Site icon nuga.co

Harga Emas Berkilau di Pembukaan Tahun

Hari pertama tahun baru, atau Kamis waktu WIB, harga emas di Comex  menguat  dan menyentuh posisi tertingginyasejak pertengahan Juni.

Seperti ditulis laman keungangan “bloomberg,”  Kamis pagi WIB, emas untuk pengiriman Februari naik nol koma dua persen  per ounce. Berdasarkan data FactSet  harga tersebut tertinggi sejak Juni tahun lalu.

Bursa saham Asia yang tertekan dan gejolak di wall street menjadi pendorong pelaku pasar untuk membeli emas. Pelaku pasar juga mengabaikan penguatan dolar Amerika Serikat

Sepanjang  tahun lalu, harga emas turun dua persen. Pada akhir Desember, harga emas naik empat koma enam  persen.

Sementara itu, harga perak juga ikut menguat. Harga perak naik nol koma tujuh persen  per ounce. Sepanjang tahun lalu, harga perak melemah sembilan koma empat persen. Sedangkan selama Desember, harga perak naik sembilan koma empat persen.

“Mengawali 2018 dengan volatilitas. Kami melihat ketidakpastian politik dan ekonomi pada  tahun lalu akan berlanjut pada ini  Dan ini dapat dukung harga emas,” ujar Direktur Riset GoldCore, Mark O’Bryne seperti dikutip dari laman Marketwatch

Ia menambahkan, harga emas akan positif pada Januari depan. Kondisi pasar pun akan mendukung pergerakan harga emas pada tahun ini.

Sementara itu, Senior Analis Kitco, Jim Wyckoff menuturkan, pergerakan harga emas di awal tahun didorong pembelian sebagai aset sava haven dan wall street masih bergejolak.

“Penutupan harga emas di posisi resistance di level psikologis, ini dapat menarik pelaku pasar,” kata dia.

Selain itu, bursa saham global juga merespons negatif data ekonomi China melemah. Indeks China Caixin manufaktur turun ke posisi 49,7 pada Desember. Ini untuk pertama kali sektor tersebut kontraksi.

Tahun lalu, seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” pada edisi terbafrunya  harga emas dikalahkan oleh “kekuatan”  dolar AS.

“Penurunan harga emas di tahun lalu lebih disebabkan oleh perkasanya dolar AS,” tulis “bloomberg.”

Penyebab dolar AS terus menguat karena munculnya ketegangan geopolitik, perang dagang dan juga kenaikan suku bunga. Ketiga hal tersebut membuat investor lebih menyukai menyimpan dolar AS.

“Emas sebenarnya memulai awal yang baik di lal Tetapi dolar AS menganggu karena adanya perang dagang yang membuat yuan melemah,” jelas analis ABN AMRO Georgette Boele seperti dikutip dari investingnews, Rabu

Sedikit angin segar mulai terlihat di Desember lalu di mana harga emas naik lima persen. Analis melihat bahwa harga akan mulai pulih pada ini

“Pertimbangan politik dan ekonomi akan mendukung harga hingga kuartal pertama tahun ini,” kata Benjamin Lu Jiaxuan, analis komoditas di perusahaan pialang Singapura Phillip Futures.

Brian Leni, founder of Junior Stock Review, setuju dengan Jiaxuan. Ia mengatakan bahwa Bank Sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga seagresif dugaan awal sehingga membuat harga emas sedikit bernafas lega.

“Saya akan mengambil risiko dan mengatakan bahwa mereka tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini,” kata Brian.

Harga emas harus mengalami penurunan tahunan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Penurunaan harga emas ini lebih disebabkan karena investor berbondong-bondong mengoleksi dolar AS.

Seperti juga ditulis “reuter” harga emas anjlok karena pelaku pasar lebih memilih untuk menyimpan dolar AS di saat ada ketegangan geopolitik dan perang dagang.

Exit mobile version