Site icon nuga.co

Asup Sayur Plus Tomat, Stroke Menjauh

Stroke, sepertinya, tak pernah habis di bicarakan sebagi pembunuh dan penyebab orang menderita “cacat.” Kini stroke tidak hanya mendatangi orang “gaek,” tapi juga mulai “menyerang” orang muda yang dalam usia produktif.  “Healthday News,” sebuah media kesehatan dalam sebuah tulisan terbarunya mencata, seorangt anak muda usia 23 tahun terkena “stroke.”

Menurut media itu, sang anak baru saja menyelesaikan pendidikan S-1 dan sedang menyelesaikan program magang di sebuah perusahaan perbankan. Ia menamatkan pendidikan dengan prestasi “suma cumlaude.”

Menurut “healthdaynews” ada kesalahan pola hidup dari sang anak muda. Ia penggemar berat “western food.”  Burger, daging ham dan kentang goreng, yang menurut para ahli merupakan pemicu stroke.

Untuk menghindari anak muda usia produktif perlu diperhatikan sebuah studi terbaru yang mengungkapkan  kaitan kuat antara konsumsi serat dengan penyakit kardiovaskular yang meliputi penyakit jantung koroner dan stroke.

Victoria Burley yang melakukan penelitian ini menyebutkan riset yang dilakukannya bersifat jangka panjang. Ia mengumpulkan 8 penelitian yang dilakukan sejak tahun 1990 dan melibatkan 500.000 partisipan. Mereka diwawancara tentang konsumsi serat dan diikuti rekam kesehatannya selama 8-19 tahun.

Para peneliti menemukan risiko stroke bisa berkurang sampai 7 persen untuk setiap 7 gram penambahan serat yang dikonsumsi setiap hari. Dengan kata lain mereka yang paling rajin mengonsumsi serat risikonya paling rendah terkena stroke. Tambahan 7 gram penambahan serat bisa berasal dari dua potong roti gandum utuh, sayuran atau buah-buahan.

Bahan pangan tinggi serat kebanyakan rendah kalori sehingga juga membantu menjaga berat badan tetap ideal. Selain itu makanan yang berserat tinggi memiliki banyak vitamin, mineral, dan antioksidan, termasuk polifenol dan flavonoid yang akan membuat pembuluh darah lebih elastis.

Dalam studi lainnya  para ahli dari Filandia menunjukkan, orang yang gemar makan tomat mungkin memiliki risiko lebih rendah untuk terserang stroke.Publikasi jurnal Neurology, mengungkapkan para ahli dari University of Eastern Finland di Kuopio meneliti sekitar 1.000 orang tua. Riset menemukan, mereka yang memiliki kadar antioksidan lycopene yang relatif tinggi di dalam darahnya, lebih kecil kemungkinannya terserang stroke selama dua belas tahun ke depan.

Lycopene adalah zat kimia yang memberi warna merah pada makanan seperti tomat, cabe merah, semangka dan pepaya. Bagi kebanyakan orang, tomat adalah sumber terbaik lycopene.

Pimpinan riset Jouni Karppi, menyatakan lycopene adalah “antioksidan yang ampuh”. Artinya, zat tersebut mampu membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang akhirnya dapat mengarah kepada penyakit. Penelitian di laboratorium juga menunjukkan, lycopene membantu memerangi peradangan dan pembekuan darah, dan mungkin lebih baik dalam proses tersebut dibandingkan antioksidan lain.

Dalam studi tersebut, Karppi dan timnya melibatkan 1.031 orang berusia 46 sampai 55 tahun.  Tingkat lycopene, alpha- dan beta-carotene, dan vitamin E serta A setiap relawan diukur. Dalam kurun waktu 12 tahun, tercatat ada 11 kasus stroke di antara 25 persen relawan dengan tingkat lycopene tertinggi, dibandingkan dengan 25 kasus di antara 25 persen relawan dengan tingkat paling rendah.

Walau begitu, peneliti lainnya berpendapat bahwa rendahnya risiko stroke tidak semata-mata hanya karena faktor lycopene. Kemungkinan ada hal lain pada relawan dengan kadar lycopene tinggi yang dapat menjelaskan mengapa risiko mereka menjadi lebih rendah. “Studi seperti ini menarik, tapi memiliki keterbatasan yang signifikan,” kata Larry Goldstein, Direktur Duke Stroke Center dan profesor di Duke University Medical Center di Durham, North Carolina.

“Temuan ini memang memperkuat saran saat ini agar orang mengkonsumsi makanan yang seimbang dengan baik, melalui buah dan sayuran,” kata Goldstein. “Jika anda ingin memakan tomat sebagai bagian dari itu, tak apa-apa,” kata Goldstein.

Selain soal pola makan, stroke juga bisa dijauhi dengan aktivitas fisik sederhana, seperti berjalan, yang dilakukan setidaknya tiga jam per minggu. Aktifitas ini sangat dianjurkan bagi perempuan. Demikian menurut studi baru di Amerika Serikat.

“Pesan untuk masyarakat umum tetap sama, yaitu banyak melakukan aktivitas fisik itu baik untuk kesehatan Anda,” kata penulis utama studi José María Huerta dari Murcia Regional Health Authority di Spanyol pada Reuters Health.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang berusia muda saat ini lebih mungkin untuk menderita stroke daripada beberapa tahun terakhir. Antara 1993 dan 2005 saja, kasus stroke di Amerika Serikat dua kali lipat terjadi pada orang yang berusia kurang dari 50 tahun.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, setiap 40 detik bertambah satu orang yang menderita stroke dan setiap 4 menit satu orang AS meninggal karena stroke. Penelitian ini melibatkan total 13.576 pria dan 19.416 wanita berusia 29-69 tahun yang merupakan bagian dari European Prospective Investigation into Cancer dan Nutrition cohort di Spanyol.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Stroke ini menunjukkan bahwa wanita yang berjalan dengan rata-rata waktu 3,5 jam atau lebih setiap minggunya memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena stroke. Para peneliti pun memberikan rekomendasi untuk paling tidak melakukan aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama 150 menit per minggu.

Stroke terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu atau ketika pembuluh darah di otak pecah sehingga darah keluar ke dalam ruangan di otak sehingga mengganggu kerja sel-sel otak. Rasa pusing dan mati rasa tiba-tiba yang terjadi terutama pada satu sisi tubuh serta kehilangan keseimbangan adalah gejala umum dari stroke.

 

Exit mobile version