close
Nuga Life

Ayo Makan, Diet Itu Tidak Membahagiakan

Ayo makan!! Jangan pernah mengabaikan makan karena ia membuat kita tidak bahagia. Lantas muncul pertanyaan apakah Anda selalu makan dengan penuh kesadaran hati dan pikiran?

Demi kesehatan, sebagian kaum urban kini lebih serius dalam memilih makanan. Dari sepiring makanan terpilih itu, pendulum gaya hidup bergerak mencari keseimbangan dan kebajikan

Jika Anda ingin hidup lebih bahagia, sebaiknya Anda perlu berpikir ulang untuk melakukan diet. Pasalnya, diet ternyata berdampak buruk pada mood.

Studi menunjukkan, orang yang berdiet cenderung merasa kesepian, lemas, dan risiko depresi meningkat. Bahkan rasa sedih mereka dua kali lipat ketimbang mereka yang tidak diet atau bertambah gemuk.

Sebuah riset besar yang dilakukan oleh tim Universitas London menemukan, industri iklan memberitahukan para pelaku diet bahwa hidup mereka akan berubah saat mereka lebih langsing.

Ternyata, mereka merasa kecewa karena tidak ada yang berubah dalam hidup selain angka di timbangan. Apalagi, mereka telah menjalankan diet dengan susah payah.

Hasil survei ini diperoleh dari dua ribu relawan yang bersedia diuji. Mereka semua mengalami obesitas dan kelebihan berat badan di atas lima puluh tahun. Para responden ini ditimbang berat badannya dan diwawancarai mengenai kondisi emosinya.

Empat tahun kemudian, empat belas persen dari relawan itu sudah kehilangan lima5 persen dari berat badannya. Jumlah tersebut cukup untuk meningkatkan kualitas kesehatan mereka.

Tekanan darah dan kadar lemak darah berbahaya dalam diri relawan tersebut turun.

Sayangnya, kondisi mood mereka ikut turun. Lebih dari tujuh puluh delapan persen yang sukses menurunkan berat badan mengaku mengalami gejala depresi. Semua emosi sedih itu tidak disebabkan karena relawan tersebut jatuh sakit, sedih karena ada kerabat yang meninggal, atau bercerai.

“Bukannya kita tidak menyarankan diet. Diet itu baik, punya banyak manfaat untuk tubuh. Namun orang-orang tidak bisa berharap bahwa diet akan membuat semua aspek hidupnya membaik,” kata Sarah Jackson, peneliti.

Ia menambahkan, iklan-iklan juga memberikan harapan yang tidak realistis tentang penurunan berat badan.

“Mereka sering menjanjikan perubahan kualitas hidup, yang sebenarnya mungkin tidak menunjukkan kehidupan nyata ini,” katanya.

Kesulitan menjalankan diet juga berpengaruh terhadap mood seseorang. “Hati-hatilah terhadap perubahan mood. Cari bantuan kalau memang Anda memerlukannya. Jangan merasa bahwa Anda harus berjuang sendiri untuk diet,” jelasnya.

Namun tak bisa dipungkiri, orang yang menjadi lebih langsing akan lebih bahagia, terlebih karena ia berhasil mencapai target penurunan berat badan dan menjaganya.

“Sebenarnya tak ada yang berubah setelah Anda diet. Masalah dalam hidup tetap saja ada. Jangan berharap diet akan menyelesaikan berbahagi hal. Tapi diet akan membuat Anda lebih sehat dan fit,” kata Cary Cooper, ahli psikologi.

sumber : www.dailymail.co.uk