Site icon nuga.co

“Duh Dahsyatnya, 778 Kilometer”

Salah satu lintasan yang dilewati Jelajah Sepede Kompas-PGN dari Samosir ke Tarutung, 94 kilometer, menyisir pinggiran Danau Toba

Pagi tadi, ketika kami “jogging” di Blang Padang, nada panggil di “hand phone” menyeruap. Suara dari sana, nun di Samosir, kota eksotik di pinggiran Danau Toba, bergresek, hilang timbul dan sedikit mengganggu.

Dari nama panggilnya kami tahu itu dari “Santos.” Tak ada informasi valid pada panggilan pertama setelah saya “padam”kan untuk mengulang lagi. Benar saja. Di panggilan kedua suara khas “Santos,” sedikit baritone disertai tawa “ngakaknya yang sangat special membuat kami be- rha….hhaa …hhii.

“Ngon, saya akan start pagi ini. Sudah setengah perjalanan. Doakan selamat di perjalanan,” ujarnya di penutup setelah lelalki asal Bekasi itu sempat berkisah tentang Samosir yang eksotik dan beda dengan “Aceh Ketelatan” yang “paripurna.”

“Beda rakan alam Samosir dengan ‘gampong tanyo,’ katanya mengusik kami. Kalimat “gampong tanyo” memang saya kirimkan dalam pesan pendek kepadanya beberapa hari lalu dan pagi ini di ulangnya untuk mengukuhkan memorinya tentang “negeri kemelaratan” yang pernah ia lewati.

Setelah melewati tujuh etape, dengan jarak 778 kilometer Sabang-Calang-Meulaboh-Blang Pidie-Tapaktuan-Subulussalam dan Samosir, peserta Jelajah Sepeda Sabang-Padang, di pagi “Santos menelepon akan melanjutkan perjalanan ke Tarutung di Tapanuli Utara dengan jarak 94 kilometer.

Jarak ini termasuk pendek, dan kontur jalannya tidak seperti dua etape sebelumnya, Tapaktuan-Subulussalam dan Subulussalam-Samosir. Rentang jaraknya pun relatif pendek, atau hampir setengah dari dua etape sebelumnya.
Tim Jelajah, selain menempuh etape pendek juga telah menikmati seharian waktu istirahat setetelah selam enam hari berturut-turut mengayuh “gowes’ dengan istirahat tidur hanya beberapa jam.
Sehari sebelumnya para penjelajah itu istirahat sembari “travelling” ke Tomok di Pulau Samosir. Peserta melakukan penebaran 15.000 benih ikan nila ke Danau Toba.

Kegiatan itu sekaligus untuk menikmati pemandangan Danau Toba dari atas kapal. Seharian ini, mereka punya kesempatan untuk memulihkan stamina.

Perjalanan tim Jelajah Sepeda cukup melelahkan, ditambah dengan hujan yang terus mengguyur dalam beberapa hari terakhir. Peserta harus menaikan sepedanya ke atas truk pada etape VII, Subulussalam-Samosir..

Jejalah Sepeda sempat berhenti setelah menempuh 60 kilometer dan berada di ketinggian 1200 meter dari permukaan laut (mdpl). Hal ini terpaksa dilakukan saat tiba di Sidikalang karena angin dan hujan yang cukup deras. Ketika itu jalanan juga mulai berkabut, sementara peserta telah mengigil kedinginan.

Jalan memang terus menanjak menuju Samosir, dengan ketinggian hingga 1800 mdpl saat berada di Tele. Setelah tiba di Samosir, ketinggian berada di antara 800-900 mdpl. Sayang, peserta tiba malam hari sehingga tak dapat melihat pemandangan Danau Toba dari atas.

Mereka akan kembali melanjutkan perjalanan menuju Tarutung sejauh 94 kilometer, Minggu (8/9/2013).

Exit mobile version