close
Nuga Life

Anda Tahu? Pria Itu Paling Menikmati Orgasma

Anda tahu siapa di antara pasangan yang paling menikmati orgasma ketika usai berhubungan intim?

Nah, mudah untuk menandainya. Salah satunya adalah siapa di antara Anda yang langsung di serang kantuk.
Dan Alfred Kinsey, ahli biologi, perintis peneliti seks dan pendiri Institute for Sex Research di Indiana University, langsung menyatakan pria.

Ahli bilogi yang pernah menulis bahwa “sebuah ketenangan yang nyata dari keseluruhan tubuh adalah, yang paling diakui secara luas, hasil dari orgasme” lebih terasa pada pria.

Mengapa demikian? Mengapa seks membuat pria mengantuk?

Mari kita lihat alasan yang pertama dan pasti.

Seks sering kali, meskipun tidak selalu, terjadi pada malam hari di tempat tidur dan secara fisik melelahkan.

Jika Anda sudah lelah untuk memulainya, semua tenaga fisik menambah itu. Karena Anda sudah berada di tempat tidur, wajar saja bila menjadi mengantuk. Ini adalah kenyataan bahwa seks mendominasi perhatian Anda ketika mengalami hal tersebut.

Karena itu, Anda tidak memperhatikan pernapasan dan bernapas pendek-pendek serta menahan napas cukup sering. Akibatnya, Anda kekurangan oksigen dan menjadi mengantuk.

Setelah berhubungan seks, otak pria melepaskan hormon perubahan ketegangan dan neurotransmiter. Beberapa di antaranya, seperti prolaktin, oksitosin, dan vasopressin, dikaitkan dengan tidur dan seks.

Prolaktin berperan dalam kepuasan seksual dengan menangkal efek dopamin, yang “bertanggung jawab” untuk gairah seksual.

Ini juga menunjukkan bahwa periode tidur REM mengganggu ritme pelepasan prolaktin dan bahwa REM berkurang pada tidur dengan defisiensi prolaktin. Oksitosin dan vasopressin juga terlibat dalam regulasi tubuh dari siklus tidur.

Lantas bagaimana dengan posisi wanita.

Nah, fenomenanya pria jatuh tertidur setelah berhubungan seks lebih paten dibandingkan jika wanita melakukan hal yang sama.

Untuk Anda ketahui, hingga kini, belum ditemukan bukti ilmiah yang mendukung kantuk pasca-seks definitif memengaruhi pria dan wanita. Ada beberapa hipotesis yang beredar tampaknya seperti itu.

Sembilan tahun lalu, dalam buku Why Do Men Fall Asleep After Sex?, Mark Leyner dan Billy Goldberg, MD, menyatakan bahwa tenaga selama berhubungan seks menghabiskan otot glikogen penghasil energi. Karena pria biasanya memiliki massa otot lebih, mereka lebih cepat lelah.

Sangat mungkin juga wanita mengantuk secepat pria lakukan setelah orgasme. Namun, orgasme wanita lebih jarang daripada pria saat berhubungan seks. Ya, meskipun wanita bisa mencapai multi-orgasme.

Terhadap pengaruh kantuk ini memang banyak pasangan yang minim pengetahuannya. Tidak hanya soal kantuk, secara keseluruhan, seperti dikatakan Wimpie Pangkahila, sesksologi terkenal Indonesia, pasangan hanya memandang seks sekadar kebutuhan lelaki yang harus dipenuhi istri.

Padahal semestinya suami yang perlu bertindak sebagai pelayan dalam hubungan seksual.

Menurut spesialis andrologi, Wimpie Pangkahila, banyak akibat yang ditimbulkan dari minimnya pengetahuan dan kurangnya keterbukaan seputar hubungan seksual ini.

Pasutri, atau salah satunya, tidak merasa bahagia dan terpuaskan, terutama wanita yang lebih sulit mengalami orgasme dibandingkan pria.

Dampaknya bukan sekadar persoalan kehidupan seks, tetapi juga kepada kualitas hubungan dan kehidupan rumah tangga.

Wimpie, yang juga Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia menjelaskan, kesulitan wanita untuk orgasme disebabkan berbagai hal.

Namun, yang lebih penting untuk diketahui adalah pasutri memahami bahwa wanita bukan pelayan seks. Artinya, seks dalam hubungan suami-istri bukan sekadar pemenuhan kebutuhan biologis pria tanpa memerhatikan kebutuhan wanitanya.

“Bila perlu, pria yang dijadikan pelayan karena lebih sulit membuat wanita orgasme. Pria lebih mudah orgasme karena bentuk penis menonjol dan mudah terangsang, sedangkan kelamin wanita sulit dicapai. Karena itu, posisi dalam hubungan seks bagi wanita penting,” ungkapnya, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Wimpie, pria perlu menemukan bagian peka rangsangan pada perempuan. Selain mengatur posisi yang mampu memberikan rangsangan dan kepuasan seksual perempuan, kekerasan ereksi pada pria juga turut memengaruhi kepuasan seksual perempuan.

“Wanita bisa multiple orgasme asal pria bisa mengatur ereksi dan tidak cepat ejakulasi,” tambahnya.

Selain rangsangan, posisi, dan ereksi, hubungan seks pasutri juga bergantung pada emosi yang terbangun. Komunikasi yang terbuka menjadi kuncinya. Edukasi seks menjadi solusi paling dini. Pasutri perlu lebih terbuka memahami berbagai masalah seputar seksual.

Tags : slide