Site icon nuga.co

“Terompet Sangkakala” Masih Misteri

Misteri dengung dari langit, yang selama sepekan terakhir bikin heboh jagat teknologi angkasa, dan mereka menamakan dengan “sangkakala,” serta membisingkan sejak dari Jerman hingga Amerika Serikat, hingga kini masih menjadi perdebatan ilmuwan.

Para ilmuwan hebat dari berbagai negara mengajukan berbagai teori suara “terompet” itu dengan argumentasi yang belum bisa dinyatakan final.

Dari beberapa teori yang muncul, analisa ahli Geologi asal Azerbaijan Elchin Khaliov ini mungkin salah satu yang paling masuk akal.

“Kami telah menganalisis catatan suara tersebut dan menemukan bahwa sebagian besar spektrum asal suara tersebut terletak dalam kisaran infrasonik, yaitu tidak terdengar oleh manusia,” katanya, seperti dikutip dari Sott.

Namun apa yang didengar oleh manusia adalah hanya sebagian kecil dari kekuataan sebenarnya dari suara-suara tersebut. Suara tersebut merupakan emisi akustik di frekuensi

Dalam ilmu geofisika, suara yang kedengaran bagai “terompet” itu disebut gelombang akustik-gravitasi yang terbentuk di bagian atas atmosfer khususnya pada batas atmosfer dan ionosfer.

“Ada banyak penyebab mengapa gelombang tersebut dapat dihasilkan. Beberapa diantaranya gempa bumi, letusan gunung api, angin topan, badai, tsunami dan banyak lagi,” tambahnya.

Namun senandung suara tersebut skalanya dapat diamati dari segi daerah tertutup dan kekuatannya jauh melebihi fenomena yang didengar oleh kebanyakan orang.

Menurut Khalilov, sumber suara yang banyak didengar oleh beberapa orang itu merupakan manifestasi kuar dan gelombang akustik-gravitasi besar yang memproses energi dalam skala besar.

Proses ini meliputi jilatan api matahari yang kuat dan arus energi besar yang dihasilkan bergegas menuju permukaan bumi dan mendestabilisasi magnetosfer, ionosfer dan atmosfer atas.

Dengan demikian, efek dari jilatan api matahari yang kuat: dampak gelombang kejut dalam angin matahari, aliran sel-sel dan semburan radiasi elektromagnetik adalah penyebab utama dari generasi gelombang akustik-gravitasi.

“Perlu diingat, sejak pertengahan tahun 2011, aktivitas matahari dan jilatan api melonjak dalam jumlah yang lebih tinggi. Itu salah satu yang mempengaruhi suara yang datang dari langit,” ungkapnya.

Dalam film-film Hollywood, sering digambarkan jilatan api ini menjadi salah satu alasan hancurnya Bumi dan beberapa mengaitkannya dengan ramalan Suku Maya tentang Kiamat di tahun 2012.

Suara dengung itu tidak hanya dialami oleh satu atau dua negara saja. Suara yang memekakkan telinga tersebut, sebenarnya, juga didengar di sejumlah negara dan sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.

Hal tersebut setidaknya dibuktikan dari sejumlah video yang diunggah ke situs YouTube.

Meski datang dengan judul yang berbeda-beda, namun suara yang terdengar itu mirip antara satu negara dengan negara lainnya.

Seperti ditelusuri oleh Tech Times, setidaknya ada empat negara yang warganya mendengar suara aneh dari langit, yakni Amerika Serikat, Australia, Kanada dan Jerman.

Video paling baru sejauh ini tertera tanggal empat April tahun 2015 di salah satu kota di Jerman. Di tahun sebelumnya juga ada video yang memperlihatkan kondisi serupa dan tercatat di Kota Terrace BC, Kanada pada tanggal 29 Agustus 2013.

Video yang diunggah oleh warga Kanada bernama Kimberly Wookey ini mengaku ia dibangunkan oleh suara keras, yang ia tahu ia telah mendengar sebelumnya. Dia berkata bahwa dia pergi untuk melihat anaknya yang juga ketakutan oleh suara.

Sementara menurut NASA menjelaskan dari sudut ilmiah, kebisingan suara tersebut datang dari Planet Bumi sendiri. Mereka menyebut seperti suara latar di acara musik, seperti itulah gambaran suara tersebut.

Fenomena ini seperti emisi suara pada Bumi dan sebetulnya sering terjadi namun hanya saja manusia tak menyadarinya. Karena di Australia sendiri pernah juga terjadi, malah tepatnya dihadapi sekitar tahun 2012.

Melihat fenomena tersebut, para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional telah merilis suara “terompet” itu sebagai kebisingan yangi berasal dari “kebisingan latar belakang” Bumi.

“Jika manusia memiliki antena radio–bukan–telinga, kita akan mendengar sebuah simfoni luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri,” juru bicara dari NASA menjelaskan, seperti dikutip dari Tech Times.

NASA mengatakan bahwa suara tersebut bisa dibandingkan dengan musik latar yang biasanya dapat didengar di klasik film fiksi ilmiah. Namun, para pakar menekankan bahwa suara yang datang dari Bumi bukan fiksi ilmiah.

Emisi radio alami dari planet Bumi seperti ini yang sangat banyak dan lumrah terjadi, kata NASA. Sementara kebanyakan orang tidak menyadari fenomena ini, suara-suara terjadi di sekitar orang-orang sepanjang waktu.

Ilmuwan terkenal Indonesia, dari Lapan, Prof Thomas Djamaluddin yang diminta pendapatnya apakah suara terompet itu juga sudah kedengaran di Indonesia, mengatakan, dirinya belum tahu apakah fenomena tersebut sudah ada disini.

“Saya belum bisa memastikan Lapan sudah pernah melakukan penelitian di Indonesia atau belum. Namun, suara keras misterius dari langit itu bukan sebagai kejadian yang sering terjadi secara terus-menerus,” tuturnya.

Thomas mengungkapkan, audio atau suara butuh perambat, sedangkan di luar Bumi tidak ada atmosfer. Sehingga suara misterius itu tidak mungkin datangnya dari luar angkasa karena tidak ada perambat.

“Sudah jelas berasal dari Bumi. Jika memang fenomena ini berlangsung dengan sering, bisa dilakukan penelitian mengenai intensitas paling tinggi di daerah mana,” sambungnya.

Walaupun ia sendiri belum bisa menyatakan mengenai penyebab pastinya apa dari Bumi, menurut Thomas jikalau ada unsur yang memang berasal dari luar angkasa, kemungkinan besar itu adalah benda antariksa seperti komet, asteroid, hingga meteor yang betul-betul jatuh atau menabrak Bumi, bukan berupa audio atau suara.

Dia juga mengaku melakukan kontak referensi Lapan seperti NASA, dan mereka juga mengatakan belum bisa pastikan secara jelas asal suara itu dari mana. “Malah bisa saja yang terjadi di negara-negara lain itu hoax-kan?” katanya menduga.

Sementara itu peneliti dari U.S. Geological Survey, David Hill menuturkan, gempa bumi kecil di bawah permukaan Bumi bisa memancarkan suara yang berasal dari pecahan kerak Bumi.

reuter, telegraph, mirror dan tech time

Exit mobile version