Site icon nuga.co

Harga Emas Terkulai Diterjang Dollar

Harga emas global, hari ini, Rabu, 17 Juni 2015, terkulai oleh keperkasaan dollar Amerika Serikat terhadap beberapa mata uang dunia lainnya.

Seperti ditulis oleh suratkabar terkenal “Wall Street Journal,” Kamis waktu Ne York, harga emas untuk pengiriman Agustus, atau merupakan kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan, ditutup melemah di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Tertekannya harga emas ini dipengaruhi oleh sentimen akan nilai tukar dolar AS yang menguat setelah beberapa hari sebelumnya melemah. Penguatan dolar AS terjadi karena beberapa data ekonomi menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Penjualan ritel di Amerika untuk Mei 2015 meningkat sesuai dengan konsensus para analis. Sebelumnya, data mengenai klaim pengangguran juga menunjukkan penurunan.

Dengan beberapa sentimen tersebut maka dolar AS menguat sehingga menekan harga emas bagi pelaku pasar yang melakukan transaksi dengan mata uang di luar dolar AS. Bagi investor tersebut, keuntungan yang bisa didapat dari emas turun.

The Wall Street Journal Dollar Index menunjukkan bahwa nilai tukar dolar AS terhadap enam belas mata uang dunia lainnya mengalami kenaikan.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung di Amerika membuat estimasi akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed akan segera dilaksanakan. Perkiraan para analis kenaikan suku bunga tersebut akan dilakukan paling cepat pada September 2015.

Kenaikan suku bunga The Fed ini tentu saja bukan merupakan khabar baik baik emas. Pasalnya, kenaikan suku bunga ini akan menekan harga emas karena imbal hasil yang diberikan dari instrumen keuangan akan lebih tinggi.

Harga emas sedang dipermainkan oleh nilai tukar dolar AS yang saat ini sedang menguat,” jelas broker FuturePath Trading, Frank Lesh.

Dalam jangka panjang, Lesh melanjutkan, banyak pelaku pasar yang akan memilih untuk keluar dari emas atau tidak lagi berinvestasi ke emas dengan adanya perbaikan-perbaikan data ekonomi AS tersebut.
“Kenaikan suku bunga membuat aset-aset keuangan lain lebih berharga jika dibandingkan dengan emas,” jelasnya.

Para investor mulai mengurangi kepemilikan logam mulianya, akibat tekanan dolar yang menguat dan sebagai tindakan pencegahan menjelang keluarnya kebijakan moneter Federal Reserve.

Menurut laman Wall Street Journal, Rabu, investor terus menarik kembali investasinya dari logam mulia dalam beberapa pekan terakhir. Itu karena mereka berharap pada kenaikan suku bunga yang lebih tinggi di AS.

Sementara pedagang berspekulasi bahwa Bank Sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga sampai akhir tahun, beberapa tetap ingin memegang aset keras seperti emas sebelum kebijakan berubah.

Minat terhadap emas memudar karena logam mulia ini tidak memberikan bunga atau dividen dan dipastikan harus berjuang untuk menarik investor yang akan lebih menyukai obligasi dan saham ketika harganya naik.

Pejabat Fed memulai pertemuan selama dua hari di Washington, dimulai pada hari Selasa dan dijadwalkan untuk mengumumkan hasil pertemuan pada Rabu sore.

“Semua orang menunggu kebijakan The Fed,” kata James Cordier, Presiden OptionSellers.com.

Penguatan dolar juga menekan harga logam mulia. Maklum, harga emas diperdagangkan dalam dolar dan menjadi lebih mahal bagi pembeli asing ketika dolar berada di atas mata uang mereka.

Pedagang emas juga mengawasi setiap perkembangan di Eropa, di mana kesepakatan soal Yunani dan kreditor internasional terus menemui jalan buntu. Investor khawatir bahwa kegagalan utang negara ini akan memaksa negara Mediterania itu keluar dari Zona Euro.

Emas kembali tertekan pada pergerakan intraday setelah ada sedikit bouncing pada dolar dan harga saham yang bergerak menguat. Namun, pergerakan emas masih terbatas oleh ketidakpastian tentang pertemuan FOMC pada minggu ini dan memburuknya situasi Yunani.

PM Yunani Tsipras terus menyiratkan keinginan bahwa tawaran terakhir telah diberikan. Yunani kabarnya tidak akan hadir pada rencana pertemuan baru menteri keuangan EuroGroup pada hari Kamis.

Tsipras juga menggunakan beberapa pernyataan yang menyalahkan pihak kreditur pada kondisi Yunani. Dia menuduh ECB sebagai penghalang bagi negaranya, dan mengklaim IMF memiliki tanggung jawab “kriminal” untuk krisis Yunani tetapi Athena masih terus berharap untuk mendapatkan lebih banyak uang agar dapat menghindari default dan mungkin Grexit.

Spekulasi dan tensi default sudah bergerak lebih tinggi dan akan terus mendukung pasar emas.

Masalah keuangan Yunani tidak akan dengan serta merta meninggalkan Yunani, tetapi ada efek yang akan menjadi headwind pada sistem keuangan jika tidak ada benar-benar ditangani dengan benar.

Jika tidak ada yang berpikir Yunani dapat menyebabkan pasar saham runtuh, maka Anda harus bertanya pada diri sendiri apakah risiko sebenarnya yang akan terjadi. Banyak orang akan melihat pasar perumahan akan berakhir buruk, juga, dan setiap dampak dari depresiasi nilai rumah yang terkandung akan membuat efek pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Fed akan memberikan pernyataan waktu kenaikkan suku bunga setelah akhir pertemuan Rabu, dimana ada kemungkinan Bank Sentral AS akan menunggu hingga September tahun ini sebelum menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

wall street journal, reuter dan bloomberg

Exit mobile version