Site icon nuga.co

Samsung Bikin Tangan Jadi Layar

Samsung akan menumpas kelemahan smartwatch berlayar  kecil  dengan “revolusi” besar berupa penyematan fitur proyektor  ke tangan pengguna yang berfungsi memancarkan layar tambahan

Seperti ditulis laman situs  SlashGear,  Selasa, 17 Mei 2016, dengan aksi Samsung ini  pengguna  bisa luwes menjajal aplikasi atau berinteraksi dengan antarmuka perangkat.

Langkah serius pabrikan Korea Selatan itu direalisasikannya lewat mendaftarkan sebuah paten inovatif.

“Paten tersebut menyematkan fitur proyektor yang berfungsi memancarkan layar tambahan ke tangan pengguna,” tulis  SlashGear.

Uniknya, layar tambahan di bagian tangan tersebut bisa dioperasikan dengan jari pengguna, layaknya layar biasa.

Proyektor bakal dihubungkan dengan sebuah kamera dan sensor lainnya yang bisa mendeteksi jari pengguna.

Maka, untuk beberapa keperluan, pengguna tak perlu kesulitan menavigasikan smartwatch lewat layar yang sempit.

Pengguna hanya perlu menekan tombol tertentu yang dipantulkan proyektor ke tangan. Selanjutnya, smartwatch akan mengerjakan perintah pengguna.

Konsep ini diklaim mampu meningkatkan fungsi smartwatch.

Jika terealisasi, pengguna dapat mengetik pesan, membalas e-mail, dan melakukan fungsi-fungsi lainnya yang kurang lebih mirip dengan smartphone.

Selain untuk lini smartwatch, teknologi proyektor Samsung juga bisa diimplementasikan pada perangkat realitas virtual atau akrab disebutVR.

Namun, belum jelas kapan Samsung akan mengambil langkah konkrit untuk mewujudkan paten tersebut.

Langkah Samsung ini merupakan ide awal dari sekelompok peneliti dari Carnegie MellonUniversity yang telah berhasil menemukan solusi dari masalah tersebut.

Kelompok bernama Future Interfaces Group itu memanfaatkan kulit di tangan pengguna untuk berfungsi layaknya layar sentuh di smartwatch.

Untuk melakukannya, sistem bernama SkinTrack ini menggunakan pancaran sinyal dari cincin yang nantinya digunakan pemakai. Sinyal dari cincin tersebut kemudian akan dihubungkan dengan jam pintar yang dipakai.

Jadi, akan ada sinyal listrik frekuensi tinggi yang menyebar di lengan pengguna saat jari yang memakai cincin menyentuh permukaan kulitnya.

Para peneliti menggunakan empat pasang elektroda yang ada di gelang jam pintar untuk melacak posisi jari pengguna dalam bentuk 2D. Selain itu, diperlukan jarak antara gelang dan cincin untuk membuat sistem ini bekerja.

“Salah satu kehebatan SkinTrack adalah teknologi ini tidak menonjol, jam tangan dan cincin adalah alat yang digunakan oleh banyak orang setiap hari,” ujar Yang Zhang, salah seorang peneliti yang ikut pengembangan teknologi ini, seperti dikutip dari laman The Verge

Nantinya, teknologi ini memungkinkan pengguna berkegiatan di layar sentuh smartwatch langsung dari kulitnya sendiri. Tindakan seperti menutup atau membuka aplikasi hanya perlu dilakukan dengan mengusap kulit pengguna.

Tak hanya itu, teknologi ini juga dapat dipakai dengan beberapa modus berbeda. Pemakai cukup menyapu kulit untuk mencari kontak, ataupun menulis shortcut untuk membuka aplikasi tertentu.

Sayangnya, untuk saat ini belum ada rencana teknologi ini akan diproduksi untuk umum. Salah satu yang menjadi masalah adalah membuat cincin selalu memiliki cukup daya untuk terus bekerja.

Kendati demikian, para peneliti memastikan teknologi ini aman digunakan. Berdasarkan penelitian, tak ada efek samping dari sinyal yang digunakan cincin untuk terhubung dengan jam pada tubuh pemakainya.

Walau pun membuat berbagai terobosan Samsung seperti disampaikan dalam rilis resminya, tidak akan meninggalkan  pengguna desktop.

Perusahaan teknologi konvergensi digital ini mengusung sejumlah inovasi baru dalam All-In-One yang diperkenalkan di pameran Internationale Funkausstellung

Selain itu, perangkat baru ini menampilkan fitur sense recognition berupa pengaturan layar multi-touch sepuluh jari, dan perintah hand gesture.

Perangkat ini menggabungkan setiap fitur hardware dan software sehingga diharapkan mampu memberikan pengalaman home entertainment yang maksimal.

Teknologi layar sentuh ini tentunya melebihi sensasi multi-touch dua jari, karena menyediakan pengaturan penuh dengan sentuhan menggunakan sepuluh jari.

Hal ini memungkinkan pengguna untuk menikmati kemampuan penuh dari aplikasi hiburan yang ditawarkan, atau melakukan penyuntingan konten yang rumit.

Dengan fungsi sentuhan sepuluh jari tersebut, Anda bisa menjumput layar untuk membesarkan dan mengecilkan layar atau merotasi gambar. Selain itu juga menggeser halaman demi halaman dengan mudah.

Kemudian, ada fitur pengenalan lima gerakan tangan untuk mengontrol penggunaan perangkat.

Cukup kibaskan pergelangan tangan dalam jarak hingga satu meter dari depan layar, maka Anda bisa menikmati tontonan di layar PC.

Lakukan gerakan mengusap ke kanan atau ke kiri untuk membalik halaman pada e-book, atau putar telapak tangan searah jarum jam, atau arah sebaliknya untuk menaikkan atau menurunkan volume saat menonton film.

Untuk mengklik salah satu pilihan dalam sebuah program, perintah yang diminta adalah menutup telapak tangan atau menggenggam. Sedangkan untuk mengklik tombol “stop” pada film, misalnya, Anda bisa melambaikan tangan.

Fitur-fitur semacam ini tentunya dirancang untuk memberikan kenyamanan lebih pada pengguna.

Hanya saja, praktiknya lebih sulit daripada teorinya.

Ketika mencoba mempraktikkannya, mekanisme sensornya terasa amat sensitif.

Ketika membuat gerakan menggenggam untuk mengklik sebuah program, misalnya, kursor akan “berlari” lebih jauh. Anda akan butuh lebih banyak latihan untuk mengoperasikannya.

 

Exit mobile version