close
Nuga Bola

Striker Tua di MU Itu Bernama Ibra

Mantan gelandang Manchester United Ryan Giggs kagum dengan sosok Zlatan Ibrahimovic.

Di usianya yang sudah gaek untuk laga-laga sepakbola, Giggs salut dengan Ibra yang masih mampu menunjukkan ketajamannya sebagai striker.

Pada babak kelima Piala FA, Minggu lalu, Ibra menjadi penentu kemenangan  timnya atas Blackburn Rovers berkat golnya

Kematangan usia dan performa pemain Swedia itu pun mengingatkan Giggs kala dirinya merumput di Setan Merah saat usianya tak lagi muda.

Di satu sisi, salah satu legenda United itu pun yakin Ibra juga akan mengalami tekanan yang lebih besar bermain pada usia tiga puluh lima tahun ke atas bersama Setan Merah.

Giggs pernah merasakan hal itu kala dirinya berusia tiga puluhan tahun. Dia bahkan baru berhenti berkarier sebagai pemain di klub itu pada usia empat puluh satu tahun.

“Sangat tidak mudah bermain dalam usia pertengahan tiga puluhan tahun. Saat bermain buruk selalu saja ada orang-orang yang berkata: ‘Dia sudah terlalu tua,’ atau semacamnya sehingga Anda harus menghadapi itu setiap saat,” tutur Giggs seperti dikutip dari Metro.

“Tapi dengan posisinya sebagai striker dan banyak yang mengandalkannya untuk mencetak gol, bebannya semakin bertambah.”

“Dia bukan pemain yang gampang terpengaruh dengan itu semua dan Anda bisa lihat hattrick yang dia ciptakan tengah pekan lalu dan saat menyelamatkan United di Piala FA.”

Ibrahimovic kini sudah mengemas dua puluh empat gol untuk United dalam semua kompetisi dan masih berpeluang bersaing sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Primer Inggris.

Banyak pihak yang menyamakan petualangan Ibra di MU seperti dalam film Indiana Jones yang kian matang dengan pengalamannya. Namun, Giggs tidak setuju dengan perumpamaan itu.

Pria yang pernah meniti karier sebagai asisten pelatih United pada hingga era Louis van Gaal itu menyamakan sosok Ibra dengan Eric Cantona.

“Saya pikir banyak kesamaannya karena kepercayaan diri yang mereka miliki dan kemampuan mencetak gol,” jelas Giggs

Manchester United harus menghadapi pertandingan yang amat berat di babak delapan besar Piala FA.

Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan langsung berhadapan dengan lawan tangguh dari Liga Primer Inggris, Chelsea.

Meski demikian, Ibra tampaknya tak ingin terlalu memikirkan tim mana pun lawannya di Piala FA. Sebab, ia yakin tidak ada satu pun tim berstatus unggulan khusus untuk turnamen ini.

“Setiap pertandingan tidak bisa diprediksi dengan mudah sejak saya datang ke Inggris,” terang Ibra seperti dikutip dari BBC.

“Kami harus meminimalkan kesalahan-kesalahan sekecil pun karena setiap pertandingan di Piala FA adalah final.”

“Banyak sekali hasil yang tidak berpihak kepada tim-tim favorit. Kami memberi respek kepada tim mana pun.”