close
Nuga Life

Kesepian? Ya, Ia Bagaikan Penyakit Kronis

Rasa kesepian bukanlah hal yang biasa. Ia bagaikan penyakit kronis seiring dengan perjalanan waktu

Ia  dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan setara dengan mengidap penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.

Badan profesional untuk dokter umum di Inggris, Royal College of General Practitioners, mengungkapkan orang yang kesepian memiliki kesempatan meninggal lebih cepat hingga lima puluh persen dibanding orang dengan kehidupan sosial yang baik. Angka ini menempatkan rasa kesepian sebagai penyebab kematian tinggi seperti diabetes.

Orang yang cenderung mengalami kesepian juga diketahui lebih sering berkonsultasi dengan dokter dibanding pasien lain.

Hasil penelitian Campaign to End Loneliness empat tahun lalu menemukan bahwa tiga di antara empat dokter bertemu dengan lima pasien yang kesepian per hari.

Satu di antara sepuluh bertemu dengan eman hingga sepuluh pasien per hari karena mereka merasa kesepian. Namun hanya 13 persen dokter yang merasa mampu untuk membantu mereka.

Ketua RCGP Dokter Helen Stokes-Lampard memaparkan bahwa pasien mengunjungi dokter karena kesepian dan menginginkan interaksi dengan orang lain.

Ia juga menganjurkan agar dokter memberi waktu kepada pasien agar mereka memiliki seseorang untuk diajak bicara, meskipun tuntutan pekerjaan terus meningkat.

Ia menjelaskan bahwa menjadi pendengar yang baik lebih berguna daripada memberikan obat atau saran dalam mengatur gaya hidup.

“Petunjuk menjelaskan bahwa kita harus berbincang dengan mereka tentang berat badan, olahraga, dan memberi resep obat. Namun nyatanya, hal yang dibutuhkan pasien ialah seseorang untuk mendengarkan dan mencari tujuan untuk hidup,” ujarnya seperti ditulis dii The Guardin 

Dalam konferensi tahunan RCGP Helen mengungkapkan bahwa isolasi sosial dan kesepian serupa dengan penyakit kronis jangka panjang karena dampak buruk yang diberikannya kepada kesehatan pasien.

“Dokter melihat pasien, banyak yang sudah janda, memiliki berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan depresi. Namun, seringkali masalah utama mereka bukan medis, tapi mereka kesepian,” tuturnya.

Penelitian lain yang dilaksanakan Campaign to End Loneliness menunjukkan bahwa orang yang kesepian 52 persen merindukan keberadaan orang lain, 51 persen merindukan tertawa dengan seseorang, dan 46 persen merindukan untuk tidak dipeluk.

“Dampak kesehatan akibat rasa kesepian bisa sangat menghancurkan. Hal ini lebih parah dari obesitas dan sama buruknya dengan merokok lima belas batang rokok per hari. Kesepian kronis bisa memperpendek usia dan masalah ini terus berkembang,” tutur Direktur Eksekutif Campaign to End Loneliness Laura Alcock-Ferguson.

Helen kembali menjelaskan bahwa rasa kesepian dan terkucilkan cenderung dirasakan oleh penduduk lansia.

Rasa kesepian tersebut juga bukan sesuatu yang bisa diobati dengan obat-obatan atau perawatan di rumah sakit. Ia menambahkan agar dokter menyediakan waktu untuk pasien yang terkucilkan secara sosial.

Badan amal AGE UK memaparkan bahwa jutaan penduduk lansia di Inggris mengalami kesepian, sebuah kondisi menyedihkan tentang rasa ketidakbahagiaan yang mendalam.

Perasaan terkucilkan tersebut bisa menjadi pertanda bagi kesehatan yang buruk.

Badan kesehatan Inggris, National Health Service (NHS), mengungkapkan dengan memiliki seseorang untuk diajak berbicara isu kesehatan yang dihadapi bisa tersampaikan.

Lebih lanjut direktur Age UK Caroline Abraham mengungkapkan bahwa rasa kesepian terkadang menjadi wajah isu mendasar yang serius dan tidak boleh dianggap sebagai masalah kecil. Dokter dianjurkan untuk selalu waspada akan masalah kesehatan mental seperti depresi

“Rasa kesepian atau loneliness itu memang membuat orang sedih kemudian daya tahan tubuhnya turun, ini menjadi pemicu timbul penyakit,

Fenomena kesepian umumya terjadi pada kalangan lansia yang telah kehilangan pasangan hidup.

Terlebih, anak cucunya sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

Bahkan, meskipun anak dan cucunya masih menemani, seorang lansia masih bisa merasa kesepian karena adanya ketidakcocokan.

Hanya itulah jalan keluar untuk menyembuhkan rasa kesepian si pasien. Namun, karena setia dengan istri, dia tidak tertarik dengan teman hidup yang baru.