis buatan, namun yang paling umum digunakan pada produk makanan maupun minuman adalah aspartam dan sukralosa.

Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika  telah mengizinkan penggunaan enam jenis pemanis buatan: sakarin, aspartam, sukralosa, neotame, acesulfame-K, dan stevia.

Keenam pemanis buatan tersebut dianggap aman untuk kesehatan apabila dikonsumsi dalam batas wajar yang sudah ditentukan.

Karena mengandung nol atau kalori yang sangat rendah, pemanis buatan tersebut diizinkan penggunaannya sebagai pengganti gula dalam beberapa kondisi.

Misalnya untuk membantu menurunkan berat badan, menjaga agar gigi tidak berlubang, serta membantu penyandang diabetes mellitus untuk mengontrol kadar gula darah tetap stabil.

Pemanis buatan memang dapat mendatangkan manfaat baik. Tak heran, banyak orang yang tergoda untuk mengonsumsinya dalam jumlah banyak, dengan alasan terhindar dari pertambahan berat badan maupun peningkatan kadar gula darah.

Fenomena tersebut mendorong para ahli untuk melakukan penelitian mengenai dampak kesehatan dari konsumsi pemanis buatan dalam jumlah berlebihan.

Pada tahun tujuhpuluhan, pemanis buatan jenis siklamat diduga menyebabkan kanker dan ditarik dari pasar.

Namun demikian, pemanis buatan yang diizinkan oleh FDA masih terbukti aman dan tidak menyebabkan peningkatan risiko kanker, dengan catatan tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Karena jika dikonsumsi berlebihan, pemanis buatan yang awalnya aman tetap dapat menyebabkan terjadinya kanker kandung kemih.

Tak hanya itu, sebuah studi yang dilakukan selama sebelas tahun di Inggris menunjukan bahwa orang yang mengonsumsi dua kaleng atau lebih minuman manis dalam sebulan memiliki risiko penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal kronis lebih tinggi.

Di sisi lain, studi yang melibatkan penyandang diabetes melitus tipe 2 menyebutkan bahwa konsumsi rutin sarapan pagi yang mengandung pemanis buatan jenis aspartam atau sukralosa tatap dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Ini sama halnya dengan mengonsumsi gula biasa.

Sedangkan, studi yang dilakukan terhadap lima ribuan orang dewasa di San Antonio mendapatkan hasil bahwa konsumsi pemanis buatan secara rutin terbukti dapat meningkatkan berat badan.

Bahkan, konsumsi minuman soda diet ternyata lebih menyebabkan kegemukan ketimbang minuman soda yang mengandung gula asli.

Mengetahui fakta medis tersebut, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis – baik itu yang mengandung gula asli maupun pemanis buatan dengan bijak.

Jangan mengonsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan. Ingatlah selalu bahwa segala sesuatu yang berlebihan sangat tidak baik bagi kesehatan.