close
Nuga Life

Awas, Bahayanya Jika Anda Perfeksionis

Apakah Anda seorang perfeksionis?

Awas, seorang dengan  kepribadian perfeksionis lebih beresiko punya pemikiran bunuh diri.

Untuk mengenali  seorang perfeksionis sangat mudah.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki i standarnya yang lebih tinggi dalam segala hal.

Dalam skala yang wajar, sikap perfeksionis justru dibutuhkan agar setiap hal yang dikerjakannya memiliki hasil yang baik.

Sifat umum perfeksionis antara lain menaruh harapan yang terlalu tinggi pada diri sendiri, merasakan tekanan dari orang lain, termasuk orang tua, teman, rekan kerja dan masyarakat pada umumnya, serta mengharapkan standar yang terlalu tinggi dari orang lain.

Namun, sifat perfeksionis juga bisa berakibat fatal jika diikuti oleh sikap obsesif.

Menurut penelitian dari Kanada, orang yang memiliki kepribadian perfeksionis lebih beresiko punya pemikiran bunuh diri.

Sifat perfesionis dianggap berbahaya jika seseorang terlalu keras pada diri sendiri dan tidak bisa tenang karena selalu memikirkan suatu hal yang dianggapnya belum sempurna.

“Perfeksionis adalah kritik terburuk bagi mereka sendiri. Bagi mereka cukup baik tidak pernah cukup.”

“ Konsekuensinya, perfeksionis terkunci dalam lingkaran tak berujung untuk mengalahkan diri sendiri di mana setiap tugas baru merupakan kesempatan lain untuk menghardik, mengecewakan, dan gagal,” tulis peneliti dari Ontario dalam laporannya.

Tim peneliti menganalisis emapt puluh lima studi yang berbeda, yang melibatkan lebih dari sebelas ribuan  orang.

Ternyata, ketika seorang perfeksionis merasakan tekanan yang besar untuk memenuhi harapan orang lain, mereka cenderung rentan terhadap pemikiran bunuh diri.

Sementara ciri khas lain perfeksionis seperti rapi dan teratur, tidak ditemukan terkait dengan pikiran untuk bunuh diri.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan hal serupa. Pada empat tahun silam, para peneliti melihat tingkat bunuh diri di Alaska, Amerika Serikat dari bulan September empat belas tahun lalu  sampai Agustus tiga tahun kemudian

Mereka menemukan bahwa lima puluh enam  persen orang yang melakukan bunuh diri digambarkan sebagai perfeksionis.

Sifat perfeksionis memang kadang menjadi jawaban ketika Anda ditanya tentang kelemahan Anda pada sebuah wawancara kerja.

Namun, dalam kehidupan nyata, sifat perfeksionis memiliki akibat buruk bagi diri Anda.

Sebuah studi terbaru menemukan bahwa sifat perfeksionis dapat menyebabkan stres tidak hanya dalam kehidupan pribadi, namun juga kehidupan profesional Anda.

The Society for Personality and Social Psychology melakukan meta-analisis terhadap 43 studi tentang sifat perfeksionisme yang dilakukan dalam dua dekade terakhir.

Hasilnya, ditemukan bahwa perfeksionisme diibaratkan dengan dua mata pedang.

Pertama, sifat perfeksionis dapat mendorong seseorang untuk mencapai tujuan hidup dalam cara yang proaktif ketimbang membiarkannya begitu saja

Ini adalah karakteristik yang membuat seseorang merasa lebih bahagia. Meskipun demikian, sifat perfeksionis juga dapat memberikan pengaruh buruk.

Sifat ingin selalu tampil sempurna dapat membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan orang lain, memasang standar-standar yang tidak realistis, dan membuat orang lain merasa kecewa.

Sifat perfeksionis akut dapat menyebabkan stres, gangguan kesehatan, dan mengganggu hubungan.

Di dalam pekerjaan, sifat ini juga dapat menyebabkan stres karena seseorang selalu ingin diberikan apresiasi untuk kinerja yang sempurna, yang terkadang faktanya tidak demikian.

Oleh sebab itu, ada baiknya Anda menyadari bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar.

Tujuan yang akan dicapai haruslah realistis sehingga Anda tidak kecewa dan stres saat menghadapi kegagalan.

Ada banyak cara yang dapat Anda lakukan agar Anda tidak terjebak dalam sifat perfeksionis yang mampu membuat Anda stres secara mental.

Bila perlu, bertemulah dengan psikolog atau terapis untuk mengatasi sifat perfeksionis yang sudah akut.