close
Nuga Bola

Tanpa Neymar Brasil ke Perempat Final Copa

Brasil berhasil mengatasi kegamangannya tanpa Neymar da Silva, yang dikartumerahkan, dan absen di empat laga, dengan mengatasi perlawanan Venezuela pada laga pamungkas Grup C Copa America di Estadio Monumental David Arellano, Senin pagi WIB, 22 Juni 2015.

Tampil saling jual beli serangan sejak menit awal, Selecao sukses menyudahi pertandingan dengan kemenangan tipis dua gol berbanding satu.

Hasil positif tersebut pun memastikan langkah Brasil untuk lolos ke perempatfinal dengan status sebagai juara grup C. Di babak tersebut, tim asuhan Carlos Dunga itu bakal menjajal kekuatan Paraguay sebagai runner up Grup B.

Menghadapi Paraguay di perempatfinal nanti Brasil akan bermain “all-out” untuk tidak mengulang pertandingan di Copa America sebelumnya, dimana “:Selecao pernah disingkirkan Paraguay

“Kami tidak meremeh Paraguay di perempat final. Kami pernah disingkirkan mereka,” ujar gelandang Brasil Thiago Silva kepada “soccerway” usai laga..

Para pengamat memang menempatkan Brasil sebagai unggulan kala melawan Paraguay. Catatan kalah menang pun memihak Brasil selama mereka bertanding. Brasil memenangkan empat puluh tujuh laga dari tujuh puluh delapan pertemuan mereka di semua kompetisi.

Namun hal itu sama sekali tak membuat Silva jemawa. Sebab pertemuan terakhir antara kedua tim dimenangi oleh Paraguay.

Duel terakhir Brasil dan Paraguay terjadi di perempatfinal Copa America 2011 meloloskan Paraguay lewat adu penalti yang dramatis.

“Paraguay adalah lawan yang berat, siapapun yang menonton Copa America terakhir bisa melihat bahwa mereka lolos ke final dan memang pantas,” ujar Silva seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, hukuman empat laga yang dijatuhkan kepada Neymar terus menuai komentar.

Rekan satu timnya di Barcelona, Jordi Alba menuding wasit tidak adil dalam menjatuhkan hukuman untuk Neymar.

“Neymar tidak melakukan tindakan bodoh,” ujar Alba.

Wasit mengakumulasikan tiga hukuman untuk Neymar berupa menendang bola yang mengenai punggung pemain lawan, Pablo Armero, menanduk Jeison Murrillo dan ketahuan menghina wasit Enrique Osses di lorong menuju ruang ganti.

Dalam laporan yang ditulisnya seusai pertandingan, Osses menyebut bahwa Neymar menunggunya di dalam lorong dan berseru kepadanya, “Kau ingin jadi terkenal karena namaku, ya. Dasar anak jalang!”

Mengapa hukuman Neymar bisa sampai empat laga?

Rupanya, Neymar didakwa bersalah bukan hanya atas perbuatannya terhadap Armero dan Murillo, melainkan juga kepada wasit.

Komite Disiplin CONMEBOL pun tidak punya pilihan selain memberikan hukuman berat untuk Neymar.

“Berdasarkan yang dituliskan di laporan, semuanya sudah terencana, dia menunggu wasit di lorong dan menghina wasit. Hukumannya bisa lebih berat lagi,” ujar anggota Komite Disiplin CONMEBOL, Alberto Lozada.

Alhasil, penyerang Barca itupun mendapat larangan bertanding di empat pertandingan. Hukuman itu praktis akan membuat Neymar absen di sisa turnamen, sekalipun Brasil berhasil maju sampai ke final.

Alba menilai kemarahan Neymar bisa dipahami. Apalagi jika sepanjang pertandingan dia sering kali dilanggar oleh lawan.

“Aku pikir sanksi kepada Neymar tidak adil,” cetus Alba di AS.

“Pemain lawan mengincar dia terus. Dia sudah sangat bersabar. Aku juga mestinya marah besar jika mendapat perlakuan seperti itu,” imbuh pemain internasional Spanyol ini.
Tidak hanya Alba, bintang Argentina yang menjadi duetnya di Barca, Lionel Messi juga angkat bicara . Messi menyesalkan hukuman yang dijatuhi untuk rekan satu timnya di Barcelona itu.

“Saya tidak mau berkomentar apa-apa soal Neymar. Dia adalah teman saya,” ujar Messi seperti dilansir Soccerway.

“Saya menyesalkan hukuman yang diberikan untuknya sehingga dia tak bisa bermain lagi di Copa America.”

“Dia adalah pemain penting untuk Brasil. Saya tahu betapa pentingnya dia buat mereka dan kehadiran dirinya di atas lapangan,” kata Messi.

Pada laga lainnya di Grup C, yang dimainkan lebih awal, Peru juga memastikan diri lolos ke perempat final.Tambahan satu poin dari hasil imbang tanpa gol melawan Kolombia sudah cukup mengantar Peru ke babak delapan besar.

Dalam pertandingan ketiga Grup C di Estadio Municipal Bicentenario German Becker, Kolombia, sebenarnya, lebih mendominasi permainan. Namun Peru yang tampil solid dalam bertahan mampu menahan gempuran James Rodriguez

Kolombia langsung mengambil inisiatif menyerang sejak menit-menit awal pertandingan. Saat laga baru berjalan empat menit, Radamel Falcao sudah memaksa kiper Peru melakukan penyelamatan.

Dari sebuah sepak pojok, bola kemudian jatuh ke kaki Falcao. Falcao yang berdiri membelakangi gawang kemudian membalikkan badan dan melepaskan tembakan. Tapi upaya Falcao itu bisa ditepis oleh Pedro Gallese.

Empat menit berselang, Kolombia kembali mengancam gawang Peru. Serangan balik yang dibangun pemain-pemain Kolombia dituntaskan oleh Pablo Armero dengan sebuah tembakan namun hanya mengenai sisi luar jaring gawang Peru.

Tapi tekanan yang dilancarkan Kolombia di menit-menit awal masih tak membuahkan hasil. Disiplinnya pertahanan Peru juga membuat Kolombia kesulitan untuk memecah kebuntuan.

Memasuki babak kedua, Peru lebih dulu mengejutkan Kolombia. Berawal dari kesalahan pemain Kolombia di lapangan tengah, Christian Cueva melakukan serangan balik. Dia kemudian mengoper bola dan disambut tendangan first time Joel Sanchez. Tapi David Ospina bereaksi dengan baik untuk menggagalkannya

Serangan Kolombia kembali membahayakan gawang Peru di menit ke-enam puluh sembilan. Gutierrez yang melakukan penetrasi ke area pertahanan peru kemudian memberikan umpan terobosan kepada James. Tapi tembakan James bisa ditepis.

Bola muntah langsung disambar oleh Jackson Martinez. Namun upaya Martinez juga masih mentah di tangan Gallese.

Kolombia terus berupaya menekan. Kali ini Martinez mendapat peluang di masa injury time setelah menerima bola dari Sanchez. Tapi sepakannya masih mengarah ke Gallese.

Dengan hasil ini, Peru dan Kolombia sama-sama mengumpulkan empat poin. Tapi Peru berhak lolos lebih dulu ke perempatfinal karena punya produktivitas gol yang lebih baik daripada Kolombia.

soccerway, marca, o’globo dan sky sports

Tags : slide