close
Nuga News

Mesir Masih Rusuh Dan Mencekam

Kepolisian Mesir dan pengunjuk rasa kembali terlibat bentrokan di pusat Kota Kairo pada Selasa dini hari waktu setempat. Bentrokan ini sebelumnya dipicu oleh perkelahian antara massa pendukung mantan Presiden Mohammad Morsi dengan warga setempat.

Warga marah dengan ulah para pendukung Morsi ketika mereka mencoba memblokir sebuah perlintasan di Sungai Nil. Menurut kantor berita MENA, 22 orang terluka akibat bentrokan ini.

Polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk menghentikan bentrokan antara kedua kelompok Bentrokan sengit terjadi di Ramses Street, berdasarkan keterangan saksi mata yang dikutip Reuters.

Tembakan gas air mata polisi ditujukan kepada para pendukung Morsi. Menurut saksi mata itu, tembakan dikeluarkan setelah para demonstran menutup akses Ramses Street dan jembatan 6 Oktober.

Ramses Street adalah salah satu jalur utama di Kairo, sementara jembatan 6 Oktober merupakan penghubung dua sisi Sungai Nil. Tindakan para demonstran ini mengundang kemarahan para pengguna jalan dan memicu bentrok.

Bentrok berskala kecil terus berlanjut hingga pukul 21.35 waktu setempat, atau Selasa pukul 02.25 WIB. Polisi tak mengambil tindakan apa pun atas insiden ini. Saat itu, beberapa wilayah di Kairo tidak terlalu terpengaruh dengan bentrokan.

Senin pekan lalu, 53 pendukung Mursi tewas ketika tentara Mesir menembaki mereka yang sedang shalat subuh. Tentara menuding para demonstran sebagai penyebab tragedi itu, tetapi pendukung Mursi menyatakan peristiwa itu sebagai pembantaian.

Tetapi, setelah kondisi sudah mulai aman, beberapa bentrokan kecil di jalanan justru makin marak. Salah satu bentrokan yang terjadi di dekat Museum Mesir, -yang selama ini menjadi pusat pariwisata- menimbulkan kekhawatiran mengenai stabilitas di negara tersebut.

Warga setempat pun tidak bisa menerima kondisi yang terjadi saat ini. “Saya sudah muak dengan dengan kondisi ini. Mesir memang benar-benar menjijikan,” ujar seorang warga Ashraf Mohamed, seperti dikutip Reuters, Selasa.

Sementara bentrokan yang terjadi diawali oleh pelemparan batu yang dilakukan oleh massa pro-Morsi yang menerikan slogan anti-militer. Helikopter militer dan polisi anti huru-hara dikerahkan untuk meredam aksi protes. Tetapi ketika kondisi semakin panas, polisi melakukan tindakan keras.

Massa pendukung Morsi yang melakukan aksi protes tersebut, menilai polisi dan militer Mesir melakukan tindakan keras. Mereka menuduh pihak berwenang melakukan pembunuhan dan melawan warga Mesir.

Morsi dilengserkan oleh militer Mesir pada 3 Juli lalu. Kelompok Ikhwanul Muslimin menuduh militer melakukan kudeta, tetapi hal tersebut dibantah oleh militer dan menyebutnya sebagai sebuah tindakan koreksi

Tags : slide