Site icon nuga.co

Dollar Melemah dan Harga Emas Menguat

Harga emas global hari ini, Rabu, 06 Juni, kembali ke posisi terkuatnya karena ambruknya  nilai tukar dolar Amerika Serikat dari posisi tertingginya dalam enam bulan.

Selain itu kenaikan harga emas juga di dorong oleh membaiknya data ekonomi  yang membuat dolar AS tak mampu  menguat.

Seperti ditulis laman ekonomi dan keuangan terkenal “Bloomberg,” pagi ini, Rabu WIB,  harga emas di pasar spot naik setengah  persen per ounce .

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik nol koma empat persen  per ounce.

Kegiatan sektor jasa AS meningkat pada bulan Mei, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat pada kuartal kedua.

Data lain menunjukkan lowongan pekerjaan naik ke rekor tertinggi pada bulan April, jauh melampaui perekrutan.

Data-data ekonomi yang baik tersebut menjadi indikasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve  akan menaikkan suku bunga minggu depan dan meningkatkan peluang untuk menaikkan dua kali lagi sampai akhir tahun.

Namun ternyata, dolar AS tak mampu perkasa dengan adanya sentimen tersebut. Hal tersebut tentu saja mendorong harga emas untuk menguat.

“Dolar AS tidak mendapat dukungan dari data karena telah naik tinggi baru-baru ini sebagai mengantisipasi peningkatan data dan spekulan mengambil keuntungan pada posisi dolar AS jelang pertemuan Fed,” kata Fawad Razaqzada dari Forex.com.

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas hampir tidak berubah dipicu pelemahan dolar seiring menyusutnya risiko politik di Italia, meskipun prospek kenaikan suku bunga AS turut membatasi gerak harga logam mulia ini.

“Dolar adalah faktor nomor 1 untuk emas,” kata Marisa Hernandez, Analis Ekuitas Senior logam global dan penambangan Neuberger Berman.

Dia menambahkan, selain itu dalam waktu dekat, masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang membuat harga emas bisa kembali terbatas. “Namun jika dolar mulai melemah lagi itu adalah penarik kunci untuk harga emas,” kata dia.

Pada Jumat pekan lalu, harga emas jatuh setelah AS mengeluarkan data ekonomi yang lebih kuat.

Data laporan gaji pekerja menorehkan harapan bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kenaikan suku bunga lainnya pada bulan Juni.

Memang, harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

Kemarin, harga emas global hari ini bergerak mendatar bersamaan dengan pelemahan dolar dan menyusutnya risiko politik di Italia, meskipun prospek kenaikan suku bunga AS turut membatasi gerak harga logam mulia ini.

Seperti ditulis laman ekonomi dan keuangan terkenal “bloomberg,” Selasa pagi WIB, harga emas di pasar spot dalam posisi stabil untuk tiap ounce.

Untuk harga emas berjangka pengiriman Agustus juga menetap.

“Dolar adalah faktor nomor satu untuk emas,” kata Marisa Hernandez, Analis Ekuitas Senior logam global dan penambangan Neuberger Berman.

Dia menambahkan, selain itu dalam waktu dekat, masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang membuat harga emas bisa kembali terbatas.

“Namun jika dolar mulai melemah lagi itu adalah penarik kunci untuk harga emas,” kata dia.

Pada Jumat pekan lalu, harga emas jatuh setelah AS mengeluarkan data ekonomi yang lebih kuat.

Data laporan gaji pekerja menorehkan harapan bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kenaikan suku bunga lainnya pada bulan Juni.

Memang, harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

Ekuitas juga diperkuat kekhawatiran atas potensi perang perdagangan antara Amerika Serikat dan negara ekonomi besar lainnya, dibayangi retret dalam risiko politik di Eropa dan penguatan data pekerjaan AS.

Adapun mata uang Euro mengikis kerugian besar bulan lalu dengan bangkit 0,5 persen terhadap dolar seiring meredanya ketegangan politik Italia.

Exit mobile version