close
Nuga Life

Dietlah untuk Mengurangi Resiko Kematian

“Diet,” kini menjadi kata penting dan paling banyak diucapkan sebagai penanda bahwa tubuh sudah mulai gemuk atau sudah saatnya bagi tubuh untuk didiami oleh makanan sehat, bukan makanan `sampah` yang justru berisiko bagi kesehatan tubuh itu sendiri.

Kalau Anda sudah tahu artian kata “diet” maka bersyukurlah. Ini pertanda awal munculnya kesadaran kalau diet sehat begitu diperlukan tubuh.

Menurut para ahli lima tahun kedepan, diprediksi tujuh puluh lima persen kematian yang terjadi disumbangkan oleh penyakit tidak menular, salah satunya obesitas atau kegemukkan.

Seorang peneliti sekaligus ahli gizi dari University of Cambridge, Dr Fumiaki Imamura, mengatakan bahwa, diet memiliki peranan penting untuk mengurangi beban ini.

Maka itu, Fumiaki pun meminta agar penduduk di seluruh dunia dari negara mana pun untuk mulai mengubah kebiasaannya dalam mengonsumsi makanan yang akan diasup sehari-hari.

“Sebab, ketika penduduk itu mendapatkan diet yang sehat dan optimal, maka mereka dapat mengendalikan epidemi dan mengurangi penyakit tidak menular di seluruh dunia,” kata Fumiaki dikutip dari “Daily Mail.”

Seseorang yang ingin menurunkan berat badan ternyata bukan hanya memperhatikan seberapa banyak yang dimakan. Anda juga bisa menurunkan berat badan dengan memperhatikan jadwal atau waktu makan.

Para ilmuwan di Salk Institute for Biological Studies dan University of California-San Diego menemukan, membatasi waktu makan Anda hanya sembilan hingga dua belas jam per hari bisa menurunkan berat badan dan mencegah diebetes, kolesterol tinggi, dan obesitas.

Bahkan, jika Anda makan dalam jumlah kalori yang sama.

Penelitian ini dipublikasikan dalam “Jurnal Cell Metabolism.”

Dalam penelitian ini, tim membandingkan kelompok tikus yang diberi makanan biasa, gula tinggi, lemak tinggi, dan gula serta lemak tinggi dalam kalori yang setara. Tapi waktu tersedianya makanan berbeda.

Tikus dengan empat kelompok itu dibagi menjadi kelompok yang bisa makan selama sembilan jam sehari, dua belas jam sehari, dan lima belas jam sehari, serta bisa makan setiap saat.

Pada akhir penelitian, tikus yang makan hanya sembilan hingga dua belas jam sehari berat badannya turun dibandingkan tikus yang bisa makan kapanpun, meskipun mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sama.

Tikus yang bisa makan setiap saat menjadi gemuk dalam penelitian.

Para peneliti yakin dengan makan dalam waktu terbatas dapat berkontribusi dalam mengendalikan obesitas, serta diabetes dan penyakit lainnya akibat lemak tinggi atau diet gula tinggi.

“Fakta bahwa itu waktu terbatas makan bekerja, tidak peduli diet apa , dan fakta hal itu bekerja selama akhir pekan dan hari kerja, adalah kejutan yang sangat bagus,” kata Amandine Chaix, penulis pertama studi tersebut seperti dilansir “gmanetwork”

Para peneliti berhati-hati dalam mengatakan cara ini bisa juga diterapkan pada manusia. Tapi, mereka yakin hasil yang sama bisa diperoleh pada manusia.

Temuan ini sangat menarik, tapi pada tikus. Kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan itu juga bisa pada manusia.

Daripada bingung mencari jenis diet yang pasmenurunkan berat badan konsumsilah protein.

“Kuncinya ada pada protein. Makanan yang mengandung protein membutuhkan waktu lama untuk dicerna sampai ke sistem pencernaan. Artinya, tubuh kita akan merasakan kenyang lebih lama dan hasrat makan pun terkontrol.”

Untuk mencegah kelebihan protein, disarankan untuk minum air putih sesuai kebutuhan.

Asupan air seimbang dapat meningkatkan metabolisme lemak di dalam tubuh. Jadi ketika minum, kita juga akan merasa lebih kenyang, dan akan terhindar dari makanan yang berlebihan

Situs penelitian Livesciene melaporkan, diet tinggi protein membuat tubuh melepaskan zat kimia bernama ketone ke aliran darah. Ketone bisa mempermudah diet karena bisa menurunkan nafsu makan.

Meski begitu, membatasi karbohidrat dan asupan lainnya dengan melakukan diet protein bisa membuat oran lebih berisiko mengalami konstipasi.

Secara logis, diet yang tidak dilakukan degan seimbang, misalkan hanya dengan mengonsumsi protein saja juga bisa memberikan efek negatif bagi kesehatan.

Tags : slide