close
Nuga Bola

Ketika Madrid Mengingkari Janji-janjinya

Real Madrid mengingkari janji-janjinya?

Ya, itulah yang dikemukan Gareth Bale dan Karim Benzema

Mereka satu suara terkait kondisi Real Madrid setelah Cristiano Ronaldo.

Keduanya sama-sama yakin Real Madrid jadi tim yang lebih baik sepeninggal Ronaldo. Kini, pernyataan itu seolah diingkari.

Ronaldo adalah pemain terbaik Real Madrid dalam sepuluh tahun terakhir, jika tak mau dibilang dalam dua puluh tahun terakhir, tiga puluh tahun terakhir, atau bahkan sepanjang Real Madrid berdiri.

Di bulan-bulan awal kepergian Ronaldo, ketika Real Madrid masih meyakini jalan mereka mulus walaupun gagal menjadi juara Piala Super Eropa, Bale dan Benzema mengumbar keyakinan yang terlalu dini.

“Saya menduga Real Madrid akan terlihat lebih sebagai sebuah tim, lebih bekerja sebagai sebuah kesatuan dibandingkan [bertumpu] pada seorang pemain,” kata Bale.

“Saya rasa kami jadi tim yang lebih baik saat ini. Kami bermain sebagai sebuah tim, bertahan dan menyerang bersama. Saya kini termotivasi dan siap untuk mengambil tanggung jawab [menggantikan peran Ronaldo sebagai mesin gol],” tutur Benzema pada kesempatan berbeda.

Ucapan Benzema dan Bale itu seolah mengisyaratkan Ronaldo adalah pemain yang egois dan bermasalah di Real Madrid. Padahal CR7 adalah contoh jelas sikap profesionalisme seorang pemain di lapangan.

Keyakinan diri yang terlalu dini itu kemudian kini mulai berbalik menghantui Real Madrid. Dalam laga terakhir melawan Real Sociedad, Real Madrid menelan kekalahan.

Bale yang diyakini bisa jadi pemimpin Real Madrid malah kembali menyingkir dari tim lantaran cedera. Bale seolah melupakan riwayat cedera yang sering menghantui dalam beberapa musim terakhir saat melontarkan keyakinan bahwa Real Madrid lebih baik tanpa Ronaldo.

Benzema yang berjanji siap mengambil alih tanggung jawab sebagai mesin gol pun terlihat tidak menggigit di depan gawang Real Sociedad. Ia tidak bisa jadi jalan keluar dari kesulitan yang dialami oleh Real Madrid di laga lawan Real Sociedad.

Buruknya produktivitas gol Real Madrid musim ini menunjukkan bahwa Benzema dan Bale tidak bisa menepati ucapan yang pernah mereka lontarkan di awal musim ini, setidaknya sejauh musim berjalan.

Real Madrid baru mencetak dua puluh enam gol, tertinggal lebih dari dua puluh empat gol dari koleksi gol Barcelona. Los Blancos juga kalah produktif dari Sevilla dan bahkan memiliki jumlah gol yang sama dengan Atletico Madrid yang selama ini dikenal sebagai tim yang lebih defensif.

Kesalahan pertama Real Madrid setelah melakukan kesalahan besar melepas Cristiano Ronaldo adalah begitu cepat melakukan pergantian pelatih. Julen Lopetegui didepak dan Santiago Solari ditunjuk sebagai pelatih.

Real Madrid seolah berharap Solari bisa mengikuti jejak Zinedine Zidane yang tanpa pengalaman bisa mengangkat Real Madrid jadi tim terhebat di Eropa dalam tiga musim terakhir.

Namun ada beberapa hal yang membuat Solari tidak bisa mengikuti jejak Zidane dengan mudah.

Solari menangani Real Madrid yang pemain-pemainnya sudah ada di puncak dunia. Real Madrid berhasil menjadi juara Liga Champions untuk tiga musim beruntun sehingga tak pelak hal itu cukup berpengaruh terhadap gairah dan motivasi para pemain.

Selain itu, pemain-pemain andalan Real Madrid macam Sergio Ramos, Luka Modric, Toni Kroos, dan Marcelo semakin berumur. Belum lagi fakta bahwa Real Madrid tak punya waktu cukup untuk melakukan persiapan pramusim lantaran ada Piala Dunia

Kesalahan besar lainnya adalah tidak ada amunisi baru untuk Real Madrid di musim ini yang memiliki kualitas level atas. Thibaut Courtois memang datang, namun sejatinya kiper baru bukanlah jawaban tepat atas kehilangan Ronaldo.

Keylor Navas sejatinya juga sudah bisa menjadi dewa pelindung yang hebat untuk Los Blancos sebelum kedatangan Courtois.

Kondisi itu yang menyulitkan Solari untuk mengangkat level permainan Real Madrid. Melihat nama-nama pemain yang dimasukkan saat Real Madrid tertinggal dari Real Sociedad sudah menggambarkan bahwa Real Madrid tengah bermasalah dengan kedalaman skuat.

Selain Isco, nama Sergio Regulon dan Dani Ceballos bukanlah nama yang bisa mengobarkan semangat kebangkitan dari bangku cadangan.

Pada akhirnya jumlah protes Real Madrid terhadap keputusan wasit menjadi lebih banyak daripada jumlah ancaman berarti yang mereka berikan ke gawang Real Sociedad.

Presiden Real Madrid Florentino Perez jelas tengah tak tenang dengan situasi yang ada saat ini. Ini adalah situasi terburuk Perez dalam beberapa tahun terakhir.

Keuntungan menjual Ronaldo dengan harga lebih tinggi dibandingkan saat membelinya, dengan fakta sudah memakai tenaga Ronaldo selama sembilan musim, kini seolah tak berbekas. Real Madrid kehilangan pemain yang bisa memantik munculnya kekuatan tim dengan kemampuan individu yang dimiliki.

Uang yang mungkin dimiliki Real Madrid saat ini pun bisa tak berarti bila pemain incaran mereka adalah pemain-pemain yang memang sudah ada di klub besar dengan sokongan finansial mumpuni.

Perez harus berusaha ekstra keras untuk setidaknya mereka bisa mendapatkan kekuatan tambahan di bulan Januari agar kedalaman skuat mereka menjadi lebih baik. Selain itu, Perez juga harus menyusun rencana transfer besar di akhir musim nanti sejak saat ini.

Untuk urusan prestasi, target realistis Real Madrid musim ini adalah finis di zona empat besar lantaran performa labil membuat mereka sulit untuk bermimpi jadi juara liga.

Bahkan trofi Piala Dunia Antarklub yang mereka dapatkan bulan lalu tidak bisa jadi jaminan kualitas Los Blancos saat ini.

Real Madrid masih bisa bermimpi untuk jadi juara Liga Champions untuk kali keempat beruntun karena mereka punya kepercayaan diri yang berbeda.

Namun melihat kekuatan klub Eropa lainnya saat ini, Real Madrid butuh peningkatan kualitas besar-besaran di tiap laga yang mereka jalani.

Real Madrid, terutama Benzema dan Bale yang dianggap pemimpin saat ini, masih punya waktu untuk membuktikan diri sekaligus memberi penegasan bahwa ucapan mereka di awal musim adalah janji yang bisa dipenuhi.