Site icon nuga.co

Windows XP Menunggu Kepunahan

Para pemakai Windows XP dalam tiga tahun kedepankan diramalkan akan punah bersamaan dengan terjadinya penurunan penjualan “software” yang telah berumur tiga belas tahun dan menjadi favourit karena aplikasinya yang “simple”nya dan sangat familiar.

Microsoft, sejak April lalu, telah menghentikan dukungannya terhadap keamanan Windows XP sehingga secara perlahan pemakai mulai berkurang karena bermigrasi ke software terbaru.

Saat ini, pangsa pasar Windows XP di dunia masih berkisar di angka dua puluhan persen. Namun dari tahun ke tahun pangsa pasarnya memiliki tren yang terus menurun.

Seperti yang dilaporkan oleh Net Applications, pangsa pasar desktop global Windows XP turun di bulan Agustus. Jumlah penurunan itu nyaris satu persen dalam satu bulan.

Dengan laju penurunan seperti itu, maka diramalkan tiga tahun lagi Windows XP sudah menghilang dari pasaran.

Penurunan tersebut menurut Net Application disebabkan oleh konsumen di kalangan kantoran yang banyak beralih dari OS Windows XP ke Windows 7.

Selain itu, seperti dikutip dari Tech Crunch, berkurangnya minat pembelian terhadap PC juga turut berkontribusi, sehingga penurunan jumlah pengguna Windows XP juga terkesan lambat.

Jika Microsoft bisa segera merilis Windows sembilan, kemungkinan besar para pengguna XP akan banyak yang mengadopsinya, karena dinilai bisa memberikan jaminan keamanan lebih daripada Windows XP.

Analis Mikako Kitagawa dari Gartner mengatakan, Windows XP tidak bisa bertahan secara terus menerus karena penjualan komputer pribadi sudah jauh merosot.. “Sementara pasar PC masih lemah, meski menunjukkan tanda-tanda membaik dibandingkan tahun lalu,” kata Kitagawa.

Walaupun demikian, Windows XP ternyata masih memberi pemasukan untuk Microsoft, bahkan jumlahnya mencapai angka jutaan dollar AS.

Sebagaimana dilaporkan oleh Business Insider, hal itu terjadi karena Windows XP rupanya masih banyak digunakan oleh kalangan korporat. Persentasenya mencapai empat puluh empat persen, menurut data dari perusahaan manajemen perangkat Fiberlink.

Nah, kalangan korporat ini rupanya enggan beralih dari Windows XP dan lebih memilih untuk membayar Microsoft agar menyalurkan dukungan teknis secara eksklusif.

Raksasa software itu memang menawarkan “custom support contract” agar pelanggan tetap dapat memperoleh update untuk Windows XP yang dipakai di komputer-komputer kantor.

Namun, berbeda dengan update serupa dalam “masa hidup” Windows XP yang disalurkan secara gratis, dukungan lanjutan dari Microsoft ini mesti dibayar mahal, mencapai 200 dollar AS per perangkat untuk tahun pertama. Biaya tahun-tahun berikutnya bahkan lebih mahal lagi.

Toh, banyak yang lebih memilih membayar Microsoft ketimbang melakukan upgrade.

Mereka termasuk pemerintah Inggris yang menggelontorkan 9,2 juta dollar AS ke kantong Microsoft untuk support terhadap Windows XP, Office 2013 dan, Exchange 2003 yang dipakai komputer pemerintah di sektor publik.

Pemerintah Belanda juga membayar jutaan Euro untuk dukungan teknis sekitar 30.000 komputer.

Di Amerika Serikat, dinas pajak Internal Revenue Service juga dilaporkan membayar Microsoft untuk urusan update sekitar 58.000 komputer berbasis Windows XP, walau jumlahnya tak sebesar yang lain, yaitu “kurang dari 500.000 dollar AS”. Demikian pula dengan bank-bank dari berbagai belahan dunia yang masih memakai Windows XP di mesin-mesin ATM.

Meski mendatangkan uang, hal ini sama sekali bukan kabar baik bagi sistem operasi terbaru Microsoft, Windows 8 yang tak kunjung berhasil memperoleh pangsa pengguna sebesar Windows XP.

Perusahaan-perusahaan yang masih memakai Windows XP perlahan-lahan akan bermigrasi. Namun tujuannya bukan Windows 8, melainkan Windows 7 yang telah berumur 3 tahun sejak diluncurkan pada 2009.

Begitu selesai migrasi, boleh jadi mereka akan bertahan lama dengan Windows 7, seperti yang dilakukan selama belasan tahun dengan Windows XP.

sumber: business insider, reuters dan tech crunch

Exit mobile version