close
Nuga Life

Kabar Gembira Bagi Yang Disfungsi Ereksi

Sebuah temuan baru menjanjikan kabar gembira untuk mereka yang “menderita” disfungsi ereksi.

Kabar ini datang dari para peneliti Danish Center for Regenerative Medicine atau DCRM)di Denmark yang  menawarkan terapi baru berupa penyuntikan sel punca ke penis.

Dan kabar ini juga sekaligus akan  mengucapkan selamat tinggal kepada viagra.

Terapi ini telah dicobakan ke delapan pria dan sukses mengembalikan kejantanan mereka.

Para pria tersebut setidaknya punya harapan untuk tetap dapat menikmati hubungan intim layaknya pria normal tanpa gangguan ereksi selama satu tahun pasca diinjeksikan sel induk punca.

Tentu ini jadi angin segar karena disfungsi ereksi kerap jadi momok bagi para pria dan menghilangkan kepercayaan diri mereka.

Sementara itu, dari tujuh puluh percobaan awal, peneliti masih menanti hasil penerapan temuan mereka ke dua belas pria lainnya.

Nantinya, kesimpulan dari seluruh percobaan ini akan dipaparkan di pertemuan European Society of Human Reproduction and Embryologi di Barcelona, Juli mendatang.

Mulanya para peneliti tergerak untuk membantu para pria yang terpaksa harus melakukan prosedur prostatektomi pengangkatan tumor atau kanker pada prostat.

Tindakan ini mengakibatkan pria mengalami sejumlah gangguan di alat vitalnya yang memengaruhi kualitas hubungan intim, seperti impotensi, dan disfungsi ereksi.

Gangguan tersebut dipicu oleh rusaknya pembuluh darah dan saraf ketika operasi berlangsung.

Selain itu, penis juga menyusut ukurannya.

Pengecilan penis dipicu oleh pembuluh darah yang menyempit. Permasalahan tersebut menimbulkan kegelisahan para peneliti, hingga muncullah ide terapi sel punca.

Kelak, jika terapi yang digalakkan para peneliti di Denmark ini telah lolos uji klinis dan terbukti mempertahankan kejantanan pria seumur hidup, maka akan memberi harapan baru bagi para pria.

Pasalnya, sebagian pria mengalami disfungsi ereksi yang disebabkan berbagai hal, seperti tindakan operasi kanker prostat, penyakit jantung, diabetes, dan penuaan.
Untuk Anda tahu, disfungsi ereksi yang dikenal juga sebagai impotensi adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang berkualitas untuk melakukan hubungan seksual.

Ini adalah masalah pelik bagi pria, karena sangat memengaruhi ego dan keberhasilannya di ranjang.

Ereksi memang terlihat seperti sebuah proses yang sederhana –padahal sebenarnya tidak demikian.

Untuk mencapainya, diperlukan kerjasama dari beberapa komponen tubuh, seperti otak, hormon, emosi, saraf, otot, dan pembuluh darah.

Kelainan dari salah satu komponen tersebut dapat berujung pada terjadinya disfungsi ereksi.

Penyebab disfungsi ereksi dibagi menjadi dua bagian besar, yakni penyebab fisik dan psikis. Penyebab fisik biasanya banyak dialami dialami oleh pria lanjut usia.

Penyakit degeneratif seperti jantung, penyumbatan pembuluh darah, diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, sindrom metabolik, penyakit parkinson, dan insomnia merupaka penyebab fisik yang paling umum.

Sementara penyebab psikis didominasi oleh pria usia muda. Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi.

Riwayat kanker prostat, pembesaran prostat, serta trauma atau operasi pada area panggul juga dapat memengaruhi kejantanan pria. Di samping penyebab fisik atau organik, penyebab psikis juga tak kalah berperan.

Jangan berkecil hati, dewasa ini telah dikembangkan berbagai metode untuk mengatasi disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi yang disebabkan oleh masalah psikologis umumnya memiliki kemungkinan sembuh yang lebih besar dibandingkan dengan yang disebabkan oleh kelainan organik.

Saat ini terdapat obat-obatan oral di pasaran untuk membantu pria mencapai ereksi dan mempertahankannya lebih lama.

Meskipun demikian, Anda harus berhati-hati sebelum mengonsumsi obat tersebut. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya.

Sebab obat impotensi dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu –dan tak jarang bisa berakibat fatal.

Selain obat minum, ada pula obat yang dapat disuntikkan oleh dokter langsung ke penis untuk mengatasi disfungsi ereksi.

Ereksi dapat bertahan antara dua puluh hingga empat puluh menit dengan obat tersebut. Karena menggunakan jarum yang sangat kecil dan halus, rasa nyeri dapat diabaikan.

Pria yang memiliki kesulitan ereksi karena rendahnya hormon testosteron bisa mendapatkan manfaat dari terapi hormone testosteron.

Terapi tersebut dapat dilakukan dengan suntikan, koyo, gel, atau obat minum. Bagi mereka yang mengalami disfungsi ereksi akibat masalah psikis, dapat mengunjungi psikolog atau dokter ahli kesehatan jiwa (psikiater) untuk mendapatkan psiko terapi dan terapi obat apabila dibutuhkan.