Site icon nuga.co

Bila Konsisten, Marquez akan Terus Juara

Konsistensi dan kematangan Marc Marquez di musim ini menuai banyak pujian dari analis, pengamat dan para leegenda balap motor.

Salah satu dari legenda MotoGP itu, , Giacomo Agostini, menilai Marc Marquez masih bisa diharapkan meraih banyak gelar juara dunia di masa depan seiring kegemilangannya di usia muda.

Marquez berhasil meraih gelar juara dunia ketiganya di kelas MotoGP usai menang di GP Jepang.

Dengan catatan tersebut, Marquez mengoleksi tiga gelar juara dunia dalam empat tahun perdananya di MotoGP.

“Tahun ini Marquez berhasil jadi juara dunia. Tahun lalu Marquez gagal jadi juara dunia, namun musim sebelumnya ia juga berhasil melakukannya jadi juara dunia.”

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa masih ada banyak hal yang bisa diharapkan dari Marquez mengingat usianya yang masih sangat muda,” kata Agostini dalam wawancara dengan Radio 24.

Marquez saat ini baru berusia dua puluh tiga  tahun dan fakta itulah yang membuat Agostini yakin bahwa Marquez bisa terus melakukan banyak hal luar biasa di masa depan.

“Marquez menunjukkan sebuah perlombaan yang luar biasa musim ini. Marquez beberapa kali mampu keluar dari situasi sulit yang mengadangnya.”

“Marquez layak menjadi juara dunia. Dia bisa memilih dengan baik kapan waktunya tampil agresif dan kapan harus berkepala dingin serta membuat perhitungan matang,” ujar Agostini.

Tentu untuk terus meraih gelar juara dunia, langkah Marquez sendiri tak akan berlangsung mulus.

Meskipun Valentino Rossi akan pensiun, Jorge Lorenzo dan juga Maverick Vinales bakal siap muncul sebagai penantang utama Marquez.

“Saya tak tahu yang akan terjadi musim depan dan semua itu tentunya harus melihat bagaimana kinerja tiap pabrikan di musim dingin. Menarik untuk melihat tim mana yang akhirnya mampu memproduksi motor terbaik untuk pebalap.”

“Yamaha dan Honda akan tetap jadi pabrikan terdepan. Namun Suzuki telah menunjukkan performa bagus sejauh ini dan Ducati pun terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun,” ucap Agostini.

Hasil tersebut didapat ketika dirinya mampu menjadi rider paling pertama yang menyentuh garis finis di MotoGP seri Jepang.

Keberhasilan Marquez menjadi juara dunia MotoGP 2016 sebenarnya tidak digapainya dengan mudah.

Terlebih performa motor Tim Honda sendiri di MotoGP  sebenarnya tidak terlalu baik ketimbang para rivalnya.

Namun kekuatan mental Marquez dalam menghadapi setiap tekanan menjadikannya sebagai juara dunia MotoGP.

Hal tersebut pun membuat salah satu pengamat MotoGP, Carlo Pernat, merasa kagum kepada figur Marquez.

“Valentino Rossi harusnya khawatir tentang masa depan setelah Marc mengakuisisi rekornya sebagai pembalap termuda yang meraih lima gelar juara dunia pada usia 23 tahun,” ucap Pernat, seperti disadur GP One, Selasa, 18 Oktober 2016.

“Saya pikir ini merupakan sukses dari tim Honda, yang mana mampu meyakinkan pembalapnya untuk tetap tenang walau motor mereka bukanlah yang terbaik.”

“Bagi seorang pembalap dengan talenta sekaliber Marc, kondisi tadi bukan merupakan hal yang mudah dari sisi mengubah mentalitas,” tuntasnya.

Marquez sendiri kepada “crash,” , mengapresiasi penampilan rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi, di GP Jepang pada Minggu 16 Oktober 2016.

Pada balapan tersebut Rossi mengalami insiden pada lap ketujuh hingga membuat Marquez keluar sebagai Juara Dunia.

Memang Rossi harus mengubur mimpinya untuk merengkuh gelar juara dunia MotoGP. Sebab,  perolehan poinnya dengan Marquez tak bisa lagi terkejar di tiga seri terakhir balapan.

Sebelum balapan, The Baby Alien- julukan Marquez- merasa ada yang aneh pada Rossi. Tak ingin berpikir berlebihan, Marquez hanya memilih fokus pada dirinya. Hal itu berbuah manis karena mampu mengantarkannya merengkuh gelar ketiganya di kompetisi MotoGP.

“Saya merasa sebelum balapan Rossi sedikit gugup. Namun, saya tak terlalu mengkhawatirkannya karena saya juga harus fokus dengan diri sendiri.”

“ Kekhawatiran saya menjadi kenyataan ketika menyadari Rossi sudah tak ada di belakang saya dan tak bisa menyelesaikan balapan karena terjatuh,” kata Marquez

“Rossi memang terlalu memaksakan diri, tapi ia sudah melakukan strategi yang tepat untuk mengerahkan segalanya. Saya pun akan bertindak seperti itu jika berada di posisinya.”

“ Ia benar-benar luar biasa karena mengerahkan segalanya untuk mengejar dan menyalip saya,” pungkas pembalap asal Katalonia tersebut.

Exit mobile version