Site icon nuga.co

Emas Antam Mulai Menapak Naik

Selasa, 03 Maret 2015, hari kedua perdagangan emas di bulan ini, harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk atau Antam naik sebesar Rp 2.000 nper gram dibandingkan perdagangan kemarin.

Walau pun harga jual menapak naik, harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan “buyback” tidak berubah, dan masih tetap seperti harga hari Senin, 02 Maret 2015, Rp 490.000 per gram.

Antam menjual emas dari ukuran 1 gram hingga 500 gram.

Hingga pukul 08.23 WIB, Selasa pagi, hanya ukuran 10 gram saja yang tidak tersedia karena telah terjual habis.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Seperti dikutip “nuga” dari situs resmi Logam Mulia Antam, Selasa pagi, harga emas Antam tercatat Rp 549.000 per gram. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yang berada di posisi Rp 547.000 per gram.

Berikut daftar harga emas Antam hari ini. Untuk pecahan 500 gram Antam menjual Rp 254.800.000, 250 gram Rp 127.500.000, 100 gram Rp 51.050.000, 50 gram Rp 25.550.000, dan 25 gram Rp 12.800.000.

Untuk pecahan yang lebih kecil, seperti 10 gram di jual Rp 5.150.000, 5 gram Rp 2.600.000, 4 gram Rp 2.080.000, 3 gram Rp 1.569.000, 2,5 gram Rp 1.312.500, 2 gram Rp 1.058.000 dan satu gram Rp 549.000

Di pasar global, harga Emas berjangka kembali tertekan setelah mengalami reli panjang dalam lima minggu ketika saham teknologi AS menekan permintaan logam emas sebagai safe haven.

Index Nasdaq Composite naik di atas 5.000 untuk pertama kalinya sejak tahun 2000 yang membuat optimisme bahwa belanja konsumen akan positif.

Harga Emas turun dua puluh sembilan persen dalam dua tahun setelah ekonomi mendapat support yang akhirnya membuat harga saham global melonjak. Dolar AS naik tepat di bawah harga tertinggi 11-tahun terhadap sekeranjang mata uang utama karena meningkatnya imbal hasil bagi Treasury AS.

Peningkatan ekspor emas ke daratan China menegaskan bahwa permintaan emas akan terus menguat. Data terbaru untuk ekspor emas dari Hong Kong ke Cina mengkonfirmasi permintaan kuat terjadi ketika liburan Tahun Baru Imlek.

Pada hari Sabtu, bank Rakyat China mengumumkan pemotongan suku bunga pinjaman satu tahun Penurunan suku bunga menyebabkan meningkatnya permintaan emas di China yang akhirnya mendorong harga emas bergerak ke atas.

Bank sentral ekonomi terbesar kedua di dunia mengatakan bahwa tekanan deflasi telah menyebabkan penurunan suku bunga di dalam negeri. Seorang pejabat PBOC mengatakan dalam sebuah wawancara “risiko deflasi dan perlambatan pasar properti adalah dua alasan utama untuk penurunan suku bunga pada saat ini.”

Pemotongan suku bunga di China tidak memiliki efek yang sama seperti pemotongan di negara lain seperti Australia. Tingkat bunga yang lebih rendah berpotensi akan mengurangi pengembalian uang dan membawa kepercayaan konsumen ke tingkat yang lebih besar.

Pelemahan harga emas pada perdagangan Senin sore waktu Ne York atau Selasa pagi WIB seiring dolar Amerika Serikat menguat dan juga aksi jual yang dilakukan pelaku pasar.

Harga emas untuk pengiriman April turun US$ 5 menjadi US$ 1.208,10 per ounce. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Mei melemah US$ 0,0107 menjadi US$ 16.451 per ounce. Demikian mengutip laman Kitco, Selasa, 03 Maret 2015.

Secara teknikal, harga emas berjangka untuk pengiriman April ditutup dekat sesi terendah pada saat ini. Secara keseluruhan penurunan harga emas ini jangka pendek. Harga emas selanjutnya menguji level resistance di US$ 1.236,70.

Adapun sejumlah sentimen mempengaruhi harga emas terutama suku bunga. Pemerintah China memutuskan melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga. The People’s Bank of China secara mengejutkan menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun dan suku bunga deposito . Langkah itu dilakukan karena meningkatnya tekanan deflasi.

Selain data ekonomi, harga emas tertekan juga didorong bursa saham Amerika Serikat menguat bahkan mencetak rekor pada perdagangan saham awal pekan ini.

Exit mobile version