Site icon nuga.co

Lesu, Yahoo Jual Bisnis Internetnya

Raksasa teknologi informasi, Yahoo, sedang mempertimbangkan menjual bisnis Internet mereka yang lesu dan berencana untuk spin-off investasinya di perusahaan e-commerce Alibaba Holding Group asal China.

Media terkenal “wall street journal,” seperti dikutip “nuga,” Kamis, 03 Desember 2015, menguraikan bisnis inti Internet Yahoo yang akan dijual meliputi layanan populer seperti Yahoo Mail dan situs berita.

Menurut “wall street journal” bisnis ini bisa menarik perhatian ekuitas swasta, media, atau perusahaan telekomunikasi.

Yahoo sendiri sangat tertutup mengenai kabar penjualan cabang bisnisnya ini dan menolak mengomentari laporan tersebut.

Berita ini muncul setelah CEO Yahoo, Marissa Mayer, menghadapi tekanan mengenai kinerja perusahaan.
Perusahaan itu juga mengalami eksodus di level petinggi.

Yahoo berusaha meningkatkan kinerja perusahaan dengan mendorong iklan mobile, video, dan media sosial, yang diperjuangkan Mayer sejak tahun lalu Tetapi langkah tersebut dinilai kurang sukses.

Saat ini Yahoo harus berjuang melawan Facebook dan Google dalam bisnis iklan digital.

Langkah Mayer mengakuisisi situs blog Tumblr dua tahun lalu juga dikritik para pemegang saham lantaran tidak memberi keuntungan.

Tumblr menambah basis pengguna Yahoo sebanyak satu miliar tetapi tidak membawa iklan.

Walau pun menghadapi masalah dengan internetnya, Yahoo, kini sedang mengembangkan layanan email tanpa harus pusing-pusing lagi menghafal kata sandi.

Bagi perusahaan internet ini, kata sandi adalah masa lalu yang akan segera musnah.

Salah satu fitur yang memungkinkan digunakan di masa depan adalah pengguna layanan email tak memerlukan lagi password ini ketika mengunjungi mail.yahoo.com.

Pengguna hanya cukup memasukkan nama email, dan ‘enter’.

Dari menekan itulah semua berubah, alih-alih harus memasukkan kata sandi pengguna akan mendapatkan pesan di nomor ponselnya apakah ingin masuk ke email yang dituju atau tidak.

Bagi Yahoo, ini tentu saja sangat membantu bagi pengguna yang suka lupa dengan nomor kata sandinya atau email penting yang rentan untuk diretas.

“Kami akan membunuh password secara penuh,” Dylan Casey, Vice President Managemen Product Yahoo, seperti dikutip dari The Next Web.

Ini bukan pertama Yahoo ingin mengakhiri era penggunaan kata sandi.
Pada Maret, Yahoo merilis sebuah fitur yang disebut On-Demand password, yang memungkinkan orang masuk ke akun email Yahoo dengan password sekali pakai.

Belum diketahui kapan tepatnya Yahoo akan menggunakan fitur terbarunya tersebut.

Selain itu, Yahoo juga sedang menjalin kerja sama untuk meningkatkan pendapatannya lewat kerjasama dengan Google.

Kesepakatan ini sebenarnya sudah berlaku sejak Oktober, tapi baru terlihat setelah Yahoo mengeluarkan laporan rutin untuk tiap kuartal.

Perjanjian itu berisikan kesepakatan untuk berbagi hasil dari iklan online. Jadi nanti Google akan membayar

Yahoo atas beberapa iklan yang akan tampil di layanannya. Tak disebutkan berapa komisi yang diterima Yahoo.

Perjanjian itu tidak bersifat ekslusif, dan artinya Yahoo boleh melakukan hal serupa dengan perusahaan lain, seperti Bing dari Microsoft. Perjanjian berlaku selama tiga tahun ke depan.

Kerja sama Yahoo dan Google memang bukan hal baru, bahkan sebelumnya Yahoo sempat kepergok memakai search engine milik Google.

Hal itu diungkap oleh perusahaan Aaron Wall of SEO Book, dan Yahoo pun sudah mengakuinya saat diwawancarai oleh New York Times.

“Kami selalu berusaha memberikan pengalaman yang terbaik bagi para pengguna Yahoo. Dari waktu ke waktu, kami melakukan serangkaian tes dengan beberapa rekan mesin pencari lain,” kata juru bicara Yahoo

Exit mobile version