Site icon nuga.co

Rossi Boikot Membalap di Sirkuit Valencia

Valentino Rossi dipastikan tidak akan ikut balapan di MotoGP Spanyol, Valencia Circuit, Minggu, 08 November 2015, sebagai bagian aksi boikot sekalgus ancamannya untuk mundur dari balapan “kuda besi” itu untuk selamanya setelah menolak sanksi dari otoritas MotoGP usaih bandingnya tidak diterima

Rossi diberikan sanksi pengurangan angka tiga poin dan start dari posisi paling belakang di Valencia sebagai hukuman atas “tendangan”nya terhadap Marc Marquez di lap ketujuh tikungan empat belas lomba MotoGP di Sepang, Malaysia, Minggu, 25 Oktober 2015.

“Saya memulai balapan dari urutan terakhir? Tidak. Itu sesuatu yang paling menyedihkan. Saya tidak bersalah,” kata Rossi kepada “motor cyclenews,” Selasa, 27 Oktober 2015.

Kepada “motorcyclenews,” Rossi juga mengatakan tidak akan mengubah niatnya untuk mundur dari balapan di musim mendatang.

“Saya tidak ikut ke Valencia dan akan mundur usai balapan musim ini. Itu sudah final,” ujar Rossi dengan nada mengancam.

Rossi dipastikan mendapat penalti setelah Race Direction memastikannya bersalah dalam kasus “tendangan” Sepang.

Tim Rossi telah menerima informasi tentang penolakan bandingnya

Dengan boikot dan mundurnya Rossi antusiasme penggemar MotoGP diyakini akan mengendur apalagi perebutan juara antara dua pebalap Yamaha justru dibuyarkan pebalap lain. Pebalap lain itu merujuk kepada Marquez yang membalap untuk tim Repsol Honda.

Insiden antara Rossi dan Marquez itu sendiri mengundang prokontra dari publik MotoGP.

Ayah Valentino Rossi, Graziano, bahkan geram dan mengecam pada ketidakmampuan pihak penyelenggara untuk melindungi anaknya dari gangguan-gangguan Marquez pada dua seri terakhir yaitu GP Malaysia dan GP Australia.

“Pihak penyelenggara adalah Spanyol dan mereka terus membiarkan Marquez mengganggu Valentino, seperti halnya di Australia. Saya menganggap ini adalah masalah penting,” kata Graziano seperti dikutip dari La Gazzetta dello Sport.

Sementara itu rekan satu tim Rossi, Jorge Lorenzo, malah ikut menyudutkan pebalap asal Italia tersebut.
Lorenzo bahkan menyatakan seharusnya Rossi mendapatkan hukuman terberat yakni didiskualifikasi dari balap dan tak mendapat poin sama halnya Marquez yang terjatuh.

Baik Rossi dan Marquez pun sudah angkat bicara mengenai insiden yang menimpa keduanya. Tentu saja mereka mengungkapkan dari sudut persepektif pribadi kepada wartawan.

Rossi yang bertengger di puncak klasemen masih unggul tujuh poin dari rekan setimnya, Jorge Lorenzo. Namun putusan otoritas MotoGP akan membuat hampir tidak mungkin bisa meraih gelar juara dunia musim ini.

Hanya dua syarat Rossi bisa tampil menjadi yang terbaik musim ini. Pertama, dia harus menjadi runner-up di Valencia. Gelar juara dunia langsung menjadi milik Rossi, dengan catatan Lorenzo tidak menyelesaikan balapan.

“Mungkin saya tidak akan balapan di Valencia dan saya harus memutuskan. Ini hukuman tidak adil karena saya tidak ingin membuat Marquez jatuh,” kata Rossi seperti dilansir FoxSports, Selasa, 27 November 2015.

“Saya ulangi kembali, saya minta maaf atas kecelakaan Marquez karena saya hanya ingin mengganggu lajunya. Saya selalu menjadi pembalap yang sportif,” papar The Doctor.

Sementara itu Direktur Pengelola Tim Movistar Yamaha, Lin Jarvis, meyakini jatuhnya Marc Marquez di Grand Prix Malaysia bukan akibat tendangan Valentino Rossi. Jarvis mengungkapkan, mustahil Rossi bisa menendang motor ratusan kilogram hingga terjatuh.

Rossi berulang kali menegaskan tak melakukan tendangan hingga membuat Marquez terjatuh. Menurut The Doctor, pergerakan kakinya yang terlihat menendang Marquez hanyalah kesalahpahaman.

Jarvis mengaku mempercayai apa yang dikatakan juara dunia tujuh kali itu. Kepercayaan pada apa yang didengarnya dari Rossi semakin diperkuat dengan bukti rekaman video dan gambar yang diambil oleh kamera di helikopter.

Sebelumnya, Jarvis mengungkapkan timnya sudah mengajukan banding atas hukuman yang diterima Rossi. Akan tetapi, FIM Steward menolak banding tersebut, sehingga membuat hukuman The Doctor pun tidak bisa diubah.

im Movistar Yamaha kecewa dengan keputusan Race Direction yang hanya memberikan hukuman pada Valentino Rossi dalam insiden dengan Marc Marquez di GP Malaysia. Direktur Pengelola Movistar Yamaha, Lin Jarvis, menilai Marquez harusnya juga dihukum.

Menurut Jarvis, insiden di Sirkuit Sepang takkan terjadi apabila gaya membalap Marquez tidak memprovokasi dan memancing emosi Rossi. Jarvis merasa keputusan yang diambil tak adil lantaran The Baby Alien tidak ikut dihukum, padahal Race Direction telah mengakui kebenaran hal tersebut.

“Jika Anda menganalisa balapan hari ini dan mempelajari setiap pergerakan Marc, memang tidak ada yang ilegal. Tapi, saya pikir Anda harus melihatnya lebih mendalam lagi,” tutur Jarvis, seperti diberitakan situs resmi MotoGP.

“Anda harus mempertanyakan apa motivasi dari gaya membalap, cara, dan niat Marc mengganggu Valentino hingga titik maksimal,” sambungnya.

“Kami tidak bisa membantah. Apa yang dilakukan Valentino bukanlah pergerakan yang kami ingin lihat. Tapi Valentino sejatinya bukan pembalap yang curang,” kata Jarvis, seperti dimuat situs resmi MotoGP.

“Dia bukan pembalap yang suka menciptakan isu dan masalah bagi orang lain. Kami merasa penalti untuk Rossi cukup berat,” sambungnya.

Jarvis mengaku Tim Movistar Yamaha sudah mengajukan banding atas hukuman yang diterima The Doctor.

Pembalap yang dikenakan penalti oleh Race Direction memang bisa mengajukan banding ke FIM Steward untuk menolak atau pun meminta kelonggaran hukuman.

“Tapi FIM Steward menolak banding dan setuju dengan keputusan yang sebelumnya. Ini adalah finalnya, jadi tak perlu dibahas lagi,” tukas Jarvis.

Exit mobile version