Harga emas global di Comex Merchantil Exchange hari ini, Rabu pagi WIB, moncreng bersamaan dengan pesimismenya pasar terhadap keberhasilan pembicaraan perdagangan Cina dengan Amerika Serikat.
Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Rabu pagi WIB, harga emas naik di tengah ketidakpastian perundingan perdagangan Amerika Serikat -China menjelang tenggat waktu penetapan tarif pada lima belas Desember besok
Sementara itu investor terus memantau pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang menjadi isyarat prospek moneter tahun fiskal mendatang
Dicatatkan, harga emas di pasar spot naik nol koma empat persen menjadi seribu empat ratus enam puluh tujuh dollar per ons. Sementara harga emas berjangka AS naik setengah persen menjadi seribu empat ratus tujuh puluh satu dollar.
“Harga emas naik lebih tinggi karena pelemahan dolar dan kehati-hatian jelang tenggat waktu penetapan kenaikan tarif,” kata analis FXTM Lukman Otunuga.
Jika Washington melanjutkan penetapan tarif maka resiko yang terjadi adanya keengganan di pasar keuangan sampai akhir tahun. Kondisi ini berimbas pada kenaikan harga emas.
Sekretaris Kementerian Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak ingin menerapkan babak selanjutnya dari kenaikan tarif terhadap barang-barang China pada lima belas Desember.
Namun begitu Trump ingin melihat langkah dari China untuk menghindarinya.
Perang dagang yang berkepanjangan antara dua ekonomi besar di dunia, telah mengipasi kekhawatiran akan resesi, menempatkan safe-haven emas di jalur tahun terbaiknya sejak sembilan tahun silam
Dolar yang melemah terhadap mata uang utama juga memberikan dukungan kepada bullion.
“Emas telah mempertahankan level USD 1.450 per ons meskipun kesepakatan perdagangan AS-China muncul semakin besar dan kuat secara tak terduga serta data pekerjaan, “kata analis UBS dalam sebuah catatan.
Di sisi lain, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dari hasil pertemuan dua harinya yang berakhir pada hari Rabu. Investor menunggu perkiraan pembuat kebijakan yang berimbas ke pertumbuhan ekonomi AS.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya bagi pemegang bullion yang tidak memberi imbal hasil dan membebani dolar.
Pasar juga fokus pada pemilihan di Inggris usai ekonomi negara itu tumbuh pada laju tahunan paling lambat di hampir tujuh tahun pada Oktober. Bank Sentral Eropa diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di pertemuannya pada minggu ini.
Sementara itu, harga paladium naik hampir setengah persen perons, setelah melonjak ke rekor tingginya pada sesi sebelumnya.
Kekhawatiran bahwa pasokan logam yang mungkin tidak memenuhi lonjakan permintaan telah mengangkat harga hampir lima puluh persen tahun ini.
Adapun harga juga perak naik dan platinum naik satu koma enam persen
Sehari sebelumnya, Selasa, harga emas berada di posisi stabil setelah menguat karena data manufaktur Amerika Serikat menurun. Data ekonomi yang tak bagus tersebut memicu kehawatiran perlambatan ekonomi.
Harga emas pada awalnya jatuh ke level terendah untuk kemudian mengalami penguatan Harga emas jatuh karena tekanan dolar AS.
Namun kemudian indeks saham AS atau wall street tertekan dan dolar AS tergelincir karena data manufaktur yaitu tepatnya data pengeluaran konstruksi dan investasi pada proyek-proyek swasta jatuh ke level terendah dalam tiga tahun.
“Pasar mulai melihat ada risiko, tetapi belum bisa melihat apa yang akan terjadi. Tapi dari arahnya, saham dan dolar tertekan sehingga sedikit membantu harga emas,” jelas analis komoditas TD Securities, Ryan McKay.
Pasar saham di awal pekan mengalami penguatan karena survei bisnis swasta menunjukan bahwa aktivitas pabrik China berkembang dengan kecepatan tertinggi dalam tiga tahun.
Namun pasar saham berbalik arah menyusul laporan bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan segera mengembalikan tarif impor baja dan aluminium AS dari Brasil dan Argentina.
Investor menyukai emas di saat sedang dalam ketidakpastian global. Dampak dari hal tersebut maka harga emas merangkak naik.