close
Nuga Life

Medsos Kini Menjadi Tempat Curahan Hati

Media sosial kini tidak hanya dijadikan tempat penyampaian pendapat atau informasi, namun juga dijadikan tempat untuk mencurahkan hati

Ada orang yang bahkan menganggap media sosial sebagai ‘tempat sampah’ untuk menyampaikan berbagai keluh kesah atau kemarahan pada kondisi yang terjadi di sekitarnya setiap hari.

Sebenarnya, apa sih penyebab dari orang yang hobi curhat di media sosial ini?

Psikolog klinis bernama Astrid Wen, MPsi menyebut media sosial memang bisa dijadikan sebagai tempat untuk mengeluarkan unek-unek.

Sayangnya, banyak orang yang menyalahgunakan media sosial sebagai tempat untuk membeberkan masalah pribadi hingga masalah rumah tangga atau dengan orang-orang terdekatnya.

Biasanya, hal ini disebabkan oleh tidak adanya komunikasi yang baik dengan pasangan sehingga akhirnya memilih untuk menyuarakannya di media sosial dengan harapan bisa dilihat oleh pasangan saat mengecek lini masa media sosialnya atau memang ingin mendapatkan perhatian atau solusi dari orang lain.

Yang menjadi masalah adalah, hal ini sebenarnya seperti menelanjangi diri sendiri dan justru membuat kita menjadi pergunjingan orang lain.

Bukannya menyelesaikan masalah, saat curhat ini dilihat oleh pasangan, teman-teman, atau orang terdekat, bisa jadi kita akan kehilangan respek dari mereka.

Hal ini disebabkan oleh rasa malu yang mereka alami karena permasalahan yang seharusnya tidak diketahui banyak orang justru tersebar luas.

Ada sebagian orang yang bahkan memilih untuk menyudahi hubungan karena merasa tidak tahan lagi dengan kebiasaan curhat di media sosial yang dilakukan oleh pasangannya.

Alih-alih curhat di media sosial, Astrid lebih menyarankan kita untuk memperbaiki komunikasi jika memang ada masalah dengan orang lain atau sesuatu hal sehingga tidak perlu sampai curhat di media sosial.

Media sosial bisa digunakan dengan lebih baik kok alih-alih hanya dijadikan tempat sampah unek-unek kita.

Selain itu ada orang yang cenderung galak di media social.

Kita tentu pernah melihat orang yang biasanya terlihat kalem di dunia nyata namun kemudian berubah menjadi orang yang garang, galak, dan bisa dengan enteng menyerang orang lain yang dianggap kurang disukai atau berbeda pendapat di media sosial.

Apa penyebab dari perubahan kepribadian yang cukup signifikan ini?

Media sosial memang bisa memberikan dua hal yang berkebalikan.

Di satu sisi, kita bisa mendapatkan informasi positif dengan cepat, bercengkerama dengan teman-teman di tempat yang jauh, hingga menyampaikan dan mempelajari ide-ide baru.

Hanya saja, di sisi lain media sosial juga dijadikan sarana bagi mereka yang suka melakukan perundungan, merendahkan orang lain, menyebar hoaks, atau melakukan ujaran kebencian.

Psikolog bernama Dr. Nilam Widyarini, M.Si menyebutkan bahwa media sosial memang menyebabkan perubahan perilaku sosial masyarakat.

Karena mampu membuat komunikasi tanpa perlu melakukan tatap muka, hal ini memang bisa membuat seseorang lebih berani untuk mengeluarkan kata-kata buruk atau tindakan yang tidak baik.

Hal ini disebabkan oleh terjadinya deindividuasi, kondisi dimana identitas seseorang sulit untuk dikenali.

Sebagaimana kita ketahui, banyak orang yang tidak memakai nama asli atau memilih untuk tidak terlalu banyak menginformasikan data diri di media sosial.

Selain itu, banyak akun-akun yang memang sengaja dibuat dengan nama samaran yang bisa membuat seseorang bebas mengeluarkan pendapat apapun, hoaks, kebencian, dan lain sebagainya.

Karena merasa sulit untuk dilacak atau dikenali, maka mereka pun menjadi lebih berani, lebih galak, dan dengan enteng menghujat atau merendahkan orang lain.

Deindividuasi membuat orang menjadi kurang bertanggung jawab akan berbagai tindakan dan kata-kata yang diucapkan.

Selain itu, adanya dukungan dari orang lain yang sependapat dengannya membuatnya seperti memiliki pembenaran untuk melakukan hal tersebut di media sosial.

Selain itu Anda juga harus hati dengan media soaial.

Banyak orang yang mengaku mengalami penyakit hati seperti iri atau tidak suka dengan postingan orang lain yang kehidupannya terlihat lebih menyenangkan daripada kehidupannya.

Selain itu, pakar kesehatan juga menyebutkan bahwa kebiasaan memainkan media sosial ternyata bisa berimbas pada tubuh yang semakin jarang bergerak. Padahal, tubuh yang kurang gerak tentu akan meningkatkan resiko terkena penyakit berbahaya.

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa di jaman dimana semakin banyak orang memainkan media sosial ini, semakin banyak orang yang terkena penyakit jantung di usia muda sepert tiga puluh hingga empat puluh tahun.

Selain itu, penyakit seperti obesitas, diabetes, hingga kanker. Gejala dari penyakit-penyakit berbahaya ini adalah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, asam urat tinggi, dan lain sebagainya.

Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang kita mengalihkan waktu saat bermain media sosial untuk kegiatan yang lebih positif.

Sebagai contoh, jika saat bangun tidur kita biasa mengecek media sosial, gantilah kebiasaan ini dengan langsung melakukan olahraga sembari menikmati sinar matahari pagi yang menyehatkan.