close
Nuga Life

Dari Rak Buku Hingga Meja Kerja

Anda ingin memiliki rak buku, rak pajangan, tempat duduk hingga meja kerja yang menarik dan pas? CUT Architectures, sebuah perusahaan furniture asal Perancis, menawarkan ide menarik agar benda itu bisa mengisi rumah atau apartemen Anda.

CUT Architecture mendesain struktur besi yang bisa digunakan sebagai rak buku, rak pajangan, dan tempat duduk hingga meja kerja. Di dapur, studio ini juga menggunakan konsep serupa untuk membuat area memasak.

Karya CUT Architectures ini berawal dari permintaan kliennya untuk merenovasi interior salah satu ruang apartemen di arrondissement 6, Paris. Apartemen yang berada di lantai dua tersebut ditempati oleh sepasang suami-istri beserta dua anaknya. Sang klien meminta agar CUT Architectures mengubah drastis interior apartemen tersebut.

“Menggunakan kembali apartemen tempatnya tumbuh, klien meminta kami membentuk kembali apartemen tersebut. Tujuannya, agar dia merasa berada di tempat yang benar-benar berbeda,” ujar para arsitek.

CUT Architecture memutuskan untuk menyingkirkan dinding partisi, melepaskan kertas dinding, dan mewarnai kembali dinding dengan warna putih. Hal ini efektif untuk membuat apartemen terasa lebih luas. CUT Architectures juga mengamplas kembali lantai kayu, serta mempertahankan pintu, jendela, dan perapian.

Sementara itu, para arsitek juga menciptakan kesinambungan di dalam apartemen dengan cara memasukkan struktur besi. Mereka menempatkan struktur ini pada hampir semua ruangan. Struktur terbesar berada di ruang keluarga dan dapur. Selain itu, mereka juga menempatkan struktur serupa di area yang pernah digunakan sebagai koridor.

“Di dapur, struktur ini mengintegrasikan rak, lemari dapur, dan permukaan untuk bekerja dengan sebuah bak cuci dan sebuah kompor. Satu bagian dari struktur memiliki ban dan menjadi area kerja bergerak. Jadi, seluruh keluarga bisa memasak bersama,” ujar Yann Martin dari CUT Architectures.

Praktik yang dilakukan CUT Architectures ini terbilang cukup berhasil. Pasalnya, rangka yang dibuat oleh studio tersebut tampak menyatu serasi dengan keseluruhan apartemen.

Mengecat rangka besi dengan warna yang sama dengan dinding juga membuat struktur tampak lebih “ringan” dan tidak terasa memenuhi ruangan. Rak-rak ini pun dilengkapi dengan alas dan penutup berwarna coklat muda yang mirip dengan warna lantai apartemen.

CUT juga memperingatkan bahaya bekerja sembari duduk terlalu lama, yang kini menjadi pembicaraan hangat di antara pekerja kantoran. Sebagian perusahaan mendorong pekerja lebih banyak bergerak dan berolahraga.

Sementara itu, sebagian perusahaan lain menawarkan standing desk atau meja kerja berdiri untuk karyawannya. Sayangnya, meja kerja berdiri harganya cukup mahal.

CUT yang bekerjasama dengan dua mahasiswa Massachusetts Institute of Technology, menawarkan meja kerja yang murah tapi sangat nyaman untuk tempat bekerja.

Meja kerja berdiri buatan Tromba dan Yamnitsky terbuat dari tripleks tebal kayu maple. Meja ini bisa dibongkar-pasang dan tidak membutuhkan sekrup untuk merakitnya.

Karena itu, Tromba dan Yamnitsky yakin bahwa ciptaan mereka relatif mudah dipindah dan dibawa sesuai kebutuhan. Tromba percaya, jika masyarakat membeli barang hasil produksi lokal, akan ada lebih sedikit jejak karbon yang diproduksi.

“Biasanya, Anda harus membayar mahal untuk membeli produk Amerika. Namun, proses digital kami membuatnya lebih murah untuk dibuat secara lokal, ketimbang di luar negeri,” kata Tromba.

Dia menjelaskan, meja itu memang dibuat secara digital dengan memanfaatkan CNC router atau mesin potong yang diatur dengan komputer. Lewat akun Kickstarter-nya, sepasang lulusan MIT tersebut menawarkan meja dengan ukuran bervariasi.

sumber :www.dezeen.com