Site icon nuga.co

Konser Swift dan Teknologi Pengenal Wajah

Konser Taylor Swift yang digelar pada Mei lslu kabarnya menggunakan sistem keamanan berbasis pengenalan wajah yang mampu memonitor penonton dari jarak lima kilometer.

Menurut laporan Rolling Stone setelah mendapat keterangan dari ahli keamanan di konser tersebut, konser Rose Bowl itu memanfaatkan display besar yang di dalamnya terdapat kamera yang mengambil foto para penonton.

Foto itu kemudian dikirim ke “command post” Nashville di mana gambar akan dicek dan dicocokkan dengan ratus ribuan data penguntit penyanyi “Shake It Off” ini.

“Semua orang yang lewat akan berhenti dan menatapnya, dan perangkat lunak akan mulai bekerja,” ujar Mike Downing, kepala petugas keamanan di perusahaan keamanan hiburan live yang bermarkas di Oak View Group.

Tidak diketahui apakah rekaman itu disimpan atau bahkan berhasil mengidentifikasi penguntit sesungguhnya.

Tak dijelaskan pula apa yang akan dilakukan artis dengan panggilan Tay-tay itu jika berhasil mengidentifikasi para penguntitnya.

Pihak Tay-tay belum memberikan komentar mengenai kabar ini.

Sementara itu, penggunaan teknologi pengenalan wajah sedang meningkat di stadion dan arena, dan keamanan bukanlah satu-satunya tujuan penggunaannya.

Pengenalan wajah juga digunakan untuk membantu tamu VIP memasuki stadion tak seperti kerumunan orang lainnya.

Kendati demikian ada kekhawatiran mengenai pengguna teknologi tersebut, seperti privasi.

Tak jelas siapa yang memiliki foto itu, gambar juga tidak meminta izin terlebih dahulu kepada para penontonnya, seperti dilaporkan The Verge.

Sementara itu para pengamat mengatakan ahwa teknologi pengenal wajah atau face recognition tak akurat untuk menentukan umur seseorang.

Pernyataan ini menanggapi komentar Kominfo yang menyebut bahwa Tik Tok akan menggunakan teknologi pengenal wajah untuk mengecek batas umur pengguna.

Hal ini sempat dilontarkanAbrijani Pangerapan

“Saya tidak yakin penggunaan face recognition untuk registrasi  bisa dilaksanakan dengan baik karena tingkat akurasinya rendah,” jelas Widodo Budiharto, Profesor Kecerdasan Buatan, Universitas Bina Nusantara saat dihubungi via telepon

Hal senada diungkap Wisnu Jatmiko, Koordinator Magister dan Doktor Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer UI. Menurutnya, berdasarkan pengalaman, prediksi umur pada smartphone saat ini masih kurang akurat.

“Sebagai contoh, pengguna yg berusia dua puluh enam tahun, pada beberapa percobaan dideteksi lebih tua umur tiga puluh tahunan. Dan pada beberapa percobaan juga dideteksi lebih muda sembilan belas tahun,” tulisnya ketika dihubungi lewat pesan singkat.

Hal ini dijelaskan Widodo lantaran software pengenal wajah yang berkembang saat ini hanya bisa mengenali wajah pengguna. Namun belum bisa mendeteksi variasi umur. Sehingga, software itu masih sering salah mengenali umur seseorang.

Kelemahan lain dari teknologi pengenal wajah ini menurut Widodo adalah adanya kemungkinan manipulasi.

“Bisa saja ia registrasi  menggunakan wajah orang lain,” tuturnya lagi.

Pihak Tik Tok sendiri hingga saat ini masih belum memberi komentar terkait teknologi pengenal wajah yang akan digunakan untuk memenuhi syarat penggunanya yang dibatasi minimal berusia tiga belas tahun

Exit mobile version