Site icon nuga.co

Israel Berang, “Iron Dome”nya Dicuri Cina

Israel berang dan uring-uringan dengan China akibat di curinya cetak biru sistem pertahanan Iron Dome milik mereka oleh para peretas China. “Cyber Engineering Services atau CES, Rabu, 30 Juli 2014, mengungkapkan, dokumen dan data terkait sistem pertahanan udara Israel ini dicurli dari tiga perusahaan pertahanan Israel selama dua puluh dua bulan terakhir.

CES, sebuah situs yang mengkhususkan pemberitaannya tentang tekhnologi pertahanan, mengatakan, peretasan itu dilakukan kelompok peretas yang menamakan diri mereka “Comment Crew” yang diduga kuat disokong pemerintah China.

Peretasan itu terjadi antara Oktober 2011 hingga Agustus 2012, namun baru kini disampaikan ke publik.

Para peretas itu dikabarkan mengincar Elisra Group, Israel Aerospace Industries dan Rafael Advanced Defense Systems.

CES berhasil menyadap infrastruktur komunikasi rahasia yang dirancang para peretas dan menememukan sejumlah besar data yang dimiliki ketiga perusahaan besar itu sudah berhasil ditembus. “Dan nampaknya sistem pertahanan udara Iron Dome yang mereka incar,” kata Direktur Eksekutif CES, Joseph Drissel.

Sistem pertahanan udara Iron Dome yang berharga satu miliar dolar AS atau lebih dari Rp 12 triliun itu, bertugas mencegat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza dan pembiayaannya disubsidi AS.

Awal tahun ini, pemerintah AS mendakwa lima anggota tim peretas Comment Crew terkait keterlibatan mereka dalam upaya spionasi siber selama tujuh tahun terhadap lebih dari 100 perusahaan besar AS.

Iron Dome merupakan sebuah sistem pertahanan udara bergerak yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek dan artileri dengan rudal pencegat. Sitem itu diciptakan sebagai sebuah tindakan defensif terhadap ancaman roket bagi penduduk sipil Israel. Sistem tersebut dibuat dengan bantuan Amerika Serikat.

Iron Dome dinyatakan berfungsi dan mulai dikerahkan pada Maret 2011. Pada bulan berikutnya Iron Dome bisa mencegat roket Grad, untuk pertama kalinya, yang diluncurkan dari Gaza.

Teknologi pelacakan sistem itu dapat mengikuti lintasan roket yang masuk ke wilayah Israel dan menentukan apakah senjata itu akan menghantam lokasi penduduk sipil atau mendarat tanpa menimbulkan bencana di lahan terbuka atau laut.

Nama Iron Dome membangkitkan citra sebuah gelembung protektif di atas kota. Dalam praktiknya, sistem itu menyasar roket-roket yang datang dan menembakkan sebuah pencegat rudal demi menghancurkan roket-roket itu di udara.

Setiap perangkat peluncur punya sebuah radar pengendali tembak untuk mengidentifikasi target. Sistem itu juga memiliki peluncur rudal portabel. Iron Dome mudah diangkut, serta hanya butuh beberapa jam untuk proses pemindahan dan pemasangan.

Menurut kelompok analisis keamanan IHS Jane’s pada tahun 2012, rudal Iron Dome sangat bisa bermanuver. Panjangnya hampir sepuluh meter, diameter sekitar 15 cm, dengan berat sembilan puluh kilogram. Hulu ledaknya diyakini membawa sebelas kilogram bahan berdaya ledak tinggi. Jangkauannya mulai dari empat kilometer sampai tujuh puluh kilometer.

Iron Dome dapat menghadapi banyak ancaman secara bersamaan, dalam segala kondisi cuaca. Israel memuji terobosan teknologi dan sistem radarnya.

“Radar mendeteksi peluncuran roket dan memberi informasi mengenai jalurnya ke pusat kontrol, yang menghitung titik prediksi dampak,” kata militer Israel. “Jika memungkinkan pencegatan, sebuah rudal ditembakkan untuk mencegat roket itu. Bahan peledak dari pencegat rudal itu meledak di dekat roket, di tempat yang diperkirakan tidak akan menyebabkan korban.”

Israel mulai mengembangkan sistem yang berbasis darat tahun tujuh tahun lalu. Setelah serangkaian uji coba terbang, pengerahan pertama sistem persenjataan itu terjadi di Israel selatan tahun 2011. Angkatan Udara Israel melaporkan tingkat keberhasilan intersepsi tujuh puluh persen pada 2011, kata IHS Jane’s.

“Ini merupakan sebuah program yang sangat penting dalam hal memberikan keamanan dan keselamatan bagi keluarga Israel,” kata Presiden Obama tentang Iron Dome. “Ini merupakan program yang telah diuji coba dan telah mencegah serangan rudal di dalam Israel.”

Setiap perangkat peluncur Iron Dome berbiaya 50 juta dollar AS, kata IHS Jane’s. Sementara itu, biaya satu rudal setidaknya 62.000 dollar AS, menurut sejumlah pejabat Israel.

Berdasarkan laporan The Jerusalem Post, sejumlah negara lain telah menyatakan minatnya untuk membeli sistem itu, termasuk AS, Korea Selatan, dan beberapa negara NATO di Eropa.

Exit mobile version