Site icon nuga.co

Harga Emas Lokal dan Global Stagnan

Harga emas, baik global maupun domestik, hari ini, Selasa, 26 Juli 2016, mulai menemukan momentum pelambatan akibat investor mengalihkan portofolio bisnisnya ke dollar yang terus menguat usai kasus Brexit.

Di dalam negeri, harga emas  PT Aneka Tambang Tbk atau Antam tak berubah pada perdagangan Selasa pagi WIB, jika dibanding pada perdagangan sehari sebelumnya.

Emas Antam dijual di harga Rp 600 ribu per gram.

Demikian pula harga pembelian kembali atau buyback juga tak berubah.

Harga buyback emas Antam tetap Rp 550 ribu per gram.

Itu artinya jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya Rp 550 ribu per gram. Harga ini berlaku di kantor Antam Pulogadung.

Pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pagi ini seluruh ukuran emas di Antam masih tersedia.

Di pasar global, terutama Comex, New York, harga emas terus mengalami tekanan

Pada perdagangan di awal pekan ini harga emas terkesampingkan akibat dorongan  kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat  atau the Federal Reserve.

The Federal Reserves akan mengadakan pertemuan, dan berakhir pada Rabu pekan ini. Diharapkan tidak ada kebijakan moneter baru dalam pertemuan tersebut.

Harga emas untuk pengiriman Agustus turun  per ouncenya.

“Perkembangan paling penting untuk sepekan ketika bank sentral AS mengeluarkan pernyataan kebijakan pada Rabu.”

“ Investor akan tertarik ingin melihat apa yang bank sentral katakan tentang Brexit, dan pegangan apa yang akan menjadi penentu langkah the Fed selanjutnya,” ujar Edward Meir Konsultan Independen INTL FCStone, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa, 26 Juli 2016.

Seperti diketahui, kenaikan suku bunga riil menurunkan kesempatan untuk memegang emas. Lantaran hal itu membuat emas tak menjadi menarik sehingga membuat investor memutar asetnya ke investasi berisiko seperti saham.

Dalam catatan Analis XTB David Cheetam menyebutkan kalau laporan data kerja yang menguat pada Juni 2016, yang juga diikuti oleh data lainnya mendukung kebijakan moneter di AS.

Sementara itu, indeks dolar AS sedikit lebih rendah diperdagangkan. Adapun dolar AS yang menguat dapat menekan harga komoditas.

Selain itu, bursa saham AS tertekan juga memberikan dukungan untuk harga emas.

Namun saat ini, menurut Julian Philips pendiri GoldForecaster kalau permintaan fisik emas di AS menjadi pendorong harga emas.

“Dengan resesi mendekat Inggris, dan krisis bank maka kami melihat sentimen lebih banyak untuk mempertahankan kepemilikan emas dan membeli lebih banyak,” kata Philips.

Exit mobile version