close
Nuga Life

Betulkah Manusia Modern Melupakan Seks

“BBC” Indonesia dalam sebuah artikel terbarunya mengungkapkan masyarakat modern terperangkap dalam “halusinasi” keuangan dan jebakan media sosial yang membuatnya “melupakan” seks sebagai bagian dari kebutuhan.

Kekhawatiran akan kondisi keuangan dan gangguan dari media sosial membuat akitivitas hubungan seksual semakin jarang dilakukan, demikian hasil laporan penelitian.

Sebuah survei terhadap lebih dari lima belas ribu warga Inggris, menurut laporan “bbc.com” menemukan bahwa mereka yang berusia antara 16-44 tahun berhubungan seksual kurang dari lima kali dalam sebulan.

Angka tersebut lebih kecil dibandingkan survei pada dua periode sebelumnya, yaitu tahun dua pulu dua dan dua belas tahun lalu, yang mencatatkan frekuensi lebih dari enam kali dalam sebulan menurut survei resmi nasional mengenai gaya hidup dan perilaku seksual.

Penulis penelitian ini mengatakan, gaya hidup modern kemungkinan berdampak terhadap libido.

Dr Cath Mercer dari University College London mengatakan, “Orang-orang khawatir tentang pekerjaan mereka, khawatir tentang uang mereka menjadi tidak mood untuk seks.”

“Tetapi, kami juga berpikir bahwa teknologi modern berada di balik tren ini. Orang-orang memiliki tablet dan telepon pintar serta membawa benda ini ke kamar tidur untuk aktif di Twitter dan Facebook, serta menjawab e-mail.”

Dia juga mengatakan, survei ini menunjukkan bahwa pasangan berusia 16-44 tahun kemungkinan menggunakan situs porno online sebagai pengganti seks.

Laki-laki yang disurvei pada selama setahun, 2010-2012 melaporkan berhubungan seksual kurang dari lima kali kali dalam sebulan dan perempuan angkanya hampir mendekati pria. Dalam kedua survei sebelumnya, frekuensi hubungan seksual rata-rata lebih dari enam kali untuk kedua jenis kelamin.

Penelitian itu menghimpun perempuan yang rata-rata berusia di bawah 44 tahun mengatakan, mereka memiliki lebih dari tujuh orang pasangan seks selama hidupnya, sedangkan untuk laki-laki itu sebanyak lebih dari sebelas orang pasangan.

Survei ini juga menanyakan kepada para peserta apakah mereka pernah membayar untuk berhubungan seksual dalam lima tahun terakhir. Hampir tidak ada perempuan yang melakukannya, tetapi sebanyak lebih dari tiga persen persen laki-laki mengakui hal ini.

Jajak pendapat ini juga mengungkapkan sejauh mana orang dipaksa untuk melakukan hubungan seksual yang bertentangan dengan keinginan mereka.

Satu dari sepuluh perempuan dan satu dari tujuh puluh laki-laki mengatakan pernah mengalaminya.

Namun, hanya kurang dari setengahnya yang memberitahu siapa pun tentang hal itu dan bahkan lebih sedikit yang melaporkan kejahatan itu ke polisi.