close
Nuga Life

Mitos Soal Otak Yang Tak Perlu Dipercaya

Selama kita hidup, kemungkinan besar Anda pernah mendengar banyak hal yang berkaitan dengan otak.

Seperti ditulis laman business insider, otak manusia tetap sulit dipahami meski muncul kemajuan dalam sains modern. Banyak hal yang masih menjadi misteri.

Mungkin inilah penyebab mengapa saat seseorang mendengar desas desus tentang otak, kemudian mereka menyebarkannya.

Terlepas apakah hal itu benar atau tidak. Paling banyak tersebar dan dipercaya berkaitan dengan otak manusia. Sayangnya, semuanya adalah mitos.

Kita sering mendengar bahwa otak manusia hanya didominasi oleh sebagian otak, otak kiri atau otak kanan. Mereka yang berpikir secara logis dan analitis, cenderung memiliki otak kiri.

Sedangkan mereka yang sangat kreatif dan artistik disebut sebagai mmanusia otak kanan. Perlu dicatat, ini tidak benar.

Belum ada penelitian ilmiah yang benar-benar membuktikan bahwa otak manusia didominasi oleh salah satu bagian otak saja.

Faktanya, peneliti Universitas Utah menerbitkan makalah pada lima tahun lalu yang mengungkap tidak ada perbedaan dalam hal dominasi otak.

Penelitian ini setelah ahli meneliti lebih dari 1seribu otak manusia.

Saat aktivitas otak dipindai dengan menggunakan MRI, pada dasarnya kedua sisi otak kurang lebih sama dalam jaringan saraf dan konektivitasnya.

Dalam hal evolusi, otak manusia tumbuh berkembang menjadi besar. Penelitian menunjukkan seluruh otak manusia terlibat, meski hanya melakukan hal sekecil apapun.

Ada bukti yang menunjukkan bahwa manusia memiliki cadangan otak. Contohnya, bagian otak manusia dapat hilang namun tetap dapat berfungsi normal.

Banyak yang percaya bahwa masing-masing individu memiliki cara belajar yang berbeda. Disebutkan ada orang yang lebih mudah menyerap informasi secara visual, mendengar, atau lisan.

Berkaitan dengan hal tersebut, sebuah penelitian terbaru dari Indiana University School of Medicine menegaskan kepercayaan teori tersebut harus dihentikan.

Ilmuwan yang terlibat dalam studi tersebut, Polly Husmann dan Valerie O’Loughlin menemukan bahwa siswa yang menerapkan “gaya belajar” dinilai tidak membuahkan hasil lebih baik dalam ujian dibanding siswa yang tidak melakukannya.

Mungkin Anda pernah mendengar kemampuan kognitif manusia menurun seiring pertambahan usia.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang lebih tua sering mengalami momen di mana Anda tahu yang Anda inginkan, namun otak tidak bisa menangkapnya.

Meski begitu, otak orang tua memiliki beberapa kemampuan yang lebih baik.

Misalnya, orang tua cenderung memiliki kosa kata yang lebih baik, dapat menilai karakter lebih baik, dapat menangani konflik lebih baik, dan lebih mudah mengendalikan emosi.

Semua hal itu akhirnya membangun kebijaksanaan.

Buku “Inferior: How Science Got Women Wrong” karya Angela Saini mengeksplorasi bagaimana otak pria dan wanita bekerja dan stereotipe yang berkembang di masyarakat selama beberapa dekade.

Dalam bukunya, ia mengatakan asumsi yang mengungkap soal cara belajar pria dan wanita didasarkan pada observasi malas.

Pria disebut memiliki otak yang lebih besar. Hingga saat saat ini belum ada cukup bukti ilmiah tentang bagaimana pria dan wanita belajar.

Tidak ada penelitian yang menemukan perbedaan spesifik antara otak pria dan wanita.

Ada panca indra yang kita tahu, yakni penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan sentuhan. Namun sebenarnya ada lebih banyak indra yang kita miliki.

Beberapa ahli syaraf menyebut manusia memiliki dua puluh satu indra. Di mana indra-indra tersebut merupakan penggabungan dari beberapa indra.

Misalnya ada indra nociception  atau rasa sakit, yakni kemampuan untuk merasakan rasa sakit, tekanan, dan suhu panas. Indra proprioception atau kesadaran tubuh, yakni bagaimana tubuh mengetahui sedang berada di mana dalam suasana apa pun tanpa melihatnya.

Indra interoception atau pengaturan organ dalam, adalah istilah untuk indra yang mengatur organ dalam kita, misalnya rasa lapar, haus, dan keseimbangan.

Terlalu banyak alkohol tidak merusak sel namun membuat mabuk.

Hal ini karena alkohol merusak ujung neuron yang disebut dendrit, sehingga sulit untuk mengirim pesan satu sama lain.

Otak adalah pengendali utama tubuh, sehingga kerusakan otak adalah masalah besar.

Peneliti awal percaya jumlah sel dalam otak terbatas dan tidak dapat tumbuh lagi.

Kepercayaan itu kini telah dibantah dengan penelitian baru yang mengungkap otak dapat menghasilkan sel baru yang dapat memperbaiki diri sendiri atau meminta bagian otak lain untuk membantu dengan fungsi berbeda jika terjadi kerusakan otak.

Penelitian beberapa puluh tahun lalu menemukan bahwa saat seorang siswa mendengarkan  sepuluh menit musik MOzart sebelum melakukan tes IQ dapat meningkatkan nilai mereka.

Sejak saat itu, studi ini dianggap kontroversial.

Para peneliti mengatakan siswa tidak menjadi lebih pintar, naun dapat mengerjakan tugas dengan lebih baik.