Site icon nuga.co

Agresifitas Instagram Hadirkan Fitur Baru

Bukan Instagram namanya jika tak agresif menguji fitur terbaru.

Belum lama ini, media sosial berbagi foto dan video yang baru saja ditinggalkan pendirinya itu, dikabarkan tengah menguji fitur anyar yang bisa menge-track rekam jejak riwayat lokasi penggunanya.

Fitur ini konon akan bernama Location History.

Dengan demikian, fitur ini memungkinkan Facebook–selaku induk usaha Instagram–untuk melacak lokasi pengguna dalam kondisi aktif atau pun tidak.

Bisa dikatakan, cara kerja fitur tersebut mirip dengan fitur Location History yang ada Google Maps dan Foursquare.

Namun, beberapa pengguna justru menganggap fitur ini kelak akan menggangu privasi mereka.

Sebagaimana dilansir Gadgets Now, keberadaan fitur ini terungkap seorang peneliti aplikasi bernama Jane Manchun Wong. Jane memang dikenal kerap membocorkan beberapa fitur yang tengah diuji Instagram.

Lewat aku Twitternya @wongmjane, dirinya membenarkan Instagram akan menguji fitur baru yakni Location History.

Ia mengungkap, fitur ini akan dilakukan Facebook secara bertahap.

Hingga berita ini tayang, Instagram belum bisa memastikan apakah fitur tersebut akan diluncurkan dalam waktu dekat atau tidak.

Hashtag atau tagar adalah salah satu instrumen vital di Instagram. Tanpa hashtag, mungkin posting foto atau video pengguna tak akan bisa dilihat pengguna lain dengan mudah.

Yang jadi masalah, hashtag seringkali dianggap ‘merusak’ caption posting pengguna di Instagram.

Apalagi, banyaknya hashtag yang bertengger di kolom caption dinilai terlalu panjang dan bertele-tele.

Memasang hashtag pun menjadi tugas berat bagi pengguna, karena mereka harus menulis kalimat satu-satu secara manual.

Melihat komplain tersebut, Instagram memutuskan untuk menguji coba fitur di mana pengguna nanti bisa menyembunyikan hashtag di kolom caption.

Dilansir Ubergizmo, keberadaan fitur ini diketahui dari seorang peneliti aplikasi bernama Jane Manchun Wong.

Lewat akun Twitter-nya @wongmjane, ia juga mengunggah cara kerja fitur tersebut lewat sebuah foto.

Jika memang benar fitur ini akan digulirkan, tentu bakal sangat membantu pengguna Instagram untuk memasang hashtag.

Tak cuma itu, Wong juga mengungkap kalau Instagram kini tengah menguji fitur baru bernama Geofencing.

Lewat fitur ini, pengguna kelak bakal bisa memperlihatkan posting di negara yang mereka inginkan.

Daya tarik Instagram diprediksi akan konsisten terus meningkat di ranah aplikasi.

Untuk diketahui, Instagram telah diakuisi Facebook pada enam tahun lalu

Saat itu, penggunanya masih berada di angka lima puluh juta orang.

Sekarang, apabila Instagram adalah perusahaan yang berdiri sendiri, mereka ditaksir memiliki nilai sebesar seratus miliar dolar, demikian laporan Bloomberg

Jumlah tersebut sangat fantastis mengingat pada enam tahun  lalu Facebook hanya menggelontorkan uang sebanyak satu miliar dollar atau sekitar empat belas triliun  rupiah untuk membeli Instagram.

Instagram sendiri baru saja meraih pengguna aktif sebanyak satu miliar, angka jumlah pengguna mereka diproyeksi bertambah menjadi dua miliar dalam lima tahun ke depan.

Salah satu faktornya adalah platform tersebut populer di kalangan anak-anak muda, bahkan pamornya melebihi Facebook yang perkembangan penggunanya lebih lamban dan stagnan.

Kehadiran banyaknya anak-anak muda di Instagram juga menjadikannya daya magnet tersendiri bagi para pengiklan.

Exit mobile version