Site icon nuga.co

Emas Global Menuju Kondisi Harga Baru

Satu hari menjelang penutupan tahun, hari ini, Jumat, 30 Desember 2016, harga emas kembali bersinar pada perdagangan di Comex Merchantil Exchange, New York.

Kenaikan harga emas ini adalah kelanjutan dari pelemahan dollar selama empat hari terakhir.

Meski secara mingguan harga emas naik, tapi sepanjang bulan Desember ini, harga logam ini mengalami penurunan sekitar satu koma empat persen

Laman situs  Marketwatch, Jumat pagi WIB menulis, emas untuk pengiriman Februari naik satu setengah  persen untuk bertengger di posisi US$ 1.157 per ounce.

Sementara untuk harga logam lainnya, yakni perak untuk pengiriman Maret  juga naik. Harga ini tertinggi dalam dua pekan terakhir.

Secara keseluruhan, logam mulia, emas, mengalami kinerja yang memuaskan, naikdua setengah  persen pada musim liburan pekan ini,  setelah menutup pelemahan mingguan tujuh kali berturut-turut sebelum Natal pekan lalu.

Itu adalah pelemahan yang paling lama selama dua belas tahun terakhir.

Karena kebanyakan emas dijual menggunakan dolar, segala kenaikan mata uang itu membuat harga emas lebih mahal untuk pemegang mata uang lain, dan menurunkan permintaan.

Kemarin, Kamis, harga emas mempertahankan nada bullish konsolidatif di sekitar level USD 1147 per troy ounce.

Aksi harga emas masih dibatasi oleh kondisi perdagangan liburan yang tipis dan penguatan dolar secara terus-menerus.

Sementara itu, indeks dolar AS terus bergerak solid dan masih berada di bawah level 14 tahun tertinggi yang dicetak pada pekan lalu.

Dolar yang lebih kuat telah menjadi elemen bearish untuk logam emas.

Tidak ada perkembangan berita fundamental utama pada minggu ini yang berpotensi akan membantu mendorong pergerakan emas.

Tampaknya, the Fed akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati pada awal tahun baru.

Jika nada kebijakan dovish maka sebagian besar kerugian di pasar obligasi dan keuntungan pada dolar berpotensi akan terbalik dan membuat warna emas kembali menguning.

Pasar saham AS masih bergerak di dekat rekor multi-tahunan tertinggi. Fase korektif di pasar saham dunia juga akan menjadi bahan pertimbangan bullish logam emas.

Penguatan dolar juga telah ditimbang oleh kekhawatiran pada sistem perbankan Italia serta kebijakan ECB ketika risiko pertumbuhan Inggris masih rendah sejak Brexit sehingga membuat ketidakpastian tentang deflasi lebih lanjut di pasar perumahan AS.

Rilis data penjualan rumah tertunda AS pada bulan November jatuh dua setengah persen karena meningkatnya suku bunga KPR yang menekan permintaan.

Momen tersebut akan menimbulkan teka-teki apakah Fed akan terus bergerak maju ?

Mengingat bahwa utang nasional berada di level tertinggi baru dan kenaikan suku bunga lebih lanjut berpotensi akan menimbulkan risiko yang cukup besar.

Tidak hanya emas global, emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau Antam juga sepanjang pekan ini.

Harga emas Antam sempat ambruk hingga mencapai tingkat terendah Rp 583.000 per gram pada Senin pekan ini.

Kini harga emas Antam berkibar diangka Rp 586.000 per gram.

Exit mobile version