Site icon nuga.co

Usai Ambruk, Hari Ini Emas Berkibar Lagi

Harga emas di Comex Merchantil Exchange, New York, hari ini Rabu, 14 November, kembali berkibar bersamaan dengan melemahnya nilai tukar dollar Amerika Serikat.

Pelemahan dollar ini disebabkan pelonggaran  beberapa komoditas yang mengakibatkan investor mengalihkan uangnya ke perdagangan emas.

Seperti ditulis laman ekonomi dan keuangan terkenal “bloomberg,” pagi ini, Rabu WIB,  harga emas di pasar spot naik tipis nol koma dua persen per ounce

Sebelumnya, harga emas sempat jatuh ke titik terendah sejak Oktober.

Sedangkan harga emas berjangka AS stabil

Harga emas mampu naik sedikit demi sedikit karena pembelian yang dilakukan oleh investor. Meskipun pembelian tersebut masih terbatas tetapi mampu menahan kejatuhan harga emas ke level yang lebih rendah.

“Pelemahan dolar AS membuat investor kembali memburu emas. Memang banyak orang ingin membeli logam mulia ini saat harganya di bawah USD 1.200,” jelas analis RJO Futures, Chicago, AS, Phil Streible.

Ada pelonggaran likuiditas di beberapa komoditas, termasuk di pasar energi. Investor kemungkinan mengalihkan uang mereka di lokasi aset baru seperti emas berjangka,” tambah dia.

The dollar index yang merupakan indeks untuk menghitung nilai tukar dolar AS terhadap sekeranjang mata uang dunia turun nol koma empat  persen, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak Juni tahun lalu.

Dengan adanya pelemahan nilai tukar dolar AS ini membuat emas menjadi lebih murah bagi investor yang bertransaksi menggunakan mata uang di luar dolar AS.

Sebelumnya, nilai tukar dolar AS terus melonjak karena mendapat tenaga dari rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS dan juga kekhawatiran atas anggaran Italia.

“Beberapa hari terakhir ini memang emas mengalami tekanan yang sangat berat,” jelas David Meger, analis logam mulia di High Ridge Futures.

“Utamanya karena rencana kenaikan suku bunga,” tambah dia.

Sehari sebelumnya, pada pembukaan perdagangan awal pekan, harga emas  mengalami penurunan.

Sentimen menguatnya dollar Amerika serikat merupakan salah satu pemicu kuat dari tumbangnya harga emas di Mercanthil Exchange New York, Senin siang waktu setempat.

“Harga emas merosot ke level terendah dalam sebulan pada hari Senin  karena dolar naik ke titik tertinggi selama enam belas bulan, didorong oleh rencana kebijakan Bank Sentral AS atau the Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan dan ketidakpastian politik di Eropa,” tulis laman keuangan terkenal “bloomber” pagi ini WIB.

Seperti juga ditulis “reuter” pada waktu yang sama,  harga emas di pasar spot turun setengah persen  per ounce, setelah menyentuh terendah satu bulan terakhir.

Harga emas berjangka AS ditutup turun nol koma empat persen  per ounce.

Pekan lalu, logam mulia membukukan penurunan mingguan terbesar sejak Agustus setelah the Fed menegaskan kembali posisi pengetatan moneternya.

“Dari pesan hawkish (kecondongan menaikan suku bunga-red) yang kami dapatkan dari the Fed minggu lalu, kami sekarang melihat akibatnya,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

The Fed pekan lalu mengindikasikan bahwa pihaknya berencana menaikkan suku bunga bulan depan dan tetap di jalur untuk dua kenaikan potensial pada pertengahan tahun depan di tengah ekonomi AS yang optimistis dan meningkatnya tekanan upah, mengangkat dolar AS.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik ke level tertingginya sejak Juni tahun lalu, merusak daya tarik emas dengan membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya untuk membeli logam.

Harga emas telah jatuh sekitar dua belas persen sejak puncaknya pada bulan April setelah para investor lebih suka  mengoleksi dolar AS ketika perang perdagangan AS-China dibuka dengan latar belakang suku bunga AS yang lebih tinggi.

Exit mobile version