Site icon nuga.co

Harga Emas Pekan Ini Terus Menguat

Harga emas menguat dalam sesi kesembilan berturut-turut hingga menyentuh posisi tertingginya sejak pertengahan September.

Penguatan harga emas ini  didukung meningkatnya permintaan untuk logam mulia  itu sehingga membuatnya menguat di tengah dolar Amerika Serikat  perkasa.

Meski demikian, harga emas sempat melemah usai rilis data hasil rapat bank sentral AS atau the Federal Reserve.

Harga emas untuk pengiriman Februari naik nol koma dua persen per ounce. Harga emas berjangka itu catatkan posisi tertinggi sejak 15 September.

Dalam perdagangan elektronik, harga emas sempat melemah usai bank sentral AS rilis hasil rapat.

Dari hasil rapat itu menunjukkan ada perbedaan pandangan pejabat bank sentral AS mengenai perkiraan kenaikan suku bunga pada tahun ini.

“Pernyataan cenderung kurang agresif mendorong investor merealisasikan keuntungan,” ujar Brien Lundin, Editor Gold Newsletter, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis,04 Januari.

Sementara itu, indeks dolar AS sedikit berubah usai rilis hasil rapat bank sentral AS.Harapan suku bunga AS lebih tinggi dan reformasi pajak gagal mengangkat indeks dolar AS menguat lebih tajam.

Ini membuat pergerakan harga emas. Sebagian pelaku usaha mempertanyakan  seberapa besar dampak reformasi pajak untuk dorong ekonomi.

Sementara itu, ketidakpastian geopolitik juga membantu menopang pergerakan harga emas.

Di Iran, demonstran antipemerintah turun ke jalan di kota-kota seluruh negeri selama seminggu terakhir. Mereka mengungkap kesengsaraan ekonomi negara tersebut.

Ketidakpastian geopolitik mendorong harga emas. Selain itu, harga minyak juga menguat imbas dari sentimen geopolitik.

Dari AS, data ekonomi AS menunjukkan indeks manufaktur naik menjadi lima puluh sembilan koma tujuh persen pada Desember.

Harga logam mulia lainnya antara lain, harga tembaga turun lebih dari setengah  persen  Sedangkan harga perak menguat nol koma empat persen.

Harga minyak menguat dua persen ke level tertinggi dalam dua setengah tahun. Penguatan harga minyak didorong data ekonomi dari Amerika Serikat  dan Jerman yang memacu aksi beli. Ditambah kerusuhan masih

“Ketegangan Iran tentu saja merupakan faktor, data ekonomi yang sangat kuat juga memaksa reli,” ujar John Kiduff, Partner Again Capital LLC, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis pagi WIB.

Harga minyak AS juga menguat mendapat dorongan dari cuaca dingin di Pantai Timur. Hal itu menarik sejumlah kapal tanker yang membawa minyak membalikkan rute perdagangan tradisional.

Rilis data ekonomi juga jadi katalis positif untuk harga minyak. Tingkat pengangguran mencapai rekor terendah pada Desember di Jerman. Ini merupakan dasar dari penguatan ekonomi. Selain itu, aktivitas pabrik AS juga meningkat melebihi yang diperkirakan.

Laporan manufaktur dan konstruksi memicu ekspektasi ekonomi AS yang kuat pada tahun ini. Sentimen itu juga mendorong wall street menguat.

Ole Hanson, Kepala Analis Saxo Bank Denmark mengingatkan banyak gangguan sementara mulai dari jaringan pipa North Sea Forties dan Libya yang tutup serta protes di Iran meningkatkan taruhan spekulatif yang panjang untuk harga minyak.

Dengan proses perbaikan pipa dan demonstrasi di Iran tidak menunjukkan tanda-tanda pengaruhi produksi minyak.

Exit mobile version