Site icon nuga.co

Emas Hari Ini Kembali Mengalami Tekanan

Harga emas global terus mengalami tekanan bersamaan dengan penguatan nilai tukar dollar dan para pelaku pasar optimis aka nada kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Amerika serikat atau The Fed.

Hari ini, Selasa, harga emas kembali ambruk bersamaan dengan  terbitnya data upah tenaga kerja Amerika Serikat yang  cukup baik

Seperti ditulis laman media terkenal “bloomberg,” Selasa pagi WIB,  harga emas di pasar spot turun nol koma dua2 persen.

Untuk harga emas berjangka AS  pengiriman April juga  turun  nol koma dua persen ke angka  per ounce.

“Investor sekarang bermain bertahan, jadi emas duduk di bangku cadangan untuk hari ini,” kata Rob Lutts, kepala investasi Cabot Wealth Management.

Pelaku pasar bertaruh bahwa Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga tiga kali pada tahun ini setelah data yang dirilis pada akhir pekan lalu menunjukkan pertumbuhan pekerjaan di AS dan mencatatkan kenaikan terbesar dalam lebih dari satu tahun.

Emas sangat sensitif dengan kenaikan suku bunga karena harus bertarung dengan surat utang yang memberikan bunga. “Kenaikan suku bunga membuat persaingan semakin tinggi juga,” jelas Lutts.

Ketidakpastian geopolitik akan mendorong kenaikan harga emas tetapi rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan menguji gerak harga emas.

Pengamat memperkirakan harga emas akan menguji support di bawah US$ 1.300 per ounce.

Pada pekan lalu, harga emas ditutup di level yang relatif netral dengan kisaran yang sempit. Harga emas berjangka pada April diperdagangkan pada US$ 1.325 per ounce.

“Emas masih akan mampu bertahan tetapi bisa diliputi tekanan karena kenaikan imbal hasil obligasi dan penguatan dolar AS karena estimasi kenaikan suku bunga the Fed,” jelas kepala riset ETF Securities Maxwell Gold, seperti dikutip dari Kitco

Aksi jual emas diperkirakan akan terus dilakuka oleh investor menuju saat-saat keputusan Bank Sentral AS pada 21 Maret nanti.

Namun, harga emas masih bisa bertahan melihat beberapa data ekonomi yang ada. Petumbuhan ekonomi masih belum kuat dimana angka pengangguran masih cukup besar dan inflasi belum terlalu tinggi.

Pada pekan lalu, harga emas ditutup di level yang relatif netral dengan kisaran yang sempit. Harga emas berjangka pada Aprik diperdagangkan pada US$ 1.325 per ounce.

“Emas masih akan mampu bertahan tetapi bisa diliputi tekanan karena kenaikan imbal hasil obligasi dan penguatan dolar AS karena estimasi kenaikan suku bunga the Fed,” jelas kepala riset ETF Securities Maxwell Gold, seperti dikutip dari Kitco, hari ini, Senin pagi WIB.

Aksi jual emas diperkirakan akan terus dilakuka oleh investor menuju saat-saat keputusan Bank Sentral AS pada 21 Maret nanti.

Namun, harga emas masih bisa bertahan melihat beberapa data ekonomi yang ada. Petumbuhan ekonomi masih belum kuat dimana angka pengangguran masih cukup besar dan inflasi belum terlalu tinggi.

Upah meningkat hanya nol koma satu1 persen pada bulan lalu, di bawah ekspektasi kenaikan nol koma dua persen.

Para ekonom melihat tanpa pertumbuhan upah yang tinggi sulit untuk mendorong angka inflasi.

Seorang pekerja mengangkat emas batangan sembilan puluh sembilan koma sembilan puluh sembilan murni yang selesai dicetak di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, Oktober dua tahun silam.

Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia

Pada pekan kemarin,  harga emas menguat menjelang akhir pekan ini seiring data tenaga kerja Amerika Serikat yang kuat. Akan tetapi, pertumbuhan upah mengecewakan.

Dolar AS melemah seiring data tenaga kerja juga pengaruhi harga emas. Harga emas dan mata uang dolar AS sering berlawanan arah.

Dolar AS melemah dapat menjadi daya tarik investor untuk membeli emas.

Data tenaga kerja AS menunjukkan ada penambahan sekitar tiga ratus tiga belas ribu pekerja pada Februari lalu

Akan tetapi, upah turun menjadi dua koma enam persen dari periode Januari  di kisaran dua koma delapan persen.

“Angka tenaga kerja sebenarnya buat harga emas turun, tetapi pertumbuhan upah juga tidak signifikan. Pertumbuhannya turun menjadi dua koma enam persen. Pelaku pasar mengambil posisi beli menjelang akhir pekan,” ujar Chief Investment Officer Wolfpack Capital Jeff Wright

Akan tetapi secara keseluruhan, laporan tenaga kerja tetap mendorong bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini.

“Jumlah upah yang kurang dari perkiraan menunjukkan inflasi. Laporan tenaga kerja mempengaruhi kebijakan AS yang ingin melihat tingkat suku bunga naik lebih cepat,” ujar Jim Wyckoff, Analis Kitco.com

Exit mobile version