close
Nuga Life

Si “Tukang Atur” Memang Menjengkelkan

Laman situs “womenhealth.com,” selama dua hari, Selasa dan Rabu ini, secara berurutan menurunkan tiga  laporan tentang si “tukang atur” dalam rumah tangga.

Si “tukang atur,” apakah ia lelaki atau wanita adalah mereka yang posesif dan selalu ingin mengontrol.

Memang tidak musah untuk keluar dari sikap ini, terutama mereka yang di atur.

Untuk itulah seorang pskilog terkenal Brandy Engler ingin mengajarkan bagaimana cara  mendeteksi si tukang atur

Menurut Brandy Engler,  seseorang yang mempunyai tendensi ini bersikap seakan-akan mereka punya hak untuk selalu menghubungi dan mengetahui informasi pribadi Anda.

Lalu, ketika dia merasa Anda menjauh, tukang atur menjadi marah atau bersikap terlalu dramatis.

Dia melanjutkan, pada tahap awal hubungan, pria yang suka mengontrol biasanya sangat bergairah dan memberi Anda banyak perhatian.

Walaupun pada awalnya hal ini terasa menyenangkan, tetapi lambat laun Anda akan merasa mereka terlalu menuntut dan membuat Anda gerah.

Sayangnya, ketika Anda menarik diri, seseorang yang tukang atur malah marah dan semakin berusaha mengontrol.

“Jika Anda tidak menurut, orang seperti ini akan merendahkan Anda, menghina secara emosional atau lebih buruknya lagi, bersikap kasar pada dirinya sendiri atau Anda,” ucap Engler.

Brandy Engler,  berkata bahwa sikap suka mengontrol biasanya disebabkan karena kurangnya kepercayaan diri.

Mereka merasa Anda akan pergi atau selingkuh bila tidak diawasi.

Akibatnya mereka bersikap posesif dan mengontrol hingga menganggu kehidupan Anda.

Namun, menyebut seseorang sebagai tukang atur bukanlah masalah hitam atau putih.

Engler mengatakan, sikap pengontrol ini memiliki spektrum dan bisa disebabkan oleh ketidakpercayaan diri ringan hingga kelainan jiwa.

Lebih buruknya lagi pada spektrum yang rendah, sikap pengontrol ini bisa termanifestasi dalam bentuk mengecek ponsel Anda, selalu mengecek keberadaan Anda, dan curiga terhadap teman-teman dan keluarga Anda.

Sementara itu, dalam spektrum tinggi, sikap pengontrol bisa menjurus ke arah kekerasan, misalnya merusak barang-barang di sekitar Anda, mengancam, hingga memukul bila Anda tidak mau menuruti kemauannya.

Salah satu hal tersulit dalam hubungan adalah mendapati pasangan ternyata seseorang yang posesif dan suka mengontrol.

Ada beberapa reaksi yang biasanya dilakukan wanita saat menghadapi orang seperti ini.

Sebagian dari mereka ingin memutuskan hubungan tetapi takut dengan reaksinya meledak-ledak.

Ada juga yang ingin melanjutkan hubungan karena masih cinta, tetapi tidak tahan bila selalu dikontrol.

Apa yang sebaiknya Anda lakukan bila pasangan ternyata tukang kontrol?

Jika sepertinya dia tidak akan pernah mempercayai Anda, psikolog Brandy Engler mengusulkan untuk memberanikan diri memutuskannya.

“Ini adalah masalah mendasar yang tidak akan pernah sembuhkan,” ucapnya.

Akan tetapi, bila masalah ini cukup ringan, bisa jadi pasangan hanya kurang percaya diri dan hal ini bisa diselesaikan dengan terapi dan usaha dari Anda.

Ketika pasangan mulai meminta untuk mengecek ponsel Anda, berikan batasan yang jelas kepadanya.

“Jangan biarkan dia mengecek ponsel Anda, hal ini malah akan membuatnya  menjadi-jadi,” kata Engler.

Cara ini juga bisa diaplikasikan ketika dia mulai membatasi hubungan Anda dengan teman dan keluarga. Ingat, keluarga dan teman adalah orang-orang yang akan selalu membela Anda dalam situasi apapun, lakukan hal yang sama untuk mereka.

Lalu, bila dia setuju untuk melakukan terapi dengan pakar, ini adalah tanda dia mau berubah menjadi yang lebih baik untuk Anda.

Sebaliknya, bila dia menolak untuk melakukan terapi, pikirkan baik-baik bila ini adalah pria yang mau Anda ajak membangun keluarga bersama