close
Nuga Life

Ini Dia Bedanya Depresi Dengan Bipolar

Dari kacamata orang awam, gejala depresi dan gangguan bipolar atau dikenal dengan bipolar disorder sedikit banyak tampak mirip.

Umumnya baik pengidap depresi atau gangguan bipolar akan mengalami kehilangan minat untuk hidup, bahkan sampai kehilangan “selera” terhadap segala sesuatu yang dulunya ia cintai.

Namun, layaknya dua sisi koin, keduanya adalah kondisi medis yang bertolak belakang.

Tahukah Anda apa sebenarnya yang menjadi pembeda antara depresi dan bipolar?

Depresi dapat disebut dengan istilah unipolar depression, sedangkan bipolar disorder dikenal dengan istilah bipolar depression.

Depresi adalah gangguan kejiwaan yang membuat seseorang merasa nelangsa sedih berkelanjutan hingga berada pada titik terendahnya, dan amat putus asa hingga kehilangan motivasi dan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Kebalikannya, gangguan bipolar ditandai dengan perubahaan mood ekstrim yang biasa kita kenal dengan istilah mood swings.

Gangguan bipolar membuat pengidapnya mengalami perasaan gembira dan semangat yang berlebihan dan tak kunjung mereda (sering disebut mania) di satu waktu, dan kemudian bisa mengalami kesedihan tiada tara di lain waktu.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa saja beda depresi dan bipolar disorder,  ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan

Meskipun hingga saat ini para peneliti belum menemukan secara pasti apa penyebab bipolar, mereka meyakini bahwa faktor genetik lebih berperan penting dalam menyebabkan bipolar.

Dua zat kimia di otak, serotonin dan norepinephrine, menjadi berantakan pada seseorang yang mengalami bipolar.

Sedangkan depresi lebih dipengaruhi oleh beragam hal, mulai dari faktor genetik, perubahan hormon, penggunaan obat-obatan, hingga stress kronis.

Gangguan bipolar menyebabkan seseorang mengalami dua fase berbeda, yaitu fase ‘’mania’’ dan ‘’depresi’’ yang bisa muncul bergantian.

Gejolak perubahan mood ini bisa terjadi drastis, dan  seringkali muncul tidak sesuai dengan situasi-kondisi yang sedang terjadi.

Misalnya, pada saat sedang hangout hura-hura bersama teman, pengidap bipolar malah merasa sedih tanpa sebab.

Ketika seseorang berada pada fase ‘’mania’’ maka seseorang akan berada pada puncak mood, sangat bersemangat, tidak bisa tidur, banyak bicara dibanding biasanya, berbicara sangat cepat, gampang teralihkan konsentrasinya, dan berpikir jangka pendek tanpa berpikir akibatnya.

Fase ‘’mania’’ biasanya berlangsung selama tujuh hari.

Di antara fase ‘’mania’’ dan ‘’depresi’’, terdapat fase ‘’psychosis’’ yang merupakan suatu kondisi dimana seseorang akan merasa asing terhadap dunianya dan berhalusinasi –atau memiliki ide-ide yang tidak masuk akal.

Sementara ketika seorang bipolar berada pada fase ‘’depresi’’, ia cenderung mengalami gejala yang sama seperti orang yang mengalami depresi.

Biasanya, seseorang dapat mengembangkan kecenderungan bipolar pada rentang usia remaja hingga 30an.

Beda depresi dan bipolar disorder seringkali sulit untuk dibuat diagnosis resminya karena kedua gangguan mental ini sering menunjukkan gejala yang sama.

Namun, ada beberapa hal yang dapat menjadi pembeda untuk menentukan diagnosis apakah seseorang mengalami depresi atau gangguan bipolar

Depresi dapat ditandai dengan gejala fisik seperti munculnya perasaan sakit nyata di tubuhnya baik yang dapat dijelaskan sebabnya ataupun tidak, munculnya perasaan sedih maupuncemas, putus asa, marah, kehilangan ketertarikan terhadap sesuatu hal atau kehilangan ketertarikan untuk berinteraksi dengan lingkungan

Bisa juga  kehilangan nafsu makan, kesulitan untuk tidur atau insomnia, kesulitan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, mengingat, halusinasi, dan munculnya pikiran untuk melukai diri sendiri.

Sedangkan ciri orang yang mengidap gangguan bipolar dapat diamati dengan kecenderungan untuk melukai diri sendiri, suasana hati yang tidak stabil atau berubah secara drastis, dan lebih sensitif terhadap sesuatu.

Beda depresi dan bipolar, maka pengobatannya pun juga berbeda.

Depresi bisa berlangsung singkat, dan pada kasus depresi klinis yang berlangsung lama, pilihan pengobatan termasuk mengikuti konseling CBT dengan psikoterapis atau menggunakan resep obat antidepresan.

Sedangkan pada pengidap bipolar biasanya akan mendapatkan pengobatan yang lebih intens, karena bipolar merupakan kondisi yang dapat berlangsung seumur hidup dan lebih kompleks tergantung dari tingkat keparahan fase yang dialaminya.