Site icon nuga.co

Spotify dan Aplikasi Pelanggan Premium

Spotify baru saja mengumumkan perubahan besar-besaran di aplikasinya. Namun, perubahan kali ini ditujukan untuk para pelanggan berbayar alias premium.

Dikutip dari Tech Crunch,  perubahan yang paling terlihat adalah navigasi aplikasi. Lewat pembaruan ini, Spotify menyederhanakan navigasi yang ada di aplikasinya.

Sebelumnya, Spotify menawarkan opsi lima navigasi di bagian bawah aplikasi yakni Home, Browse, Search, Radio, dan My Library. Akan tetapi dengan pembaruan terkini, tombol navigasi itu dipangkas menjadi Home, Search, dan My Library saja.

Tab Recommendations nantinya akan muncul di laman Home, sedangkan Discovery hadir lewat tab Search. Kali ini, tab Search juga dipersonalisasi sehingga mampu menampilkan genre yang paling sering diputar.

Sementara bagian Browse kini dipindahkan ke laman Search. Lewat laman ini pengguna dapat melihat rekomendasi playlist, termasuk playlist yang dibuat khusus ditambah rekomendasi berdasarkan kategori.

Bagian Radio juga mendapat perubahan yang membantu pengguna untuk mencari musisi atau lagu favorit. Kini, Spotify juga menyediakan opsi radio yang dapat dipersonalisasi daftar lagunya.

Jadi, layanan asal Swedia tersebut akan membuat sebuah kanal radio favorit pengguna berdasarkan data daftar lagu yang ada di aplikasi. Nantinya, radio ini juga dapat diunduh dan diputar secara offline.

Pembaruan ini akan hadir untuk seluruh pengguna berbayar Spotify di Android dan iOS. Spotify sudah merilis pembaruan ini secara global, tapi ada kemungkinan pengguna akan mendapatkannya secara bertahap.

Kehadiran pembaruan ini tidak lepas dari persaingan layanan streaming musik yang kian sengit. Meski masih menjadi  pemain dengan pengguna terbesar, Spotify masih dibayangi pemain lain, seperti Apple Music atau Pandora.

Perubahan sebelumnya juga dilakukan Spotify untuk pengguna gratis. Jadi, tampilan aplikasi untuk pengguna gratis sudah lebih dulu tampil lebih sederhana.

Tidak hanya itu, Spotify juga memanjakan pengguna gratisnya dengan melakukan uji coba untuk melewatkan iklan yang mengganggu secara lebih bebas. Uji coba ini dilakukan di Australia.

Jadi, pengguna dapat melewatkan iklan yang tidak disukainya sesukai hati, tanpa ada batasan waktu. Setelah iklan dilewatkan, pengguna akan langsung diarahkan ke lagu selanjutnya.

Spotify menyebut fitur ini sebagai ‘Active Media’. Nantinya, pengiklan tidak perlu membayar perusahaan jika iklan yang ditampilkannya dilewati oleh pengguna.

Strategi ini terbilang berani mengingat iklan merupakan sumber pendapatan utama dari layanan gratis. Kendati demikian, Spotify melakukan ini bukannya tanpa alasan.

Menurut Global Head of Partner Solutions Spotify Danielle Lee, langkah ini tidak ubahnya membuat pengalaman yang lebih personal bagi pengguna, seperti fitur ‘Discover Weekly’.

Perusahaan akan menjahit data yang dihimpun dari kebiasaan pengguna tersebut.

Cara ini, menurut Lee, dimaksudkan untuk menawarkan iklan yang benar-benar disukai oleh pengguna alias iklan tertarget.

Dengan kata lain, pengguna dipastikan tidak akan melewatkan iklan yang memang sesuai dengan preferensinya.

“Hipotesis kami, jika cara ini berhasil dapat mendorong pengalaman yang lebih personal dan menarik untuk para pengiklan. Langkah ini juga dapat meningkatkan hasil yang dapat kami berikan ke merek-merek pengiklan,” tutur Lee.

Di sisi lain, pengguna dipastikan tidak akan terganggu jika memang mendengar iklan yang sesuai dengan preferensinya, alih-alih digempur iklan acak.

Apabila uji coba ini berhasil, bukan tidak mungkin Spotify akan meluncurkannya secara global.

Exit mobile version