close
Nuga Bola

Liga Primer “Bunuh” Ambisi The Big Fife

Liga Primer “membunuh” ambisi lima klub besar, yang bergelar “The Big Five,” Chelsea, Arsenal, Manchester City, Liverpool dan Manchester United, untuk menguasai panggung klasemen di awal musim 2015 ini, lewat penetrasi bagus tim papan tengah dan tim papan bawah.

Empat pekan putaran Primer League yang sudah berlangsung hanya bisa menempatkan Citizen dan United yang bisa bertengger di posisi lima besar.

Dengan torehan empat kemenangan, City kokoh bertengger di posisi puncak klasemen dengan nilai sempurna, dua belas.

Di bawah City, justru bermunculan tim-tim papan tengah macam Crystal Palace, Leicester City, dan Swansea City yang secara beruntun mengisi posisi dua hingga empat klasemen.

Di posisi kelima, terdapat United yang harus puas dengan torehan tujuh poin dan tertinggal satu angka dari Swansea.

Dua anggota The Big Five, Arsenal dan Liverpool ada di peringkat kelima dan keenam, sementara juara bertahan Chelsea menjadi anggota The Big Five yang paling terpuruk dan ada di peringkat ke-tiga.

Liverpool gagal mempertahankan posisi mereka di zona lima besar setelah secara mengejutkan menelan kekalahan telak tiga gol tanpa balas dari West Ham pada pekan ini.

Sementara Arsenal belum sanggup menapak naik ke papan atas juga karena kalah dari West Ham di pekan pertama. Untuk Chelsea, mereka harus benar-benar berbenah karena sudah menelan dua kekalahan dari empat pekan awal.

Meski sejauh ini Palace, Leicester, dan Swansea mampu merangsek dan merusak komposisi ideal klasemen Liga Inggris, hal itu tidak lantas menjadi jaminan bahwa mereka akan sanggup melakukan hal itu hingga pekan terakgir liga.

Selisih poin yang tipis dan masih banyaknya pertandingan yang harus mereka jalani jadi ujian yang harus dilalui tim-tim di luar The Big Five yang ingin bisa masuk dalam area papan atas.

“Kami selalu percaya bahwa kami memiliki kemampuan untuk bersaing di liga ini. Kemenangan atas Manchester United berarti besar namun kami harus terus bekerja keras di pertandingan selanjutnya,” ucap kapten Swansea Ashley Williams.

“Kami terlihat seperti sebuah tim yang sangat bagus hari ini. Bila kami tetap mampu menjaga kebugaran dan performa seperti ini, maka kami bisa mendapatkan sebuah musim yang bagus,” kata pelatih Palace Alan Pardew usai kemenangan atas Chelsea.

Manchester United yang bertandang ke Liberty Stadium, kandang Swansea, dipermalukan dan bertekuk lutut di laga Minggu malam WIB, 30 Agustus 2015.

Swansea mengakhiri pertandingan dengan skor dua berbanding satu sekaligus membuat United merasakan kekalahan perdana musim ini.

“Kami kalah dalam tempo lima menit. Tentu hal ini menyedihkan mengingat kami menguasai jalannya pertandingan dan tampil lebih baik di 85 menit lainnya.”

“Dalam kurun waktu tersebut, lawan mengubah pola dan kami tak mampu meresponnya dengan baik,” ucap Van Gaal seperti dikutip dari BBC Sport.

Menurut Van Gaal, United menyia-nyiakan kesempatan saat tengah unggul 1-0 dengan membuang peluang untuk mendapatkan gol tambahan.

“Kami bisa saja mencetak gol lebih banyak namun dalam sebuah pertandingan ada saatnya bahwa kamu butuh lebih banyak keberuntungan untuk mewujudkan hal itu,” tutur Van Gaal.

“Kami tak merespon perubahan mereka mungkin karena kami terlalu dominan. Hal ini harus jadi pelajaran bagi kami,” kata mantan pelatih Barcelona ini menambahkan.

Kekalahan United di Stadion Liberty ini membuat catatan buruk United di hadapan Swansea bertambah panjang. Saat ini, United selalu kalah dalam tiga duel melawan Swansea.

“Saya menikmati permainan yang disuguhkan oleh para pemain namun dalam sepakbola, hasil adalah hal terpenting dan kami kalah hari ini,” tutur Van Gaal.

“Kami kurang banyak mengambil pelajaran dari kekalahan sebelumnya,” kata Mata mengakui.

Tidak hanya van Gaal yang kecewa berat. Brendan Rodgers, pelatih Liverpool pun kembali dipermemalukan ketika “The Reds” kalah hadapan puluhan ribu Kopites–julukan untuk pendukung Liverpool–di Anfield, atas tim tamu, West Ham United, tiga gol tanpa balas

Buruknya, tiga gol yang bersarang di gawang Simon Mignolet itu sendiri terjadi akibat lemahnya dan kesalahan yang dilakoni bek-bek di lini pertahanan Liverpool.

Gol pertama berawal dari kesalahan Martin Skrtel yang salah membuang bola. Kemudian gol kedua tercipta setelah Dejan Lovren melakukan kesalahan sehingga bolanya dicuri Manuel Lanzini di daerah pertahanan.

Dan, pada gol ketiga, dari tiga bek Liverpool tak ada yang bisa mencegah Diafra Sakho untuk mencegah gol. Tendangan datar Sakho itu menerobos lewat kolong kaki Skrtel sebelum menerobos di sudut kanan bawah gawang Liverpool.

Tentang kekalahan itu Rodgers mengatakan dirinya kecewa.

“Gol yang pertama adalah gol yang mudah dan itu memberi mereka motivasi dan bertarung,” ujar Rodgers seperti dikutip ESPN,” gol kedua adalah sebuah kesalahan, yang mana bisa terjadi.”

Rodgers sendiri mengklaim timnya memulai pertandingan dengan baik hingga Philippe Coutinho diusir wasit pada babak kedua. Padahal, sebelum peluit tanda jeda babak ditiup wasit, The Reds sudah dalam posisi ketinggalan dua gol.

Ia pun mengklaim baik Coutinho maupun kapten West Ham, Mark Noble, tak pantas mendapatkan kartu merah dalam laga tersebut.

“Kami kecewa, tetapi kami akan menjadikan ini sebagai refleksi dan kembali lagi untuk mengincar kemenangan di pertandingan berikutnya melawan Manchester United pada 12 September 2015,” lanjut Rodgers.

Tags : slide