Site icon nuga.co

Emas Terperosok di Perdagangan Hari Ini

Sehari setelah menegalami lompatan harga, hari ini, Selasa, 06 Desember, harga emas kembali tergelincir hingga mencapai satu persen menuju ke level terendah dalam dua bulan terakhir.

Seperti ditulis laman “bloomberg,” pagi ini WIB, pendorong pelemahan harga emas karena dolar AS dan pasar saham AS menguat usai adanya keputusan bahwa Undang-Undang Perpajakan AS akan dirumuskan kembali.

Dolar AS menguat dalam dua sesi berturut-turut dan saham-saham di sektor teknologi melonjak cukup tinggi.

Keduanya naik karena adanya rasa optimisme dari pelaku pasar seputar rencana reformasi perpajakan AS.

Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Senin menyiapkan perundingan formal untuk membahas mengenai rencana pemangkasan pajak sebesar dua puluh persen baik untuk korporasi maupun pribadi.

Seperti juga ditulis kantor berita “reuter” hari ini,  harga emas di pasar spot turun satu persen  per ounce pada pukul satusiang waktu New York, setelah sebelumnya sempat terperosot  lebih dalam.

Sedangkan harga emas dp asar berjangka untuk pengiriman Februari juga ditutup turun

“Keputusan soal reformasi perpajakan tersebut membuat likuiditas membanjir sehingga menekan harga emas. Kesempatan penguatan emas jika ada risiko geopilitik dan ketidakpastian di dunia,” jelas Josh Graves, analis senior RJO Futures di Chicago.

“Permintaan fisik juga turun ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir. Tidak ada dorongan pembelian di China dan India,” kata Carsten Menke, analis Julius Baer.

Ia melanjutkan, tanpa adanya peningkatan permintaan fisik membuat harga emas lebih sensitif terhadap perubahan nilai tukar dolar AS.

Saat ini, pelaku pasar sedang menunggu angka tenaga kerja yang akan menjadi pedoman bagi Bank Sentral AS untuk menaikkan atau tetap mempertahankan suku bunga acuan.

Setelah sempat menguat di akhir pekan lalu,  harga emas selama dua hari terakhir memang  tergelincir di pusat perdagangannya, Mercantil Exchange Comex, New York, setelah disetujuinya perombakan kebijakan perpajakan di Amerika Serikat.

Penurunan harga emas ini merupakan yang terburuk sejak empat minggu terakhir.

Di samping perombakan kebijakan perpajakan, jatuhnya harga emas ini juga didorong oleh penguatan nilai tukar dollar.

Para  politisi Amerika Serikat, seperti yang ditulis laman “bloomberg,” , secara serempak  menyetujui perombakan pajak

Pasar juga  menanti hasil pertemuan Federal Reserve di akhir bulan ini.

Seperti juga ditulis “reuter,”  harga emas di pasar spot emas turun lebih setengah persen atau pasnya, nol koma enam persen  per ounce.

Bila dibandingkan dengan harga emas  Kamis lalu, ini merupakan harga terendah sejak awal  November.

Sementara harga emas berjangka AS turun setengah persen menjadi per ounce.

Harga emas kehilangan kemilaunya, usai Senat AS menyetujui RUU reformasi pajak pada Sabtu.

Ini menjadi langkah besar Presiden Donald Trump untuk mencapai tujuannya memotong pajak bagi pebisnis dan orang kaya.

“Prospek pemotongan pajak AS yang besar negatif untuk emas… Apa yang Fed lakukan akan sangat penting, ” kata Konsultan Penelitian Komoditi Peter Fertig.

“Ada pengaruh negatif yang berasal dari komoditas lain seperti minyak, dolar yang lebih kuat dan kenaikan aset berisiko,” dia menambahkan.

Harga minyak yang lebih rendah bisa berarti tekanan negatif untuk emas, karena logam mulia ini sering menjadi bahan lindung nilai terhadap inflasi.

Adapun penguatan dolar didorong ekspektasi bahwa pemotongan pajak bisa mendorong pertumbuhan, yang bisa memicu inflasi dan memperkuat suku bunga AS yang lebih tinggi.

Rencananya, Bank Sentral AS bertemu pada pertengahan Desember ini.

Selain masalah perombakan sistem perpajakan, penurunan harga emas juga terpicu sentimen optimisme pada ekuitas dan data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat

Harga emas masih terjebak dalam kisaran bulanan tersempitnya selama dua belas tahun.

Sementara nilai tukar dolar AS  menguat terdorong laporan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal keempat.

Analis INTL FCStone Edward Meir mengatakan kebijakan pajak diperkirakan tidak akan berdampak banyak terhadap harga emas dalam jangka pendek.

Ekuitas global tercatat berada pada jalur kenaikan bulanan ketiga belas berturut-turut .

“Optimisme dalam ekuitas berada pada rekor tertinggi, jadi harus turun sedikit, yang akan cukup positif untuk emas. Namun dolar yang menguat akan membatasi keuntungan,” kata Martin Arnold, Ahli strategi ETF Securities.

Di awal sesi, dolar AS yang menguat membebani emas, namun greenback berbalik arah usai investor bertaruh jika Bank Sentral akan terus melepaskan rangsangan stimulusnya, membantu emas untuk bergerak dari posisi terendahnya.

Exit mobile version