Site icon nuga.co

Mozilla Kini Punya Situs Pengiriman Data

Mozilla melakukan terobosan baru dengan merilis situs baru bernama Send.

Situs ini bisa digunakan untuk berkirim data dengan cara yang lebih privat.

Mozilla meluncurkan situs baru yang bisa digunakan untuk mengirimkan data dari satu orang ke orang lain.

Situs yang dimaksud diberi nama Send.

Send buatan Mozilla memiliki fitur yang unik dan mirip Snapchat. Berbagai data yang dikirimkan oleh pengguna melalui Mozilla Send, akan otomatis menghilang setelah diunduh oleh orang yang dituju.

Seperti ditulis laman “the verge,” hari ini, Senin, 07 Agustus, walau terdengar janggal, data yang bisa menghilang itu memang merupakan fitur utama Send.

Tujuannya agar kegiatan berbagi data tetap bersifat lebih pribadi (personal) dan bisa dilakukan dengan cepat.

Mozilla Send sendiri bukan satu-satunya situs yang berguna untuk berbagi data. Sebelumnya, sudah ada AirDrop atau e-mail yang juga bisa dipakai mengirim data dengan mudah.

Sayangnya AirDrop tergolong sulit digunakan. Sementara itu e-mail biasanya hanya bisa membawa attachment hingga maksimal dua puluh megabyte

Jadi jika file yang akan dikirim tergolong berukuran besar, Mozilla Send bisa digunakan.

Saat ini Mozilla merancang Send agar bisa mengirim data hingga ukuran satu gigabyte. Setelah mengunggahnya, maka data tersebut bisa dibuka melalui sebuah tautan.

Tautan tersebut masih bisa dipakai hingga pengguna yang dituju mengunduh file di dalamnya, atau setelah lewat dua puluh empat jam.

Mozilla sekarang menganggap Send sebagai sebuah percobaan. Artinya ada kemungkinan situs tersebut bakal ditutup atau bisa juga dikembangkan.

Mozilla memang datang dengan berbagai kejutan.

Sebelumnya, telah memperbaiki celah keamanan Firefox dari iklan jahat.

Firefox akan mencari file-file sensitif secara otomatis pada sistem software pengguna. Setelahnya, file-file itu disinyalir akan diunggah ke server Ukraina.

Namun jangan khawatir Seperti di tulisi ZDNet, eksploitasi tersebut telah diperbaiki pada Firefox.

Untuk itu, pengguna Firefox diimbau untuk segera memutakhirkan software-nya.

“Celah ini datang dari interaksi mekanisme yang memisahkan JavaScript dengan Firefox PDF Viewer. Eksploitasi ini mampu menginjeksi JavaScript dan memungkinkan sistemnya mencari sekaligus mengunggah file-file tertentu,” kata Kepala Keamanan Mozilla Daniel Veditz.

Karena bug jahat ini hanya menyerang bult-in PDF Firefox, aplikasi Firefox yang tak menyediakan fitur tersebut tak perlu khawatir.

Contohnya Firefox untuk Android.

Penggunanya tetap bisa mempertahankan versi Firefox-nya jika belum ingin memutakhirkan ke versi yang lebih baru.

Selain itu, pengguna Mac juga dilaporkan tak terjangkit bug bersifat propaganda ini.

Namun, Veditz tetap memperingati adanya kemungkinan celah keamanan yang akan menyerang Mac lewat jalur lain yang belum teridentifikasi.

“Eksploitasi ini tak meninggalkan jejak bahwa ia telah dioperasikan pada sistem pengguna,” kata Veditz.

Walau begitu, Mozilla mengklaim bug tersebut tak segampang itu mengeksploitasi sistem software pengguna. Kondisi software pengguna harus lemah untuk memicu mekanisme bug tersebut bekerja.

Sementara itu, jauh sebelumnya Mozilla sudah memiliki domain .bro yang mengundang kontroversi di kalangan pelaku industri TI.

Google dan Mozilla adalah dua perusahaan yang paling tegas menolak kehadiran domain tersebut. Ada apa gerangan?

Rupanya, kedua perusahaan di atas sepakat bahwa .bro dapat memicu isu sensitivitas bagi kesetaraan gender. Potensi terburuknya, para perempuan akan merasa terasingkan dan terdiskriminasi.

Domain itu punya masalah gender, walau maknanya tak semata-mata bertendensi demikian. Lebih baik untuk menghindarinya.

Pro kontra terkait domain .bro pertama kali dipicu oleh Google. Lalu Mozilla turut meramaikan melalui diskusi panjang pada forum situsnya, Bugzilla.

Di forum online Reddit, diskusi yang menyoal domain .bro juga berlangsung panas. Salah satu anggota diskusi mengatakan domain .bro tak ada hubungannya dengan diskriminasi terhadap kaum perempuan.

“Ini sangat bodoh. Orang-orang yang tersinggung dengan alamat domain tersebut punya masalah dengan pikiran mereka. Itu hanyalah ungkapan slang untuk menyebut teman lelaki. Mereka yang mempermasalahkan sebaiknya pergi ke dokter,” menurut dia.

Szabadka kembali menyanggah opini tersebut. “Saya bertanya ke teman saya yang hidup di budaya Amerika Utara dan merupakan seorang feminis. Menurutnya, .bro harus dilawan,” kata dia.

“Beberapa dari kita mungkin mengaggap hal ini sepele dan tak perlu didiskusikan panjang lebar. Bahkan kita juga tak paham kenapa bisa ada orang yang tersinggung. Tapi, nyatanya banyak dari mereka yang bisa tersinggung dan alasan itu cukup kuat untuk tak menggunakan domain tersebut,” ia menambahkan.

Pekan lalu, domain .bro telah diubah menjadi .br untuk meredam sensitivitas yang dimaksud.

Pun begitu, Mozilla dan Google tetap menganggap jalan terbaik untuk menghindari berbagai masalah adalah dengan meniadakan sama sekali domain tersebut.

Exit mobile version